Syrius, It Dog: Kritik Lembut Komodifikasi Makhluk Hidup Lewat Fashion
- Narasi visual transformasi anjing menjadi simbol konsumsi
- Material, teknik, dan simbolisme sebagai media kritik
- Kritik terhadap fetisisasi dan standarisasi estetika
Jakarta, IDN Times - Dalam dunia mode kontemporer yang dipenuhi simbol status dan citra visual yang kuat, Mathilde Reneaux, salah satu Desainer asal Prancis, mempersembahkan koleksi yang bukan hanya menyentuh sisi estetika, tapi juga menyentil kesadaran sosial lewat gelaran JF3 Fashion Festival 2025 yang berlangsung pada Minggu (27/7/2025). Koleksi berjudul Syrius, it dog ini bukan sekadar lini busana, melainkan narasi visual yang menggugah tentang bagaimana masyarakat mengobjektifikasi makhluk hidup, khususnya anjing, menjadi simbol konsumsi dan gaya hidup.
Terinspirasi dari hubungan pribadi sang desainer dengan anjingnya, Syrius, koleksi ini berkembang menjadi kritik yang tajam namun halus terhadap tren komodifikasi. Dalam lima siluet dan satu lini aksesori, Reneaux menyajikan transformasi yang menyentuh, mulai dari hewan liar, sahabat manusia, hingga menjadi barang konsumsi yang penuh gaya namun kehilangan makna.
1. Narasi visual transformasi anjing menjadi simbol konsumsi

Koleksi Syrius, it dog menggambarkan transformasi progresif dari makhluk hidup menjadi sebuah objek simbolis. Dalam karya ini, Reneaux memvisualisasikan perjalanan anjing dari makhluk bebas menjadi teman, aksesori, citra, dan akhirnya hanya tinggal representasi karakteristik paling diinginkan.
Melalui pilihan material dan bentuk, ia menciptakan narasi visual yang kuat, seperti tas berbentuk tubuh anjing yang terdistorsi secara hiper-tipikal menjadi pernyataan tegas. Bentuk ini menggambarkan bagaimana pembiakan selektif dan estetika ekstrem sering kali mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan makhluk hidup.
2. Material, teknik, dan simbolisme sebagai media kritik

Karya-karya dalam koleksi ini dibuat sepenuhnya secara handmade menggunakan kulit, logam, dan bordir. Reneaux tidak hanya memilih bahan-bahan ini karena kualitas visualnya, tetapi karena maknanya yang dalam dalam sejarah produk mewah dan perhiasan.
Bordir, misalnya, tidak lagi hanya menjadi hiasan semata, melainkan menjadi gestur pemulihan dan bentuk kontemplasi. Dengan mengembalikan tangan dan waktu ke dalam proses penciptaan, ia mengajak penonton memperlambat dan kembali menghargai kehadiran makhluk hidup yang kini terancam menjadi sekadar “it-dog”.
3. Kritik terhadap fetisisasi dan standarisasi estetika

Dengan membentuk tas-tasnya menyerupai tubuh anjing hasil seleksi ekstrem, Reneaux menyinggung praktik fetisisasi terhadap hewan peliharaan di masyarakat modern. ‘It-bag’ dalam mode kini menjelma menjadi ‘it-dog’, status simbol yang diproduksi massal dengan bentuk yang sudah terstandarisasi untuk pasar.
Ironisnya, bentuk hiper-tipikal ini justru menunjukkan absurditas dari apa yang dianggap ideal. Reneaux seolah tidak segan menyoroti bagaimana masyarakat lebih mengutamakan tampilan visual daripada kesehatan dan martabat makhluk hidup.
4. Pendekatan personal dan sentuhan kerajinan tangan

Sebagai bentuk perlawanan terhadap produksi massal, koleksi ini sepenuhnya dikerjakan dengan tangan dan menolak homogenisasi. Setiap potongan dikerjakan secara unik, membawa ritme kreativitas yang personal.
Koleksi ini bahkan bisa menjadi pernyataan politik yang subtil dari Reneaux, dengan kembali ke kerajinan tangan, ia memperlihatkan bahwa setiap karya bisa menjadi refleksi akan empati, koneksi, dan penghormatan terhadap yang hidup, bukan sekadar objek konsumsi.
5. Sebuah koleksi kritis yang belum untuk dijual

Sayangnya, koleksi ini tidak tersedia secara komersial, setidaknya untuk saat ini. Reneaux memilih fokus pada penciptaan karya-karya berdasarkan pesanan yang mempertahankan keunikannya. Ia menolak arus besar industri mode yang mendikte produksi cepat dan kuantitas.
Dengan cara ini, ia ingin memastikan bahwa setiap karya yang keluar dari tangannya adalah bentuk kolaborasi dan ekspresi personal, bukan sekadar komoditas tanpa jiwa.
Melalui Syrius, it dog, Mathilde Reneaux berhasil membuktikan bahwa mode bisa menjadi media kritik yang reflektif dan puitis. Ia tidak hanya merancang busana, tetapi merancang kesadaran. Koleksi ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap citra dan aksesori, ada realitas yang patut dipertanyakan. Dan mode, bila diarahkan dengan visi dan empati, bisa menjadi suara yang kuat untuk perubahan.