5 Buku dalam Serial Arthurian Saga Karya Mary Stewart, Penuh Konflik!

Seorang anak laki-laki bernama Merlin tumbuh dalam bayang-bayang rahasia kelahirannya dan kekuatan sihir yang mulai muncul sejak kecil. Ia belajar memahami dunia melalui pengamatan dan kecerdasan, lalu dibimbing oleh seorang penyihir tua yang membantunya mengasah kemampuan serta meramalkan masa depan.

Merlin kemudian terlibat dalam konflik politik dan kekuasaan di Inggris, termasuk pertemuannya dengan Ambrosius dan Uther. Ia memainkan peran penting dalam menyatukan kerajaan dan merancang kelahiran Arthur, calon raja besar. Cerita ini mengikuti perjalanan Merlin dari masa kecil hingga menjadi tokoh kunci dalam sejarah Inggris.

Merlin ditugaskan untuk melindungi dan membesarkan Arthur, anak dari Uther Pendragon dan Ygraine. Arthur disembunyikan sejak bayi agar aman dari musuh politik ayahnya. Merlin memiliki penglihatan tentang pedang legendaris bernama Caliburn yang kelak akan menjadi simbol sahnya kekuasaan Arthur. Dalam perjalanannya, Merlin menemukan pedang itu dan menyimpannya di tempat suci untuk masa depan Arthur.

Arthur tumbuh dalam pengasuhan Count Ector dan mulai menunjukkan sifat kepemimpinan. Ketika Uther wafat, terjadi perebutan kekuasaan. Dalam momen genting, Arthur berhasil mengangkat Caliburn dari tempatnya, membuktikan dirinya sebagai raja sejati. Hubungan antara Merlin dan Arthur semakin kuat, penuh dengan rasa saling percaya dan pengorbanan.

Arthur telah menjadi Raja Britania dan berusaha memperkuat pemerintahannya di tengah ancaman dari dalam istana. Morgause, saudara tirinya, merancang tipu daya yang melibatkan hubungan terlarang dan kelahiran Mordred. Merlin, sang penasihat, menghadapi dilema antara kesetiaan dan kenyataan bahwa kekuatannya mulai memudar. Di tengah intrik politik dan sihir, Camelot menjadi medan pertarungan antara cinta, pengkhianatan, dan takdir.

Merlin menjalin hubungan dengan Niniane, seorang perempuan muda yang awalnya ia kira laki-laki. Hubungan mereka berkembang menjadi ikatan saling menghormati yang mengubah pandangan Merlin tentang cinta. Sementara itu, Guinevere terjebak antara cinta kepada Arthur dan kesetiaan kepada Lancelot. Ketegangan memuncak saat Morgause melancarkan rencana terakhirnya, memaksa Merlin menerima kenyataan pahit tentang pengorbanan dan akhir hidupnya.

Mordred dibesarkan secara rahasia di Orkney oleh pasangan nelayan atas perintah Ratu Morgause. Ia tumbuh dalam bayang-bayang masa lalu kelam dan ramalan yang menyebut dirinya akan menjadi penyebab kehancuran Raja Arthur. Setelah menyelamatkan Gawain, Mordred dipanggil ke istana dan mulai menyadari asal-usulnya yang sebenarnya sebagai anak dari hubungan terlarang antara Arthur dan Morgause.

Mordred berusaha mencari tempatnya di tengah keluarga Orkney yang penuh intrik dan persaingan. Ketika Arthur pergi berperang dan dikabarkan tewas, Mordred mengambil alih kekuasaan sebagai pemangku takhta. Namun, kembalinya Arthur memicu perang saudara yang berakhir tragis. Dalam pertempuran terakhir, ayah dan anak saling membunuh, mengakhiri masa kejayaan Camelot dan meninggalkan warisan penuh luka serta ambiguitas.

Seorang pangeran muda bernama Alexander memulai perjalanan ke Camelot untuk menuntut keadilan atas kematian ayahnya yang dibunuh oleh Raja March dari Cornwall. Dalam pencariannya, ia terjerat sihir Morgan le Fay yang memintanya mencuri sebuah cawan ajaib. Cawan itu diyakini sebagai Holy Grail yang dapat memberinya kekuatan atas Raja Arthur dan istananya.

Sementara itu, seorang perempuan bernama Alice menyelamatkan bangsawan muda Prancis yang membawa cawan perak terpesona. Pertemuan Alexander dan Alice membawa mereka pada pencarian yang lebih dalam dari sekadar balas dendam atau kekuasaan. Di tengah intrik dan sihir, mereka menemukan cinta sebagai jawaban dari pencarian mereka.

Mary Stewart menulis dengan kedalaman emosional dan ketelitian sejarah yang membuat pembaca merasa seolah-olah berada di tengah-tengah dunia Arthurian. Serial ini menjadi salah satu interpretasi modern yang paling dihargai dari legenda kuno tersebut.