Aldi Taher resmi melepas status duda untuk yang kedua kalinya pada Sabtu (24/10/2020) di Palembang. Aldi meminang Salsabillih yang berbeda usia 16 tahun lebih muda darinya.
Tampil serasi dengan adat Palembang, yuk intip style dan makeup Salsabillih yang memesona! Seperti apa, ya?
Aldi dan Billih, sapaan akrab Salsabillih, mengenakan busana adat Palembang di hari bahagianya. Ada dua macam busana pengantin adat Palembang, yaitu Aesan Gede dan Aesan Paksangko.
Pasangan beda usia 16 tahun ini memilih Aesan Paksangko. Ciri khas busana pengantin adat Palembang terlihat di sana, paduan merah tua dan emas.
Busana pengantin adat Palembang melambangkan kebesaran dan keanggunan. Aesan Gede melambangkan kebesaran, sementara Aesan Paksangko sebagai simbol keanggunan.
Pengantin wanita dengan Aesan Gede mengenakan kain songket yang dililitkan di dada menyerupai kemben. Sementara pada Aesan Paksangko, seperti yang dikenakan istri Aldi Taher, atasannya berupa baju kurung berbahan beludru warna merah.
Motif pada baju kurungnya didominasi bintang emas. Aksesorinya gak beda jauh dengan Aesan Gede, hanya busananya terkesan lebih tertutup.
Mengimbangi busana adat dengan warna tajam, riasan wajah dengan konsep bold bikin pesona Billih makin terpancar. Bagian mata dibuat tegas, dengan penggunaan eye liner cukup tebal di kelopak atas, dan garis penuh di bagian bawah.
Warna lipstiknya seperti memadukan corak merah dengan sedikit sentuhan magenta. Kesannya jadi lebih cerah dan manis!
Setelah prosesi akad nikah, Aldi dan Billih berganti busana yang bercorak hijau tua. Tampilan yang kedua ini adalah busana adat Aesan Paksangko yang dimodifikasi dengan sentuhan modern.
Pada pengantin wanita, atasannya memadukan baju kurung dengan model gaun dengan aksen train. Motifnya bintang dan sulur warna emas di seluruh permukaannya, tetap menonjolkan nuansa tradisional adat Palembang.
Baju adat Palembang pada mulanya bercorak merah manggis dan keemasan. Semua aksesori mulai dari penutup dada, kalung, gelang bahu, hingga ikat pinggang pun berwarna emas. Dua warna tersebut merupakan hasil akulturasi budaya Melayu dan Tionghoa.
Seiring berjalannya waktu, modifikasi warna dan model mulai banyak dilakukan. Bisa dilihat pada busana pengantin warna hijau yang dikenakan Billih, gak banyak aksesori selain mahkota kepala dan ikat pinggang.
Kalau boleh memilih, kamu lebih suka busana tradisional sesuai versi asli atau yang sudah dimodifikasi? Buat yang berasal dari Palembang, semoga busana pengantin ala Aldi Taher dan Salsabillih di atas bisa menginspirasi, ya!