Aksi Boikot Produk bikin Merek Fashion Lokal Jadi Pilihan Teratas

Hasil survei tunjukan perubahan perilaku konsumen

Dalam 3 bulan terakhir, konflik antara Palestina dan Israel kian memburuk dan menyebabkan semakin bertambahnya korban jiwa. Hal tersebut jadi latar belakang dilakukannya boikot pada produk-produk dari perusahaan yang dicurigai mendukung atau berafiliasi dengan genosida yang dilakukan Israel.

Menanggapi isu tersebut, Jakpat melakukan survei untuk mengetahui perubahan perilaku konsumen setelah gerakan boikot ini semakin berkembang. Dalam survei yang melibatkan 1285 responden ini, menjelaskan produk alternatif apa saja yang dijadikan pilihan masyarakat, serta kemungkinan penggunaan atau konsumsi kembali pada merek fast food, food & beverage, serta merek fashion dan personal care yang diboikot.

Di bawah ini adalah hasil survei serta pilihan alternatif produk yang banyak dipilih oleh berbagai kalangan, mulai dari Gen Z, Milenial, serta Gen X. Yuk, simak informasinya!

1. Laporan hasil survei

Aksi Boikot Produk bikin Merek Fashion Lokal Jadi Pilihan Teratasilustrasi melakukan survei (pexel.com/Lukas)

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Jakpat, diketahui bahwa mayoritas responden sudah tahu dan mengikuti informasi mengenai isu boikot ini. Gak berhenti sampai di sana, mereka juga turut mendukung gerakan ini dengan gak membeli atau menggunakan lagi produk yang diboikot.

Survei menunjukan, Gen Z ada di posisi teratas yang paling mendukung aksi ini (73 persen). Selain itu, aksi boikot juga lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang berada pada status ekonomi menengah (70 persen).

Untuk responden yang gak melakukan aksi boikot, mereka berpendapat bahwa mendoakan dan berdonasi jadi cara lain yang dilakukan untuk mendukung Palestina. Donasi ini dilakukan juga oleh tiap generasi, khususnya Gen X (46 persen) dan orang-orang yang berada dalam situasi ekonomi rendah (55 persen).

“Dukungan terhadap aksi boikot terhadap produk yang berafiliasi dengan Israel dan turut serta berdonasi menjadi bagian upaya dari masyarakat untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan menekankan pentingnya perdamaian dan keadilan,” jelas Research Lead Jakpat, Septiana Widi Sugiastuti.

Baca Juga: 5 Produk Makeup yang Dapat Dipakai Menggunakan Beauty Blender

2. Tantangan dan kesulitan dalam melakukan aksi boikot

Aksi Boikot Produk bikin Merek Fashion Lokal Jadi Pilihan Teratasilustrasi perempuan belanja (unsplash.com/Viki Mohamad)

Meskipun tampak sederhana, namun nyatanya melakukan aksi ini juga punya tantangan dan kesulitannya tersendiri, terutama pada produk-produk yang sudah dimiliki (44 persen). Selain itu, adanya diskon yang ditawarkan juga turut jadi tantangan lain (39 persen), lalu gak punya pilihan produk alternatif lain (36 persen) juga jadi alasannya.

Aksi boikot ini diharapkan bisa jadi teguran keras agar perusahaan-perusahaan dan brand tersebut berhenti mendukung aksi genosida Israel (75 persen). Selain itu, cara ini juga menumbuhkan harapan agar produk lokal atau UMKM yang mendukung Palestina bisa semakin berkembang.

Septiana menjelaskan, "Hal tersebut dapat menjadi peluang besar bagi para pengusaha lokal & UMKM untuk menyediakan produk-produk substitusi dengan harga dan kualitas yang sesuai dengan preferensi konsumen".

3. Produk alternatif di setiap kategori

Aksi Boikot Produk bikin Merek Fashion Lokal Jadi Pilihan Teratasilustrasi membeli baju (unsplash.com/charlesdeluvio)

Dalam survei ini juga menyoroti pilihan produk-produk alternatif yang bisa dipilih pada setiap kategori. Pertama, untuk produk fast food, Richeese Factory jadi pilihan teratas Gen Z (22 persen), Sabana Fried Chicken jadi pilihan teratas Milenial (16 persen), lalu Hokben banyak dipilih oleh Gen X (16 persen).

Selanjutnya dalam produk fashion, brand lokal jadi alternatif yang bisa gantikan produk yang diboikot. Di antaranya, EIGER (43 persen) dan ERIGO (43 persen) yang tempati posisi pertama, dilanjutkan UNIQLO (37 persen), 3SECOND (33 persen), dan BERRYBENKA (16 persen).

Dari dua brand lokal ERIGO dan EIGER, Gen X dan Milenial memilih brand EIGER untuk asupan produk fashion-nya. Sedangkan, Gen Z lebih banyak memilih brand ERIGO sebagai merek fashion alternatifnya.

Mayoritas responden, khususnya Milenial mengaku bahwa mereka gak berencana untuk kembali menggunakan atau mengonsumsi produk-produk yang sudah diboikot. Meskipun begitu, sebagian lainnya menyatakan bahwa jika perusahaan tersebut gak lagi mendukung Israel, mereka akan mempertimbangkan untuk menggunakan dan mengonsumsi kembali produk-produk itu.

Itu dia penjelasan singkat mengenai hasil survei dari Jakpat mengenai perubahan perilaku konsumen terhadap isu boikot. Untuk informasi lebih lengkap mengenai ragam pilihan produk alternatif dari hasil survei tersebut bisa kamu akses di https://blog.jakpat.net/consumer-behavior-following-boycott-issue/.

Baca Juga: 5 Cara Menyembunyikan Kemerahan di Wajah Pakai Produk Makeup

Nurkorida Aeni Photo Verified Writer Nurkorida Aeni

Hai

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya