Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semakin tua kamu, semakin banyak pilihan yang kamu miliki. Dimulai dengan keputusan tentang pendidikan, pekerjaan, dan keimanan. Tidak jarang kamu merasa berdiri di persimpangan antara jalur kiri dan kanan.
Akibatnya, persimpangan itu membuat kamu bingung harus mengambil jalan mana. Jadi mungkin ada banyak dilema ketika kamu mengalami quarter life crisis. Dan, berikut adalah beberapa dilema yang mungkin kamu hadapi selama quarter life crisis.
1. Beragam pilihan dalam hidup
ilustrasi berpikir (pexels.com/Gustavo Fring) Setelah lulus dari universitas, kamu dapat dengan mudah menemukan pilihan yang berbeda. Mulai dari keputusan untuk melanjutkan kuliah, langsung terjun ke dunia profesional, hingga keputusan untuk menikah. Sejak saat itu, perasaan takut, tidak aman, dan bahkan terlalu banyak berpikir dapat menyelimuti kamu. Itu sebagian karena dilema pilihan hidup kamu.
Misalnya, bingung melanjutkan S2 atau langsung bekerja. Jika kamu mengejar gelar S2, kamu dapat berharap memiliki penguasaan yang lebih baik di bidang kamu. Namun, kamu juga harus realistis dengan keadaan keuangan keluarga kamu, yang memotivasi kamu untuk langsung bekerja. Akibatnya, kamu merasakan dilema dalam menentukan pilihan.
2. Penentuan tujuan hidup
ilustrasi berpikir (pexels.com/Migs Reyes) Ketika kamu masih sekolah, kamu mungkin berpikir bahwa hidup akan lebih bermakna jika kamu bisa membantu orang lain. Misalnya, bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi kemanusiaan untuk relawan dalam bencana. Kamu mungkin berpikir bahwa uang bukanlah segalanya dalam hidup, itu hanya sementara.
Namun, seiring bertambahnya usia, kamu menyadari bahwa ini tidak realistis. Salah satunya adalah karena tuntutan keuangan hidup kamu sekarang, sehingga pekerjaan yang berarti hanyalah mimpi. Akibatnya, kamu menghadapi dilema antara memilih tujuan hidup kamu atau mengikuti kenyataan saat ini.
Baca Juga: 6 Karakter Pria Berdasarkan Cara dan Lamanya Mandi, Cek Bro!
3. Ekspektasi dari orang lain
ilustrasi berpikir (pexels.com/Mike Greer) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sebagai makhluk sosial, hidup bersama orang lain adalah hal yang wajar. Mulai dari keluarga, sahabat hingga pasangan. Jarang mereka memiliki ekspektasi sendiri terhadap kamu. Entah itu memenuhi harapan pribadi kamu, sampai yang tidak. Ini terkadang bisa menjadi dilema kamu saat mengambil keputusan dalam hidup.
Misalnya, kamu telah bersama seseorang sejak kuliah selama 5 tahun. Tak terasa, sudah tiba saatnya untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan. Namun, keluarga kamu memiliki ekspektasi mereka sendiri terhadap kamu dalam hal pernikahan. Mulai menikah dengan seseorang dari suku yang sama, memasak dan stabilitas keuangan. Alhasil, ekspektasi tersebut bisa menjadi masalah saat kamu memutuskan untuk menikah.
4. Persahabatan menjadi semakin mengerucut
ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio) Saat masih sekolah, jumlah teman bisa sangat banyak. Dari teman sekolah, bimbingan belajar hingga teman dari teman-teman kamu. Namun, seiring waktu mereka tampaknya menghilang secara bertahap. Entah karena kesibukan, atau memang sudah bertemu teman baru. Oleh karena itu dilema muncul seperti, "Di manakah teman-teman yang selalu mengatakan akan selalu ada untuk saya di saat-saat baik dan buruk?"
Misalnya, kamu sangat dekat dengan teman-teman hang out kamu ketika kamu masih sekolah. Seperti biasa, moto anak tongkrongan adalah, "Solidaritas tanpa batas!" Namun, di sini semakin terasa bahwa itu hanya omong kosong. Buktinya, "Di mana mereka sekarang saat sedang susah?"
Baca Juga: 9 Sikap yang Membuat Pria Terlihat Pengecut, Catat Bro!
