Retinol Vs. Retinoid: Perbedaan dan Cara Penggunaannya

Retinol dan retinoid merupakan kandungan dalam skincare yang kerap kali dianggap sama, padahal ada beberapa perbedaan di dalamnya. Secara sederhana, kedua bahan tersebut saling terkait, namun berbeda.
Retinol dan retinoid juga bisa dianalogikan sebagai sepupu. Ingin tahu lebih jauh mengenai keduanya? Yuk, simak penjelasan menurut para ahli di bawah!
1. Apa itu retinoid?

Retinoid merupakan turunan dari vitamin A yang diubah menjadi asam retinoat yang mampu mengatasi permasalahan kulit seperti garis halus, pigmentasi, hingga jerawat dan psoriasis. Karyn Grossman, seorang dokter kulit bersertifikat, dikutip Healthline, menjelaskan, retinoid dapat membantu meningkatkan pembelahan sel di permukaan kulit yang membantu menebalkan lapisan atas kulit.
Kandungan ini dinilai efektif untuk membuka pori-pori yang tersumbat, menghilangkan bakteri penyebab jerawat, serta mengurangi peradangan dan kerontokan yang terkait dengan psoriasis. Retinoid dengan kandungan yang lebih kuat bisa kamu dapatkan dengan resep dokter.
2. Apa itu retinol?

Seorang dokter kulit, Emmanuel Loucas, dilansir Healthline, mengungkapkan bahwa retinol adalah subtipe dari retinoid. Cara kerjanya sama seperti retinoid, tetapi dengan kandungan asam retinoat yang lebih rendah.
"Cara sederhana untuk memikirkan perbedaan antara keduanya; semakin sedikit langkah yang diperlukan produk ini untuk terurai menjadi asam retinoat, semakin kuat produk tersebut. Retinol diformulasikan dalam bentuk ester, yang berarti mereka perlu didegradasi menjadi asam retinoat setelah dioleskan ke kulit," kata Dr. Loucas.
Meskipun begitu, retinol tetap bisa mengatasi masalah kerutan halus, jerawat ringan, serta hiperpigmentasi. Hanya saja, waktu yang dibutuhkan mungkin akan lebih lama jika dibandingkan retinoid. Namun, keunggulannya kandungan ini cenderung punya efek samping yang lebih rendah dan kamu gak perlu resep dokter untuk membelinya.
3. Apa perbedaannya?

Secara umum, retinoid digunakan sebagai istilah umum untuk retinol yang dijual secara bebas, sedangkan 'retinoid' untuk bahan yang diresepkan oleh dokter. Selain itu, perbedaanya juga terletak pada kekuatan yang terkandung didalamnya.
"Retinol mengandung konsentrasi bahan asam retinoat aktif yang lebih rendah. Retinoid resep memiliki konsentrasi bahan aktif yang jauh lebih tinggi. Produk retinol yang dijual bebas kurang intens dan bekerja lebih bertahap jika dibandingkan produk resep dokter," kata Melissa Kanchanapoomi Levin, dikutip Byrdie.
4. Mana yang harus dipilih, retinol atau retinoid?

Levin menyebutkan, hampir semua jenis kulit bisa menggunakan retinol atau retinoid. Namun dengan catatan, pilihlah produk yang sesuai misalnya yang lembut dan gak menyebabkan iritasi. Untuk pemula, kamu bisa mulai dengan gel, serum, atau lotion retinol yang dijual bebas tanpa resep dokter.
"Jika kamu punya kulit yang lebih sensitif atau kering, saya sarankan memulai dengan retinol atau gel differin yang dijual bebas, yang lebih dapat ditoleransi dibandingkan retinoid resep lainnya. Jika kamu memiliki kulit berminyak atau pernah mencoba retinoid sebelumnya, maka retinoid dengan kekuatan resep dapat ditoleransi,” ungkap Dr. Levin.
Jika kamu memulainya dengan retinol, tentunya dibutuhkan kesabaran karena efeknya akan muncul setelah 6 bulan pemakaian. Tetapi, jika kamu ingin perbaikan lebih cepat terhadap kondisi jerawat parah, retinoid dengan resep dokter mungkin akan lebih cepat dan ampuh. Semuanya, tergantung pada kondisi kulitmu apakah ia mampu langsung mentoleransi retinoid yang lebih kuat atau retinol yang lebih ringan.
5. Kapan harus menggunakannya?

Langkah penggunaan retinoid tiap orang mungkin akan berbeda-beda, sesuai dengan rutinitas perawatan kulitnya masing-masing. Kamu bisa gunakan retinoid pada malam hari jika pilih konsentrasi lebih tinggi. Namun, Loretta Ciraldo, dokter kulit, dikutip Byrdie, mengatakan, untuk retinol dengan konsentrasi rendah atau retinoat ester, bisa digunakan di siang hari jika kamu rutin mengaplikasikan SPF di pagi hari.
Terkait penggunaan tepatnya, kamu perlu tahu dulu formulasinya. Jika pakai serum retinoid, gunakan di bawah pelembap. Sedangkan, untuk krim dengan resep seperti tretinoin, oleskan 20 menit setelah mencuci muka sebelum mengaplikasikan produk lain guna meminimalisir terjadinya iritasi.
6. Jangan gabungkan dengan produk skincare yang punya bahan ini!

Selain langkah penggunaanya, poin ini juga jadi hal penting yang gak boleh sampai salah. Sebab, ada beberapa bahan skincare yang membuat retinoid jadi kurang efektif dan malah bisa mengiritasi.
Dr. Levin menjelaskan, benzoil peroksida dan asam alfa-hidroksi dapat menonaktifkan retinoid tertentu, seperti tretinoin. Kemudian, berhati-hati juga dengan produk pelapis, kamu bisa diskusikan rutinitas ini dengan dokter kulitmu.
“Saya sangat menyarankan membaca label bahan dan menghindari penggunaan produk yang mengandung etil alkohol atau witch hazel, yang keduanya menyebabkan kemerahan dan iritasi serta akan membesar-besarkan respons retinoid tersebut,” tambah Ciraldo.
Itu dia penjelasan mengenai retinol Vs. retinoid yang perlu kamu ketahui. Secara umum, kedua bahan ini adalah turunan dari vitamin A yang punya manfaat baik untuk atasi beberapa masalah kulit. Perbedaanya hanya terletak pada kekuatannya.