Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Strategi Menghadapi Komentar Negatif Saat Bulking, Abaikan!

ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/azerbaijan_stockers)
ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Masa bulking sering kali menjadi tahap penting dalam perjalanan kebugaran bagi seseorang yang ingin meningkatkan massa otot dan kekuatan tubuh. Pada fase ini, pola makan ditingkatkan dengan mengonsumsi kalori lebih banyak dari kebutuhan harian agar tubuh memiliki cukup energi untuk membangun otot. Namun, penambahan berat badan yang terlihat jelas di permukaan kerap menjadi sasaran komentar negatif dari lingkungan sekitar.

Stigma terhadap perubahan fisik yang tidak sesuai standar kecantikan atau ketampanan arus utama bisa menimbulkan rasa malu atau minder. Padahal, bulking bukan sekadar menambah berat badan, tetapi proses strategis yang memerlukan disiplin, perhitungan nutrisi, dan latihan konsisten.

Khusus kamu yang berada dalam fase serupa, yuk intip ketujuh strategi menghadapi komentar negatif saat bulking berikut ini. Keep scrolling!

1. Memperkuat tujuan pribadi dalam bulking

ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/8photo)
ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/8photo)

Langkah pertama untuk meredam dampak komentar negatif adalah memperkuat kembali niat dan tujuan pribadi dalam menjalani bulking. Setiap individu memiliki alasan yang mendasari keputusan untuk meningkatkan massa tubuh, baik itu demi performa atletik, kebutuhan estetika dalam dunia kebugaran, atau pemulihan dari kondisi fisik tertentu. Ketika alasan tersebut sudah tertanam kuat dalam pikiran, komentar eksternal akan lebih mudah diredam karena fokus utama tertuju pada pencapaian pribadi.

Membangun kesadaran terhadap alasan menjalani bulking memberikan fondasi mental yang tangguh. Proses transformasi tubuh bukan perkara instan, dan mereka yang menjalaninya dengan kesadaran akan lebih tahan terhadap gangguan dari lingkungan. Keteguhan pada visi pribadi menjadi perisai kuat saat menghadapi komentar yang bersifat menjatuhkan.

2. Mengedukasi lingkungan secara halus

ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/cookie_studio)
ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/cookie_studio)

Komentar negatif sering kali timbul karena kurangnya pemahaman dari orang-orang di sekitar. Ketidaktahuan tentang prinsip bulking kerap memunculkan persepsi yang keliru, seperti menganggap seseorang sedang makan berlebihan atau tidak menjaga bentuk tubuh. Dalam situasi seperti ini, pendekatan yang dapat ditempuh adalah mengedukasi lingkungan secara halus tanpa perlu memaksakan pendapat.

Memberikan penjelasan sederhana mengenai konsep bulking, misalnya dengan menyebutkan bahwa peningkatan kalori bertujuan membangun otot dan bahwa hasil akhirnya baru akan terlihat setelah fase cutting, bisa mengubah cara pandang orang lain. Edukasi tidak harus dilakukan dalam bentuk ceramah panjang, cukup dengan respons tenang dan informatif setiap kali muncul komentar atau kekhawatiran dari sekitar.

3. Menjaga kepercayaan diri lewat pengetahuan dan progres

ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/freepik)

Salah satu senjata paling ampuh dalam menghadapi komentar negatif adalah kepercayaan diri yang dibangun dari pengetahuan dan pemahaman yang mendalam. Mengenal konsep nutrisi, siklus latihan, dan prinsip fisiologi tubuh secara lebih serius akan membuat seseorang merasa yakin dengan langkah yang diambil. Pemahaman ini menciptakan keyakinan internal yang kuat, yang tak mudah digoyahkan oleh opini luar.

Selain itu, mencatat progres fisik dan kekuatan selama masa bulking menjadi cara lain untuk menjaga semangat. Perkembangan berat angkatan, peningkatan daya tahan tubuh, serta perubahan ukuran otot adalah bukti nyata yang bisa menjadi sumber motivasi harian. Walaupun bentuk tubuh mungkin terlihat lebih besar atau “tidak ideal” menurut standar umum, pencapaian-pencapaian kecil ini menjadi penanda bahwa proses berjalan sesuai rencana.

4. Mengatur lingkungan sosial dengan bijak

ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/stockking)
ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/stockking)

Tidak semua orang dalam lingkungan sosial memberikan energi positif, terlebih saat melihat perubahan fisik yang tidak sesuai ekspektasi umum. Dalam fase bulking, penting untuk mengatur ulang interaksi sosial agar lebih selektif dalam memilih dengan siapa harus berbagi proses ini. Interaksi yang didominasi komentar negatif hanya akan menambah tekanan mental dan memperlambat progres.

Mengelilingi diri dengan individu yang memahami dunia kebugaran atau yang memiliki tujuan serupa akan sangat membantu. Mereka yang juga menjalani bulking atau setidaknya menghormati proses tersebut akan memberikan dukungan dan motivasi yang tulus. Bahkan jika perlu, menjauh sejenak dari lingkungan yang terlalu banyak menghakimi bisa menjadi pilihan sehat demi menjaga fokus. Mengatur ruang sosial adalah strategi jangka panjang untuk menciptakan atmosfer yang mendukung transformasi tubuh secara optimal.

5. Tidak bereaksi emosional terhadap komentar

ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/8photo)
ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/8photo)

Komentar negatif memiliki potensi besar untuk memicu emosi, terutama bila disampaikan dengan cara yang kurang sensitif. Namun, bereaksi secara emosional justru memberi ruang bagi pihak yang mengkritik untuk merasa menang. Menjaga ketenangan dalam menghadapi kritik adalah bentuk kedewasaan dan kendali diri yang penting saat menjalani bulking.

Merespons komentar dengan kalimat pendek yang netral seperti “masih dalam proses” atau “ada tujuannya” sudah cukup untuk meredam ketegangan tanpa perlu menjelaskan terlalu panjang. Respon yang tenang dan tidak defensif membuat pihak lain berpikir ulang sebelum memberi komentar berikutnya. Di sisi lain, sikap yang kalem menandakan bahwa fokus tidak teralihkan oleh suara negatif di luar sana, dan bahwa proses bulking tetap dijalani dengan kepala tegak.

6. Menyaring kritik yang konstruktif

ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/stockking)
ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/stockking)

Tidak semua komentar negatif berniat menjatuhkan. Terkadang, kritik datang dari kepedulian dan ketulusan, meskipun cara penyampaiannya kurang tepat. Dalam kondisi ini, menyaring kritik menjadi langkah penting agar tidak semua opini langsung ditolak mentah-mentah. Evaluasi perlu dilakukan untuk membedakan mana yang pantas diperhatikan dan mana yang harus diabaikan.

Jika kritik mengandung masukan yang bisa memperbaiki pola makan, menjaga keseimbangan nutrisi, atau menghindari penumpukan lemak berlebih, maka hal itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Menerima kritik bukan berarti menyerah terhadap proses, tetapi menunjukkan keterbukaan terhadap pembelajaran. Kemampuan menyaring dan mengolah masukan menjadi keunggulan mental yang mendukung keberhasilan bulking secara keseluruhan.

7. Fokus pada hasil jangka panjang, bukan persepsi sementara

ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/pch.vector)
ilustrasi pria sedang bulking (freepik.com/pch.vector)

Perjalanan bulking bukan sekadar perubahan penampilan dalam beberapa minggu, melainkan proses jangka panjang yang hasilnya baru akan terlihat optimal setelah melalui fase cutting. Oleh sebab itu, fokus harus terus diarahkan pada tujuan akhir, bukan pada penilaian sementara yang bisa berubah kapan saja. Menyadari bahwa tubuh sedang menjalani fase pembangunan akan membantu meminimalkan pengaruh dari komentar yang bersifat instan.

Banyak transformasi tubuh hebat dimulai dari fase yang dianggap kurang menarik secara visual. Peningkatan berat badan, perut sedikit membuncit, atau wajah yang tampak lebih bulat hanyalah bagian sementara dari proses menuju bentuk fisik yang lebih kuat dan proporsional. Dengan menanamkan pola pikir jangka panjang, semua komentar negatif akan terasa kecil dibandingkan dengan pencapaian yang akan diraih kelak.

Setiap langkah dalam bulking adalah bagian dari investasi jangka panjang bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Rintangan berupa komentar negatif hanyalah gangguan sementara yang tidak akan berarti jika dihadapi dengan strategi yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rifai
EditorRifai
Follow Us