9 Rekomendasi Kain Gamis dan Jilbab Terbaik, Pernah Pakai yang Mana?

Belakangan ini gamis berbahan katun toyobo sedang banyak digemari. Jenis kain dari keluarga katun ini punya karakter yang adem, nyaman di kulit dan daya serap keringatnya cukup baik.

Jika dibandingkan dengan katun biasa, toyobo lebih halus dan licin. Serat kainnya rapat dengan tekstur yang lebih lembut dari katun biasa. Cocok banget dijadikan bahan gamis atau jilbab untuk momen Idulfitri.

Katun toyobo yang tersebar di pasaran terbagi menjadi dua jenis, toyobo original dan toyobo fodu. Untuk jenis fodu, karakteristik kainnya hampir sama namun sedikit terlihat mengilap dari kejauhan.

Jenis katun yang satu ini sempat populer sebagai bahan jilbab segi empat. Sekilas hampir mirip dengan toyobo, hanya sedikit lebih kaku. Sifat kelenturan kain ini membuatnya nampak tegak pada lipatan jilbab.

Kualitas katun ima setingkat lebih rendah dari toyobo. Serat kainnya masih nampak jika dilihat dari dekat. Ada beberapa jenis katun ima di pasaran yaitu ima premium, ima royal premium, ima polos dan ima slub.

Katun ima jenis slub punya karakteristik paling beda. Di permukaannya terlihat motif serat kain yang saling silang, namun tetap terasa lembut di kulit.

Balotelli juga termasuk daftar kain favorit untuk pembuatan gamis. Karakterisitik kainnya halus dan lemas, memberi kesan ‘jatuh’ di badan saat dipakai.

Kain balotelli punya motif khas pada serat kainnya yaitu bentuk kotak-kotak kecil yang tersusun teratur. Motif ini memberi kesan matte dari kejauhan, gamis yang kamu pakai jadi terlihat elegan.

Kain balotelli juga tersedia dalam beberapa tingkatan kualitas. Ada balotelli ar-raihan atau grade A+ dengan kualitas premium, disusul balotelli grade A, serta balotelli grade B dengan tingkat kelembutan paling rendah.

Dari keluarga kain crepe ada salah satu jenisnya yang populer dijadikan bahan gamis dan jilbab. Wollycrepe punya tekstur lebih halus dan lembut ketimbang kain crepe biasa. seratnya juga rapat sehingga gak menerawang.

Keunggulan lain bahan wollycrepe adalah serat lembutnya yang terasa dingin di kulit dan mampu menyerap keringat. Untuk beberapa warna terang, biasanya gamis berbahan wollycrepe dilapisi furing di dalamnya.

Kesan ‘jatuh’ yang ditampilkan kain wollycrepe juga menarik untuk membuat layered dress, aksen outer pada gamis, atau jilbab berlapis.

Meski terbuat dari bahan polyester, kain wolfis tetap memberikan kesan dingin dan nyaman di kulit. Daya serapnya pun cukup baik, cocok untuk digunakan di hari yang padat seperti momen silaturahmi saat Idulfitri.

Jika dilihat sekilas, gamis berbahan wolfis sangat mirip dengan balotelli. Namun setelah diamati dari dekat, tekstur wolfis lebih lembut dan lemas tanpa motif khas di bagian permukaannya.

Wolfis sangat digemari produsen gamis dan jilbab karena punya kualitas cukup baik dengan harga sangat terjangkau. Serat lembut dan halusnya pun menjadi daya tarik tersendiri di mata konsumen.

Tertarik memakai gamis dengan kesan mengilap dan berkilau? Pilihlah gamis berbahan kain maxmara. Sekilas nampak seperti kain satin, tapi lebih bertekstur dan ringan.

Kesan di kulit pun lebih dingin dan nyaman dibanding satin. Daya serapnya cukup baik dan gak mudah kusut. Gamis berbahan maxmara cocok untuk acara-acara formal. Kesan elegan nan mewahnya bikin tampilanmu lebih anggun.

Kembali ke keluarga kain crepe, jenis diamond crepe juga banyak digunakan sebagai bahan gamis dan jilbab. Ciri khas kain ini adalah tekstur menyerupai kulit jeruk yang agak berkilau. Karakter kain sangat ringan dan memberi kesan jatuh seperti crepe pada umumnya.

Diamond crepe terbilang tipis dan menerawang dari kejauhan. Biasanya dijadikan aksen ruffle atau layer pada bagian luar gamis. Di dalamnya dilapisi furing yang lebih tebal dan gak menerawang.

Jilbab atau pasmina berbahan diamond crepe sangat mudah divariasikan menjadi berbagai gaya. Tantangannya adalah tekstur licin diamond crepe yang membutuhkan lebih banyak jarum sebagai pengait.

Kain ceruti gak kalah populer dijadikan bahan baku gamis dan jilbab. Jenis kain ini juga berasal dari keluarga crepe, berkarakter ringan dan memberi kesan jatuh ke tubuh saat dipakai.

Ceruti adalah jenis crepe yang paling tipis dan menerawang. Sama seperti diamond crepe, ceruti lebih banyak digunakan sebagai lapisan terluar gamis dengan furing tebal di dalamnya.

Jika dijadikan bahan jilbab atau pasmina, ceruti memberikan kesan lebih bervolume pada bagian lengkungan atas dahi. Sifat kainnya yang ringan dan lembut jadi lebih mudah diatur serta dimodifikasi.

Dari kedelapan jenis kain di atas, mana yang paling sesuai dengan kebutuhanmu? Pastikan lebih jeli saat membeli ya, biar gak menyesal begitu barang sampai di tangan.

Kain satin dikenal karena teksturnya yang halus dan terlihat mengilap saat dikenakan layaknya kain sutra. Oleh karena itu, kain ini sering jadi opsi untuk tampilan formal.

Kain satin dan kain sutra memang hampir mirip jika dilihat, namun tidak sepenuhnya sama. Kain satin dibuat dengan serat polyester, sedangkan kain sutra terbuat dari serat alami dari ulat sutra yang diproduksi dengan tradisional.