Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Pria Gak Pernah Merasakan Berjuang dalam Hidup, Apa Saja?

Seorang pria dengan tatapan tajam (pexels.com/Sebastian V.)

Orang suka berpikir kalau hidup tanpa masalah itu enak, seperti keberuntungan gratis dari semesta. Tapi, kenyataannya tidak begitu juga. Justru, kalau hidup isinya santai-santai saja, ya tidak akan mengerti bagaimana rasanya berjuang. Tantangan itulah yang membuat orang berkembang, mengerti perasaan orang lain, dan lebih siap menghadapi kenyataan.

Kadang, kita bisa melihat dari sikapnya, bagaimana cara dia berinteraksi dengan orang lain, terutama dalam hubungan sosial dan emosional. Nah, ada lima tanda yang menunjukkan kalau seorang pria mungkin belum pernah benar-benar merasakan sulitnya hidup. Simak!

1. Empati minim sekali, bahkan sulit paham perasaan orang

Seorang pria tersenyum (pexels.com/Moose Photos)

Orang yang sudah pernah jatuh bangun biasanya lebih paham bagaimana rasanya berada di posisi orang lain. Mengapa? Ya, karena dia sudah merasakan sendiri. Melansir sebuah studi yang diterbitkan Jurnal Emotion, pengalaman berat membuat seseorang lebih bisa mengerti perasaan orang lain.

Tapi kalau dari kecil sudah enak terus? Ya bagaimana mau mengerti? Bisa-bisa malah jadi gampang menghakimi, meremehkan masalah orang, atau berbicara seenaknya tanpa sadar kalau itu menyakitkan. Ujungnya, orang-orang di sekitarnya akan merasa dia arogan atau tidak peduli.

2. Tidak betah sendiri

Ilustrasi seorang pria merasa stres (pexels.com/Nathan Cowley)

Sendirian itu berbeda dengan kesepian, ya. Kadang malah, momen sendiri itu penting untuk refleksi. Menurut penelitian berjudul "Balance between solitude and socializing: everyday solitude time both benefits and harms well-being", oleh Netta Weinstein dkk, yang diterbitkan di Scientific Reports, (2023), mengatakan kalau menghabiskan waktu sendiri bisa membantu seseorang lebih stabil secara emosional dan tidak mudah stres.

Tapi ya, kalau dari kecil sudah terbiasa ada orang di sekitar, dia akan sangat sulit menikmati kesendirian. Harus ada hiburan terus, entah itu nongkrong, mencari perhatian, atau bahkan tidak bisa lepas dari media sosial. Begitu terus selama ia bangun hingga tidur lagi.

3. Dikritik sedikit langsung tersinggung

Seorang pria duduk dengan pemandangan kota (pexels.com/Omar López)

Orang yang terbiasa menghadapi kesulitan paham kalau kritik itu bagian dari proses tumbuh. Tapi berbeda cerita kalau tidak pernah benar-benar diuji. Sedikit-sedikit baper, diberi masukan malah merasa diserang.

Menurut para ahli dari Harvard Business Review (HBR), menyatakan bahwa refleksi diri itu sebagai kunci berkembang. Tapi ya, kalau tidak pernah menghadapi masalah berat sebelumnya, refleksi apa? Yang ada malah sibuk mencari alasan atau menyalahkan orang lain.

4. Tidak bisa sendiri, harus ada yang menolong

Ilustrasi seorang pria lari dari masalah (pexels.com/Rifqi Ramadhan)

Kalau orang dari kecil sudah terbiasa ada jalan pintas untuk semua masalahnya, ya pasti tidak pernah belajar untuk mandiri. Apa-apa harus bertanya kepada orang lain. Harus ada yang membantu, tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

Orang seperti ini cenderung masuk ke hubungan co-dependent, alias terlalu bergantung pada pasangan atau temannya. Ujungnya? Jadi beban bagi orang lain. Sama halnya seperti anak kecil yang masih diasuh ibunya.

5. Sulit sekali mengakui kesalahan

Seorang pria di luar rumah (pexels.com/Reead #)

Ini yang paling mudah terlihat. Mereka sangat sulit untuk mengakui kalau mereka salah. Mengakui kesalahan itu butuh mental kuat, butuh kedewasaan. Tapi kalau hidupnya selalu mulus? Ya bagaimana mau belajar tanggung jawab?

Menurut Dr. Sharon Martin, seorang psikoterapis, mengatakan kalau orang yang sulit mengakui kesalahan biasanya karena malu atau takut dengan konsekuensi. Jadi, pilihannya? Menyalahkan orang lain atau malah berperan sebagai korban. Dalam hubungan, ini bisa menjadi sumber masalah yang tidak ada habisnya.

Hidup tanpa kesulitan memang terdengar menyenangkan, tapi dalam jangka panjang? Bisa menjadi masalah besar. Tanpa pengalaman menghadapi tantangan, seseorang bisa kurang empati, tidak mandiri, dan mudah tersinggung jika dikritik.

Kalau bertemu orang dengan tanda-tanda ini? Ya, siap-siap saja. Bisa jadi mereka belum benar-benar siap untuk menghadapi realitas kehidupan yang sebenarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizky Langit
EditorRizky Langit
Follow Us