Dirjen IDP Kemlu Ungkap Kisah Seru Perempuan di Dunia Diplomasi

Perempuan ternyata punya potensi besar untuk jadi diplomat

Jakarta, IDN Times - Peran perempuan memang mengalami perkembangan yang cukup besar. Pergeseran perspektif masyarakat terhadap isu gender pun mempengaruhi peran perempuan dalam dunia karier. Misalnya sebagai diplomat, saat ini banyak perempuan yang mulai mengisi posisi ini.

Dalam program Real Talk with Uni Lubis by IDN Times pada Senin (22/04/2024) di Studio IDN Media HQ, Siti Nugraha Mauludiah yang merupakan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI mengungkapkan kisah seru perempuan sebagai diplomat. Mauludiah juga menyebutkan bahwa ternyata perempuan punya potensi besar untuk berkarier sebagai diplomat.

1. Benefit dari gender equality sebenarnya bukan hanya untuk perempuan saja

Dirjen IDP Kemlu Ungkap Kisah Seru Perempuan di Dunia DiplomasiSiti Nugraha Mauludiah, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, di program Real Talk with Uni Lubis pada Senin (22/04/2024) di Studio IDN Media HQ (youtube.com/IDN Times)

Ketika berbicara tentang kesetaraan gender, banyak orang yang masih berpikir bahwa keuntungannya hanya untuk perempuan saja. Gak heran jika banyak juga yang menganggap jika kesetaraan gender dilakukan untuk 'kemenangan' perempuan. Padahal, gender equality ditujukan untuk kedua belah pihak, perempuan dan laki-laki.

"Seringnya dianggap yang concern terhadap gender itu supaya ingin memang dan ingin diberi kemudahan. Padahal, kita bicara gender issue bukan women issue, jadi benefitnya untuk kedua belah pihak. Gender responsive analysis itu sebenarnya menguntungkan laki-laki dan perempuan." jelas Mauludiah.

2. Perempuan punya potensi besar untuk berkarier sebagai diplomat

Dirjen IDP Kemlu Ungkap Kisah Seru Perempuan di Dunia DiplomasiSiti Nugraha Mauludiah, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, di program Real Talk with Uni Lubis pada Senin (22/04/2024) di Studio IDN Media HQ (youtube.com/IDN Times)

Menurut Mauludiah, perempuan itu punya potensi yang besar untuk bekerja sebagai diplomat. Karena perempuan punya skill multitasking yang sangat baik. Hal itu ternyata menjadi skill yang penting sebagai diplomat.

"Perempuan itu kan multitasking. Perempuan itu semua aspek diperhatikan, misalnya seorang ibu, bukan hanya mikirin masak, tapi juga mikirin baju sekolah anak, dan sebagainya. Kapasitas itu yang membuat bu Retno (Menlu) dapat diterima oleh semua orang. Pertama, dia mampu mendengarkan, terbiasa mendengarkan juga mendengarkan keluhan anak-anak. Terus juga finding solution (mencari solusi)," lanjut Mauludiah.

Menurutnya, seorang perempuan/ibu itu punya tugas untuk membahagiakan orang-orang di rumah. Karakter itulah yang menjadi advantage dalam dunia diplomasi. Bukan hanya multitasking, tapi juga detail dan mampu 'mendengarkan'.

3. Perempuan juga punya kemampuan problem solving yang lebih komprehensif

Dirjen IDP Kemlu Ungkap Kisah Seru Perempuan di Dunia DiplomasiSiti Nugraha Mauludiah, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, di program Real Talk with Uni Lubis pada Senin (22/04/2024) di Studio IDN Media HQ (youtube.com/IDN Times)

Selain multitasking, perempuan pun punya skill problem solving yang cukup baik. Pasalnya, perempuan mampu memandang sesuatu dari banyak sudut pandang. Sehingga memungkinkan untuk menghasilkan keputusan yang lebih detail dan tepat.

"Jadi kalau saya lihat, kalau jadi ibu itu, di kantor diekspektasikan untuk perform, tapi di rumah masih ada yang harus di-handle. Itu yang menjadi nilai tambah dalam dunia diplomasi, terbiasa melihat masalah dari semua sisi, jadi penyelesaiannya pun bisa lebih komprehensif," kata Mauludiah.

Baca Juga: Amanda Simandjuntak Berdayakan Women in STEM lewat Markoding

4. Di Kemenlu, sudah banyak kebijakan yang melibatkan dan memudahkan perempuan

Dirjen IDP Kemlu Ungkap Kisah Seru Perempuan di Dunia DiplomasiSiti Nugraha Mauludiah, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, di program Real Talk with Uni Lubis pada Senin (22/04/2024) di Studio IDN Media HQ (youtube.com/IDN Times)

Mauludiah mengungkapkan beberapa affirmative action dari segi policy yang memudahkan perempuan. Misalnya, ketika ada pasangan diplomat yang menikah. Dulu, biasanya harus memilih antara suami atau istri yang harus penempatan. Kebanyakan, perempuan biasanya harus mengalah dan menjadi dharma wanita. Sekarang, sudah ada kesempatan dua-duanya boleh memilih (ikut penempatan atau tidak) meskipun belum bisa di satu pos.

"Ada juga program Kemlu Sisterhood, pertemuannya setiap 2 bulan sekali. Ini diciptakan supaya diplomat-diplomat perempuan yang masih muda merasa not alone, kita terus kasih support. Kita juga akan membicarakan hal-hal yang jadi concern, lalu kita angkat supaya bisa dijadikan policy," ujar Mauludiah.

5. Apa yang harus dipersiapkan milenial dan gen Z untuk berkarier sebagai diplomat?

Dirjen IDP Kemlu Ungkap Kisah Seru Perempuan di Dunia DiplomasiSiti Nugraha Mauludiah, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, di program Real Talk with Uni Lubis pada Senin (22/04/2024) di Studio IDN Media HQ (youtube.com/IDN Times)

Mauludiah memberikan beberapa tips bagi para generasi milenial dan gen Z yang ingin menjadi diplomat. Pertama, untuk generasi muda yang akan mencoba masuk ke dunia diplomasi,

"Sebaiknya, di dunia perkuliahan jangan hanya belajar. Tapi aktif juga di ekstrakurikuler apa pun. Lalu, make sure juga aktifnya bukan hanya sebagai anggota, tapi jadi ketua atau posisi serupa, karena itu sangat bermanfaat untuk menangani pekerjaan," tutur Mauludiah.

Sedangkan jika sudah masuk ke Kemlu, Mauludiah memberikan saran untuk jangan hitungan dengan waktu. Ia menyebutkan, finish the work first. Lalu, ia juga menyampaikan, tetaplah berkomitmen atas apa pun yang dikerjakan dan try to do our best.

Apa yang disampaikan Dirjen IDP Kemenlu Mauludiah bisa menjadi insight baru untuk kita. Saat ini, sudah banyak juga peluang karier untuk perempuan, termasuk sebagai diplomat. Jangan lupa tetap gaungkan isu kesetaraan gender untuk menciptakan dunia yang lebih ramah, baik untuk perempuan maupun laki-laki.

Baca Juga: Kisah Fathia Fairuza Bangun Shape Your Life untuk Pendidikan Indonesia

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya