6 Alasan Kamu Merasa Underachiever padahal Sudah Berprogres, Pahami!

Ada perasaan yang tidak mudah digambarkan saat kamu sudah berjalan sejauh ini, tapi tetap merasa ada ketertinggalan. Kamu sudah menyelesaikan tugas-tugasmu, menaikkan kualitas hidup sedikit demi sedikit, bahkan mengurangi kebiasaan buruk yang dulu membuatmu kecewa pada diri sendiri, tetapi tetap saja, rasa bahwa kamu belum cukup berhasil itu muncul, perlahan-lahan merayap, dan bertahan lama.
Situasi ini membuatmu merasa seperti underachiever, meskipun sebenarnya kamu sudah berprogres jauh ke depan. Bisa jadi, nih, ada enam alasan di balik perasaan tersebut. Enam hal yang membuat kamu tak kunjung merasa cukup, meski kenyataannya kamu tidak berhenti grow-up. Mau tahu apa saja?
1. Kamu mengukur diri dengan timeline orang lain
Naluri sebagai underachiever sering muncul saat kamu tidak membandingkan dirimu dengan dirimu yang dulu, malah dengan versi orang lain yang kamu lihat di media sosial atau dalam kehidupan nyata, nih. Timeline hidup mereka, misalnya pekerjaan, relasi, pencapaian finansial terlihat lebih cepat, lebih mulus, lebih stabil dalam pandanganmu.
Padahal, kamu tidak tahu konteks perjalanan mereka secara utuh, kok. Apa yang tampak sebagai hasil instan mungkin melewati proses panjang yang saat itu tidak kamu lihat. Jikalau kamu lebih sering berkata “Seharusnya aku sudah…” daripada “Sudah sejauh ini aku…”, bisa jadi kamu sedang menjadikan hidup orang lain sebagai ukuran validasi dirimu, nih. Hal itu bisa membuat rasa berhasilmu selalu tertunda.