7 Cara Lepas dari Trauma Disakiti Pasangan yang Menyakitkan, Cek Guys!

Merasakan sakit hati karena disakiti oleh pasangan memang menyakitkan, bahkan bisa meninggalkan luka batin yang mendalam. Trauma akibat hubungan penuh pengkhianatan sering kali membekas lama dan memengaruhi kepercayaan diri maupun kepercayaan kepada orang lain. Proses penyembuhannya pun tidak bisa instan dan membutuhkan usaha yang konsisten.
Namun, bukan berarti kamu tidak bisa lepas dari belenggu masa lalu. Dengan langkah yang tepat dan kesadaran diri yang kuat, luka itu bisa perlahan sembuh. Artikel ini akan membahas tujuh cara yang bisa kamu lakukan untuk mulai membebaskan diri dari trauma karena disakiti oleh pasangan.
1. Akui dan hadapi luka batin

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengakui bahwa kamu memang sedang terluka. Banyak orang mencoba menutupi rasa sakitnya dengan berpura-pura kuat, padahal itu hanya memperpanjang penderitaan. Mengakui bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja justru menjadi awal dari proses penyembuhan.
Setelah mengakui luka itu, cobalah untuk menghadapinya secara perlahan. Hadapi emosi negatif seperti marah, sedih, atau kecewa, dan biarkan dirimu merasakannya tanpa menghakimi. Menekan emosi hanya akan membuat luka itu mengakar lebih dalam dan sulit disembuhkan.
2. Jauhkan diri dari penyebab trauma

Jika kamu masih berhubungan atau berkomunikasi dengan orang yang menyakitimu, penting untuk segera menjaga jarak. Kedekatan emosional atau fisik dengan pelaku trauma hanya akan membuka kembali luka lama dan menghambat proses penyembuhan. Memberikan ruang untuk diri sendiri sangatlah penting agar kamu bisa bernapas lega.
Putuskan semua kontak yang tidak perlu dan hindari memantau aktivitas mereka, baik secara langsung maupun lewat media sosial. Fokuskan perhatianmu pada dirimu sendiri, bukan pada masa lalu yang menyakitkan. Saat kamu mampu menciptakan batasan sehat, proses pemulihan akan berjalan lebih cepat.
3. Cari bantuan profesional

Tidak semua trauma bisa disembuhkan sendirian, apalagi jika sudah berlarut-larut dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Konseling atau terapi psikologis bisa menjadi solusi untuk membantumu memahami dan mengelola emosi yang muncul. Bantuan dari profesional dapat membantumu menavigasi perasaan yang kompleks dengan cara yang sehat.
Psikolog atau terapis bisa memberikan perspektif baru tentang hubungan dan luka batin yang kamu alami. Selain itu, mereka akan membimbingmu untuk membentuk pola pikir dan perilaku baru yang lebih sehat. Jangan merasa malu untuk mencari bantuan karena itu bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kepedulian terhadap dirimu sendiri.
4. Bangun kembali harga diri

Setelah disakiti, tidak sedikit orang merasa harga dirinya runtuh. Kamu mungkin merasa tidak layak dicintai atau selalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Hal ini sangat merugikan dan perlu segera diperbaiki melalui proses pemulihan harga diri.
Mulailah dengan melakukan hal-hal kecil yang membuatmu bahagia dan merasa berharga. Apresiasi setiap pencapaian yang kamu raih, sekecil apa pun itu. Perlahan-lahan, kamu akan kembali menemukan rasa percaya diri dan mencintai dirimu sendiri.
5. Jangan buru-buru menjalin hubungan baru

Banyak orang berpikir bahwa mengobati luka cinta bisa dilakukan dengan cinta yang baru. Padahal, jika kamu belum benar-benar sembuh, hubungan baru justru bisa menjadi pelarian yang tidak sehat. Memulai hubungan saat masih membawa beban masa lalu hanya akan melukai dirimu dan pasangan barumu.
Berikan waktu yang cukup untuk memulihkan diri sepenuhnya sebelum membuka hati kembali. Gunakan masa ini untuk mengenali dirimu lebih dalam, memahami apa yang dibutuhkan dalam hubungan, dan memperbaiki pola pikir yang keliru. Dengan begitu, kamu bisa memulai hubungan yang baru dengan pondasi yang lebih kuat dan sehat.
6. Temukan dukungan dari orang terdekat

Saat merasa terluka, kamu tidak harus menghadapinya sendirian. Dukungan dari keluarga atau sahabat bisa menjadi pelipur lara yang sangat berarti dalam proses penyembuhan. Mereka bisa menjadi tempat bercerita, menangis, atau sekadar berbagi waktu bersama.
Bersama orang-orang yang menyayangimu, kamu akan merasa bahwa kamu tidak sendirian dan masih berharga. Mereka juga bisa mengingatkanmu bahwa hidupmu tidak berhenti hanya karena satu orang menyakitimu. Dukungan sosial adalah salah satu faktor penting yang mempercepat pemulihan trauma emosional.
7. Bentuk rutinitas baru dan fokus pada pertumbuhan diri

Mengubah rutinitas bisa membantu pikiranmu untuk tidak terus-menerus terjebak dalam kenangan masa lalu. Cobalah membuat kebiasaan baru yang positif, seperti olahraga rutin, menulis jurnal, atau belajar hal baru. Aktivitas ini bisa mengisi kekosongan emosional dan mengalihkan pikiran ke arah yang lebih produktif.
Selain itu, fokuskan dirimu pada pertumbuhan pribadi. Jadikan pengalaman pahit ini sebagai pelajaran hidup yang memperkuat karakter dan meningkatkan empati. Kamu akan merasa lebih tangguh dan siap menghadapi kehidupan dengan lebih bijak.
Melepaskan diri dari trauma akibat disakiti pasangan memang bukan hal mudah, tetapi bukan pula sesuatu yang mustahil. Dengan langkah yang tepat dan kesabaran, kamu bisa kembali bangkit dan hidup lebih bahagia. Ingat, dirimu layak mendapatkan cinta yang sehat dan tidak menyakitkan.