Fenomena perisakan atau bullying memang bukan perkara aneh bin asing di tengah masyarakat kita. Pelaku maupun korban ada di segala usia dan gender. Mulai dari usia yang terbilang dini (Sekolah Dasar), remaja (SMP dan SMA) hingga dewasa (anak kampus dan sudah bekerja). Fenomena ini semakin marak lewat dunia maya terutama media sosial. Sebab, orang-orang semakin mudah eksis sekaligus berkomentar. Tentu saja, kontennya pun beragam, antara positif dan negatif.
Namun, tidak bisa dipungkiri, kaum perempuan di usia remaja dan dewasa sangat rentan menjadi korban di situasi seperti ini. Cewek adalah makhluk yang sangat senang dipuji dari sisi personalitas maupun fisik. Itu sebabnya, eksistensi yang tak mampu ditunjukkan di dunia nyata akan dilampiaskan ke dunia maya, lewat foto maupun video. Di usia remaja, mereka juga tidak akan lepas dari krisis pencarian jati diri. Mencari tahu siapa diri mereka dan untuk apa mereka hidup.
Efek dari kondisi di atas, body shaming pun bermunculan dari para oknum yang tidak bertanggungjawab. Body shaming adalah istilah yang mewakili komentar negatif terhadap bentuk fisik seseorang dari ujung rambut hingga ujung kaki. Komentar negatif tentu berpengaruh buruk terhadap perasaan orang yang dikomentari. Mereka bisa emosi, marah, menangis, shock, kehilangan rasa percaya diri hingga bunuh diri.
Jika kamu adalah satu di antara korban body shaming, bagaimana caranya agar tetap kuat menghadapinya? Yuk, simak!