Kisah Perjuangan Maya Stolastika Sebagai Petani Muda

#AkuPerempuan perjalanan kariernya inspiratif

Maya Stolastika adalah salah satu tokoh perempuan muda yang punya segudang prestasi dan berdedikasi di bidang sosial. Sumbangsihnya ia berikan lewat gerakan "Twelve's Organic" sebuah komunitas usaha pertanian organik yang dikelolanya di Mojokerto. IDN Times sempat mengobrol dengan Maya terkait perjuangan dan kendala yang ia hadapi, berikut ini adalah rangkuman wawancaranya. Disimak ya!

1. Ingin mengangkat peran perempuan di bidang pertanian

Kisah Perjuangan Maya Stolastika Sebagai Petani MudaMaya Stolastika Pemenang SATU Indonesia Awards 2019 menghadiri acara Press Conference di Menara ASTRA, Sudirman. 2 Maret. IDN Times/Tyas Hanina

Setiap harinya, Maya pergi ke kebun untuk mengurus tanaman dan mengajar para ibu petani di DesaTelaket, di Kec. Pacet, Kab. Mojokerto. Sejak tahun 2012, dirinya bergerak di komunitas usaha bernama "Twelve's Organic" yang fokus dalam mengangkat peran perempuan di sektor pertanian. "Dunia agrarian itu dikuasai laki-laki. Tapi sebenarnya, hingga hari ini yang mempertahankannya itu perempuan karena biasanya para laki-laki itu pergi merantau," tuturnya.

"Padahal peran perempuan itu diakui lho di internasional, terutama di pertanian organik yang penggeraknya adalah seorang perempuan," tambah Maya. Sampai saat ini, kegiatan komunitas tersebut sudah melingkupi dua desa.

2. Memegang teguh filosofi memberi kepada alam semesta

Kisah Perjuangan Maya Stolastika Sebagai Petani Mudasatu-indonesia.com

"Saat kita di Bali dan mencicipi sayuran organik rasa sayurannya tuh beda. Dari situ kita dijelasin tentang filosofi memberi. Jadi guru yoga saya selalu bilang ini tuh tentang universe alias alam semesta," tutur perempuan berusia 34 tahun ini.

Dari filosofi tersebut, Maya jadi tergerak untuk berkontribusi di bidang sosial. "Semesta ini kan ada untuk kebaikan hidup manusia, tanpa diminta mereka memberi. Maka hubungan kita dengannya (semesta) itu apa sih? Ya, memberi! Kita harus berlaku baik pada mereka," ujarnya.

3. Dalam menjalani profesi petani muda, Maya menghadapi banyak kendala

Kisah Perjuangan Maya Stolastika Sebagai Petani Mudafacebook.com/maya.boleng

Dalam menjalani profesinya tersebut, ada banyak kendala yang dirasakan oleh Maya. Dari mulai mengubah mindset orang-orang terkait profesi petani juga keterbatasan lahan di daerahnya. "Itu tantangan terberat sih, tapi mindset-nya kita ingin mengajak orang khususnya perempuan untuk bertani organik. Jadi kita mengikuti bahasa mereka, misal 'Ibu nanem ini nanti kita beli harganya akan tetap sama selama satu tahun ke depan'," tuturnya.

Perempuan lulusan Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya ini awalnya sempat diragukan oleh anggota keluarga dan orang terdekatnya sendiri. "Jadi waktu kita membentuk komunitas ini kita dianggap orang gila kali. Kita bisa lihat dari reaksi mereka bagaimana kita dianggap seperti orang tanpa masa depan. Bahkan Wita (partner Maya) dijadikan contoh jelek untuk ponakannya oleh tantenya sendiri," ujar Maya membagikan keluh kesahnya. Seiring berjalannya waktu, keraguan itu pun hilang terbayarkan oleh prestasi yang mereka tuai.

dm-player

Untuk menghadapi nyinyiran dari orang lain, Maya selalu berusaha menjaga penampilan mereka di hadapan tamu yang datang dan mengapresiasi ketika prestasinya muncul di media massa. "Jadi kalau kita ke mana-mana pergi ngomongin pertanian itu kita kaya gak dihargain. Sampai akhirnya mereka melihat sendiri apa yang kita lakukan, mereka ke kebun dan sadar bahwa perempuan ternyata mampu lho untuk melakukan itu," tuturnya. Wah, keren banget nih prinsip Maya, nyinyiran memang harus dibalas dengan karya!

Baca Juga: Kisah Tengku Alia Sandra, Perempuan Penting di Balik MRT Jakarta

4. Sempat merasa putus asa, tapi kemudian harapan itu datang kembali lewat ajang SATU Indonesia Awards

Kisah Perjuangan Maya Stolastika Sebagai Petani Mudafacebook.com/maya.boleng

"Titik terendah saya itu saat sempat gagal bikin pertanian organik. Sempat coba lagi dan berhasil, tapi kemudian berhenti dan harus mulai lagi," ujar Maya mengenang masa lalunya.

Masa yang berat itu dilewatinya dengan kesulitan ekonomi juga keterbatasan supply dan modal. "Saat itu saya bertanya pada Tuhan, kalau hal yang saya lakukan ini baik kenapa harus menghadapi hal seperti ini? Tapi ternyata justru di tahun 2015-2016 itu doanya dibalik sama Tuhan, mereka memberikan jalan baru sampai detik ini," pungkasnya sambil tersenyum.

Prestasi yang Maya torehkan lewat ajang SATU Indonesia Awards juga menjadi titik baliknya. Maya mengatakan, "Tuhan berkata just do it! Jadi, waktu itu memang di tahun 2018 akhir kita sempat memutuskan untuk gak bercerita panjang lebar kepada orang lain tentang perjuangan kita, eh ternyata justru bisa jadi inspirasi".

5. "Buat gebrakan luar biasa dan stay on track," pesan Maya untuk perempuan millenials

Kisah Perjuangan Maya Stolastika Sebagai Petani Mudafacebook.com/maya.boleng

"Pesan saya untuk perempuan di Indonesia, jangan pernah merasa terkendala dengan gender! Apa pun yang ingin dilakukan, lakukan saja walau pun bagi orang lain mustahil. Buat gebrakan yang luar biasa dan stay on track," tutur perempuan kelahiran Flores ini.

Menurut Maya, salah satu keunggulan dari sosok perempuan itu adalah kekuatan di dalam hatinya. Salah satu tokoh perempuan hebat yang baginya sangat inspiratif adalah ibundanya sendiri. "Walau pun saat memulai itu beliau sudah tidak ada, tapi saya selalu ingat dulu setiap beli sayur ibu selalu nyuruh untuk potong akarnya dan tanam di halaman belakang. Dari situ saya belajar untuk mencintai alam dan membuat kehidupan," tutur Maya sambil tersenyum simpul.

Itu dia rangkuman dari hasil obrolan IDN Times dengan Maya Stolastika. Semoga menginspirasi ya!

Baca Juga: Kisah Hana Madness, Seorang Pejuang dan Aktivis Kesehatan Mental

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya