COTTONINK & IntoArt Kolaborasi untuk Angkat Inklusivitas dalam Fashion

Fashion itu terbuka untuk semua orang!

Selama ini, fashion digambarkan sebagai sebuah hal yang eksklusif. Bukan sekadar penampilan yang menarik, tapi juga dikaitkan dengan tampilan fisik yang sempurna. Sayangnya, hal ini tak berlaku lagi. Setidaknya, dari kolaborasi COTTONINK dan INTOART berikut ini.

1. Kolaborasi ini bermula dari program British Council yang memiliki misi budaya dan kreatif dalam pemberdayaan disabilitas

COTTONINK & IntoArt Kolaborasi untuk Angkat Inklusivitas dalam FashionKameliha Harahap (paling kanan) jelaskan kolaborasi COTTONINK & IntoArt. 21 Oktober 2019. IDN Times/Febriyanti Revitasari

Sudah beberapa tahun belakangan, program seni untuk disabilitas selalu dijalankan oleh British Council Indonesia. Salah satunya adalah kolaborasi dengan beberapa desainer fashion yang menggandeng orang dengan disabilitas sebagai model. Hal ini sengaja dilakukan sebagai salah satu misinya dalam memberdayakan disabilitas.

"Selama beberapa tahun terakhir, selama kami menjalankan program seni disabilitas, kita banyak sekali bekerja sama dengan desainer yang ada dalam network Jakarta Fashion Week," tutur Cameliha Harahap, Head of Art & Creative Economy British Council Indonesia.

2. Sebagai pendiri COTTONINK, Ria Sarwono setuju jika kaum disabilitas pun berhak terlibat dalam dunia fashion

COTTONINK & IntoArt Kolaborasi untuk Angkat Inklusivitas dalam FashionRia Sarwono jelaskan kolaborasi COTTONINK & IntoArt. 21 Oktober 2019. IDN Times/Febriyanti Revitasari

Dalam video terkininya di Instagram, COTTONINK berkolaborasi dengan British Council Indonesia dan mengkampanyekan #SamaBisaBisa sama dalam mengekspresikan kebebasan diri. Ia menggandeng sejumlah model disabilitas untuk memperagakan busananya.

"Kalau dari COTTONINK, sebenarnya hubungan kita dengan British Council sudah dimulai sejak 8 tahun yang lalu. Waktu itu, ikut program British Council. Lalu, bulan lalu kita diajak ikut kampanye inclusive fashion ini," tutur Ria Sarwono, pendiri COTTONINK. Ia pun setuju bahwa fashion untuk semua orang, bukan hanya bagi nondisabilitas.

3. IntoArt membawa fashion karya seniman dan desainer disabilitas agar mereka pun bisa dilihat serta dihargai

COTTONINK & IntoArt Kolaborasi untuk Angkat Inklusivitas dalam FashionSam Jones jelaskan kolaborasi COTTONINK & IntoArt. 21 Oktober 2019. IDN Times/Febriyanti Revitasari
dm-player

IntoArt akan membawakan sejumlah koleksi garmen yang dirancang oleh tiga desainer intelektual. IntoArt sendiri merupakan studio desain dari Inggris. Selama 19 tahun, studio ini aktif bekerja bersama seniman disabilitas intelektual. Tujuannya adalah untuk mencapai pengakuan yang sama di dunia seni dan desain kontemporer.

"Kesempatan ini sangat menyenangkan untuk tim IntoArt. Ini merupakan sebuah kehormatan karena seniman di sini dilihat sebagai seniman, bukan disabilitas. Mereka dilihat dan dihargai," tutur Sam Jones, Co-Founder IntoArt.

Baca Juga: "The Search for JFW 2020 Icons", Gebrakan Terbaru Jakarta Fashion Week

4. Ada beberapa model disabilitas yang tergabung dalam kolaborasi ini. Mereka adalah anak down syndrome, tuna daksa, hingga tuli

COTTONINK & IntoArt Kolaborasi untuk Angkat Inklusivitas dalam FashionModel dengan disabilitas besutan British Council menggunakan koleksi kolaborasi COTTONINK & IntoArt. 21 Oktober 2019. IDN Times/Febriyanti Revitasari

Dari disabilitas intelektual atau down syndrome, ada Namira. Dalam kesehariannya, ia menyenangi dunia tari. Ada pula Febby dan Martha penyandang tuna rungu. Febby adalah seorang barista di kedai kopi. Sementara Martha bekerja sebagai staf rekrutmen dan guru teater.

Lalu, ada Fila, ibu rumah tangga tuna daksa. Terakhir, ada Echi yang sehari-hari beraktivitas dengan kursi rodanya. Ia bekerja di Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

5. Kolaborasi ini akan ditampilkan pada pagelaran Jakarta Fashion Week 2020 tanggal 24 Oktober mendatang

COTTONINK & IntoArt Kolaborasi untuk Angkat Inklusivitas dalam Fashioninstagram.com/idbritisharts

Saksikan kolaborasi tersebut pada 24 Oktober pukul 16.00 WIB di acara Jakarta Fashion Week. Kamu bisa menyaksikan beberapa model disabilitas tadi, melenggak-lenggok di atas catwalk dengan luwesnya. Dengan begitu, setiap mata akan membuktikan sendiri jika fashion bukanlah hal yang eksklusif.

Baca Juga: "Sisi Baru" dari Jakarta Fashion Week 2020

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya