Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Lovesickness yang Bikin Batin Tersiksa Saat Jatuh Cinta

ilustrasi merenung (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Kamu pernah merasa tergila-gila pada seseorang sampai tubuh dan batin terasa tak tenang? Perasaan ini disebut lovesickness atau sakit karena cinta, saat seseorang terlalu terbawa perasaan hingga berdampak pada kesehariannya. Biasanya, ini terjadi ketika kita jatuh cinta berlebihan hingga melampaui batas yang sehat.

Lovesickness adalah fenomena psikologis umum, terutama pada awal hubungan. Di fase ini, euforia yang intens bisa membuat emosi naik-turun. Meski wajar, jika tak dikendalikan, hal ini bisa mengganggu keseimbangan emosi dan kesehatan mental. Berikut ini tujuh bukti lovesickness yang membuat batin tersiksa saat jatuh cinta terlalu dalam.

1. Terlalu sering memikirkan dia

ilustrasi merenung (pexels.com/Migs Reyes)

Tanda pertama lovesickness adalah kamu tidak bisa berhenti memikirkan si dia. Setiap kali kamu berusaha fokus, wajahnya terus terlintas di pikiran. Ini menjadi pengganggu karena tanpa sadar kamu mulai mengabaikan prioritas lain dalam hidup.

Pikiran tentang dia terus muncul bahkan ketika kamu sedang mencoba fokus pada tugas penting. Kondisi ini membuatmu kehilangan produktivitas dan sulit menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Ketika perhatian tersedot ke satu orang, kamu berisiko melupakan hal-hal penting yang seharusnya menjadi fokus.

2. Mudah gelisah saat tidak mendapat kabar

ilustrasi cemas (pexels.com/cottonbro studio)

Saat tak ada pesan atau panggilan darinya, kamu mulai merasa gelisah. Kamu cemas, bahkan takut dia melupakanmu atau tidak memiliki perasaan yang sama. Rasa gelisah ini menyiksa karena kamu terus berharap untuk mendapatkan kabar darinya.

Pikiran tentang kemungkinan buruk yang tak perlu mengisi kepalamu sepanjang waktu. Hal ini bisa berujung pada stres berlebihan yang tidak sehat bagi mental dan emosimu. Rasa cemas ini menjadi tanda bahwa kamu perlu menata perasaan agar lebih stabil.

3. Mood bergantung pada perilaku si dia

ilustrasi merenung (pexels.com/Anete Lusina)

Kamu bahagia saat dia memberi perhatian, tapi langsung kecewa saat respons darinya tidak sesuai harapan. Mood kamu menjadi tidak stabil karena terlalu bergantung pada respons si dia. Ketergantungan ini menunjukkan kamu terlalu terikat dan mengharapkan kebahagiaan hanya darinya, yang tidak sehat bagi keseimbangan batin.

Saat seseorang menggantungkan kebahagiaan pada pasangan, seringkali mereka mudah tersinggung atau kecewa. Ini membuatmu kehilangan kendali atas emosi dan mulai meragukan dirimu sendiri. Emosi yang naik-turun berdasarkan tindakan orang lain juga membuatmu mudah tersinggung atau stres berkepanjangan.

4. Mengabaikan diri sendiri demi dia

ilustrasi berbicara (pexels.com/Budgeron Bach)

Kamu mulai mengabaikan kebutuhan dan kebahagiaanmu sendiri demi memastikan dia senang. Mungkin kamu rela mengorbankan waktu istirahat atau hobi yang kamu sukai hanya untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhannya. Perilaku ini berisiko membuatmu kehilangan jati diri dan merasa lelah akibat menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain.

Mengutamakan kebahagiaan pasangan memang penting, tapi bukan berarti kamu harus mengorbankan diri sepenuhnya. Dalam jangka panjang, pengabaian diri ini menyebabkan kelelahan emosional yang parah. Saat kamu terus-menerus memberi, lama-lama kamu merasa tidak puas karena kebutuhanmu sendiri terabaikan.

5. Menyimpan harapan terlalu tinggi

ilustrasi merenung (pexels.com/Maria Geller)

Ketika jatuh cinta terlalu dalam, kamu mulai membayangkan masa depan bersama, meski belum tahu perasaannya. Harapan yang terlalu tinggi ini menimbulkan kekecewaan jika realitasnya tak sesuai. Membiarkan diri terbawa ekspektasi seperti ini membuat batin tersiksa dan menimbulkan luka yang dalam.

Harapan yang tidak realistis juga membuatmu sulit menerima kenyataan jika harapan itu tak terpenuhi. Harapan yang tak sejalan dengan kenyataan menjeratmu dalam ilusi yang hanya ada di pikiran. Inilah yang membuat rasa sakit hati lebih mendalam dan sulit diatasi.

6. Cemburu berlebihan

ilustrasi cemas (pexels.com/MART PRODUCTION)

Cemburu memang wajar, tapi saat jatuh cinta secara berlebihan, cemburu menjadi tidak sehat. Kamu mungkin khawatir dan terganggu hanya karena dia berinteraksi dengan orang lain. Rasa ini membuat kamu meragukan kesetiaannya tanpa alasan yang jelas.

Cemburu berlebihan menandakan kamu memiliki ketidakpercayaan terhadap pasangan atau rasa takut kehilangan. Tindakan ini merusak kepercayaan yang seharusnya menjadi fondasi utama hubungan. Tanpa kepercayaan, hubungan menjadi tidak stabil dan dipenuhi curiga yang menyakitkan.

7. Merasa hampa tanpa dia

ilustrasi merenung (pexels.com/Ron Lach)

Saat merasa hidup tak lengkap tanpa kehadirannya, ini adalah tanda lovesickness yang paling parah. Kamu merasa seolah-olah dia satu-satunya sumber kebahagiaan, sehingga mulai kehilangan makna tanpa kehadirannya. Ini tanda bahwa kamu sudah terlalu tergantung dan sulit menikmati hidup sendiri.

Ketergantungan ini sering disertai perasaan takut kehilangan yang besar. Kamu mungkin merasa hampa saat dia tidak ada, bahkan untuk beberapa saat. Kondisi ini berbahaya karena membuatmu kehilangan jati diri dan kesulitan menemukan kebahagiaan dari dalam diri.

Jika kamu merasa mengalami beberapa tanda di atas, ini adalah saat yang tepat untuk introspeksi diri. Jatuh cinta memang indah, tapi terlalu berlebihan bisa membuat kamu kehilangan jati diri dan keseimbangan. Cobalah menjaga jarak dan ingat bahwa kebahagiaan dan keseimbangan berasal dari dalam diri kamu, bukan hanya dari orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us