Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bareng Didi Music, Mercusuar Sajikan Pop Metaforis di Tarian Terakhir

WhatsApp Image 2025-07-15 at 16.30.41.jpeg
Foto profil band Mercusuar (Dok. Didi Music)
Intinya sih...
  • EP "Tarian Terakhir" adalah simbol kebangkitan Mercusuar dengan 5 lagu penuh makna dan nuansa vintage era 70-an dan 90-an.
  • Mercusuar berharap karyanya bisa menjangkau audiens yang lebih luas dan memperkuat posisinya di panggung musik digital.
  • Karya "Tarian Terakhir" menunjukkan bahwa akhir bukanlah penutup, melainkan jeda sebelum sebuah lompatan baru bagi Mercusuar.

Jakarta, IDN Times - Mercusuar kembali menegaskan eksistensinya di industri musik tanah air lewat perilisan EP bertajuk Tarian Terakhir. Meski awalnya sempat berniat berhenti bermusik di tahun 2025 karena kesibukan masing-masing, justru dukungan dari Didi Music Records membuat mereka kembali terpacu untuk berkarya.

"Namun karena dukungan dari Didi Music, sepertinya kami akan menari kembali di album-album berikutnya," ujar vokalis Mercusuar, Lamlam, dalam siaran persnya, Rabu (16/7/2025).

1. EP yang menjadi simbol kebangkitan

Tarian Terakhir bukan sekadar karya penuh perasaan, tapi juga simbol kebangkitan. EP ini memuat lima lagu: "Sajak Bijak", "Jelita", "Iqro", "Hidup Kelak Berputar Kembali (HKBK)", dan "Peta Manusia" yang menggandeng Don Duru sebagai kolaborator. Deretan lagu ini dikurasi untuk menunjukkan warna khas Mercusuar dalam narasi musik yang padat makna.

Musikalitas EP ini memadukan unsur pop dengan nuansa vintage era 70-an dan 90-an, dibungkus dengan lirik-lirik metaforis yang kuat.  Sentuhan tersebut membuat lagu-lagu Mercusuar terasa akrab namun juga memikat pendengar baru.

"Benang merahnya adalah musik pop dengan sentuhan vintage 70-an dan 90-an. Dibalut dengan lirik gaya metafor,” jelas gitaris dan pianis, Dani Irjayana.

Karya ini juga mencerminkan ambisi Mercusuar untuk menciptakan musik yang inklusif namun tetap tajam secara estetika. "Kami ingin membuat musik dan lirik yang tidak terdengar childish di mata orang dewasa, tapi juga tidak tabu di dengar anak-anak,” kata Lamlam menambahkan.

Di balik harmonisasi dan kedalaman liriknya, proses produksi Tarian Terakhir sempat mengalami hambatan besar. "Kami kehilangan semua data yang ada. Karena ada target dari Didi Music, maka kami rekam ulang materi-materi album ini selama 10 hari," ungkap Lamlam.

2. Berharap karya ini bisa menjangkau audiens yang lebih luas

WhatsApp Image 2025-07-15 at 16.30.40.jpeg
Foto profil band Mercusuar (Dok. Didi Music)

Adjie Dygta, selaku A&R dari Didi Music Records menyebut bahwa EP ini dipilih sebagai medium strategis untuk memperkenalkan sisi terbaik dari Mercusuar ke publik.

"Mengingat Mercusuar adalah band yang masih ingin meningkatkan eksistensinya, kita pilih EP untuk memperkenalkan karya-karya terbaiknya,” ujar Adjie.

Ia menyebut, ke depan format rilisan bisa saja berubah, tergantung kondisi dan perkembangan. Didi Music Records juga berharap karya ini bisa menjangkau audiens yang lebih luas dan memperkuat posisi Mercusuar di panggung musik digital.

“Harapan dari EP ini adalah, karya-karya terbaiknya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat digital sedunia terutama di Indonesia dan juga bisa langsung melihat band Mercusuar membawakan lagunya secara live,” kata Adjie.

Lewat Tarian Terakhir, Mercusuar justru menunjukkan bahwa akhir bukanlah penutup, melainkan jeda sebelum sebuah lompatan baru. Ini bukan tarian terakhir mereka ini adalah awal dari babak yang lebih berani.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us