Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membeli rumah (pexels.com/thirdman)
ilustrasi membeli rumah (pexels.com/thirdman)

Banyak yang berpendapat jika usia yang tepat untuk seorang cowok menikah adalah 30 tahun. Namun pada masa ini, banyak yang usianya 25 tahun, tapi sudah punya persiapan akan segalanya termasuk menikah.

Sebaiknya, di usia 25 tahun memang mereka sudah mampu mempersiapkan diri akan banyak hal dalam hidupnya. Hal ini guna membuat masa depannya lebih baik nantinya. Lantas, hal apa saja yang sebaiknya tidak ditunda seorang cowok saat usia menginjak 25 tahun? Yuk, cari tahu di bawah ini agar kamu juga bisa mempersiapkannya dari sekarang.

1. Punya pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/dnikprihodko)

Tidak ada salahnya jika seorang cowok fokus pada pekerjaan hingga impiannya. Namun sebaiknya, di usia 25 tahun kamu sudah bisa menambatkan hati pada perempuan yang tepat. Kamu dan dia nanti bisa saling menyesuaikan diri sebelum menginjak hubungan yang lebih serius.

Punya pasangan di usia 25 tahun bisa saja membawa manfaat lain seperti menjadi penyemangat. Usia yang sudah sepatutnya menjadikan seorang cowok ini lebih dewasa pastinya. Keduanya bisa sama-sama saling produktif demi masa depan yang lebih baik.

2. Menyelesaikan pendidikan

ilustrasi kerja kelompok (pixabay.com/sasint)

Hal lain yang tidak sepatutnya ditunda oleh seorang cowok di usia 25 tahun adalah soal pendidikan. Modal pendidikan yang mereka raih akan memberi kemudahan dalam bekerja hingga usaha dan hal lain yang ingin ia capai. Bayangkan, jika di usia ini seorang cowok masih sibuk dengan pendidikannya, bisa jadi ia tertinggal banyak dari yang lainnya. 

Bahkan di usia ini, ada baiknya seorang cowok melengkapi pendidikan dengan keterampilan hingga pengalaman. Kelak masa depan karirnya akan jauh lebih baik hingga membuat hidupnya bahagia. Jadi, tunggu apa lagi untuk kamu yang masih belum menyelesaikan pendidikan? Yuk, gerak cepat!

3. Berinvestasi

ilustrasi menulis (pexels.com/dzianasanbekava)

Di usia yang menginjak 25 tahun, sebaiknya kamu tidak lagi menunda keinginan untuk berinvestasi. Mulailah dengan nominal kecil jika kamu masih takut dan dalam tahap beradaptasi dalam mencoba berinvestasi. Selain materi, kamu juga perlu investasi terhadap diri sendiri, lho.

Investasi tersebut bisa berupa pendidikan, pengalaman, hingga keterampilan yang selalu bisa kamu tingkatkan. Kelak investasi diri sendiri maupun materi tersebut akan mendorong kamu untuk mencapai kesuksesan. Yuk, mulai investasi dari sekarang.

4. Memiliki rumah

ilustrasi melihat rumah (pexels.com/kindelmeia)

Hal lain yang sebaiknya tidak ditunda ketika usia kamu menginjak 25 tahun adalah memiliki rumah sendiri. Sebagai seorang cowok, kelak pastinya ingin mempersembahkan hunian untuk keluarga kecilnya. Usia 25 tahun rasanya sudah cukup untuk kamu mempersiapkan diri untuk punya rumah, bro.

Kamu bisa mulai menabung atau bahkan berani mengambil kredit rumah. Tidak ada ruginya memiliki rumah di usia yang bisa dibilang muda. Sebab rumah merupakan salah satu investasi yang nilainya akan selalu naik.

5. Mengembangkan kemampuan diri

ilustrasi bekerja (pexels.com/kampusproduction)

Jangan tunda lagi untuk bisa mengembangkan kemampuan diri saat usiamu menginjak 25 tahun. Hal ini akan menjadi modal untuk kamu menjadi pribadi yang berkualitas. Jangan sampai di masa tua nanti kamu menyesal karena kurang bisa memanfaatkan waktu selagi muda.

Dengan kemampuan diri yang baik, kamu juga punya potensi untuk sukses lebih cepat. Bukannya hal yang satu ini juga sangat bermanfaat untuk hari tua kamu nantinya. Yuk, sadari mulai dari sekarang, bro!

Manfaatkan waktu dengan baik selagi muda, jangan tunda untuk memiliki banyak hal positif dalam hidup kamu. Sebab dengan mampu memanfaatkan apa yang ada, kemungkinan hari tuamu akan lebih bahagia dan tenang, lho.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team