Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria merenung (freepik.com/wirestock)
ilustrasi pria merenung (freepik.com/wirestock)

Intinya sih...

  • Ungkapkan perasaan dengan tenang, jangan diam atau marah

  • Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan, seperti sikap dan kebiasaan

  • Ingat kembali alasan mencintai pasangan, bangun rasa percaya diri, luangkan waktu untuk diri sendiri, apresiasi diri sendiri, cari dukungan dari orang terpercaya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kadang, di tengah perjalanan rumah tangga, ada momen ketika kamu merasa usahamu tidak lagi dilihat atau diapresiasi. Semua yang kamu lakukan seolah menjadi hal biasa, bukan lagi sesuatu yang istimewa. Perasaan ini bisa membuat hati lelah dan semangat menurun, apalagi kalau kamu sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi sebelum semuanya makin berat, ada baiknya kamu mencari cara untuk meredakan perasaan itu dengan langkah yang lebih sehat.

Ingat, merasa tidak dihargai bukan berarti kamu benar-benar tidak penting bagi pasangan atau keluarga. Bisa jadi, ada jarak emosional yang muncul tanpa disadari atau komunikasi yang mulai berkurang. Dengan sikap yang tepat, kamu bisa kembali membangun koneksi itu. Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk kembali menemukan rasa dihargai, sekaligus menjaga hubungan tetap hangat.

1. Ungkapkan perasaan dengan tenang

ilustrasi komunikasi suami-istri (freepik.com/freepik)

Saat merasa tidak dihargai, godaan untuk marah atau mendiamkan pasangan bisa muncul begitu saja. Tapi, menyimpan perasaan hanya akan membuat jarak semakin lebar. Lebih baik, ungkapkan apa yang kamu rasakan dengan nada yang tenang dan kata-kata yang jelas. Jelaskan bahwa kamu ingin hubungan kembali hangat, bukan sekadar mencari siapa yang salah.

Kamu bisa mulai dengan membicarakan momen-momen yang membuatmu merasa terabaikan. Lalu, sampaikan harapanmu dengan cara yang positif. Komunikasi yang sehat justru bisa membuat pasangan lebih mengerti bagaimana cara memperlakukanmu dengan penuh apresiasi.

2. Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan

ilustrasi pria yang bisa mengendalikan emosi (pexels.com/Atahan Demir)

Merasa tidak dihargai sering membuat kita ingin mengubah sikap orang lain. Padahal, itu di luar kendalimu. Lebih baik, arahkan energi pada hal-hal yang memang bisa kamu atur, seperti cara berpikir, sikap, dan kebiasaan sehari-hari.

Dengan begitu, kamu tidak akan terjebak dalam lingkaran kecewa yang berulang. Fokus pada dirimu juga bisa membantu menjaga kesehatan mental, sehingga kamu tetap punya kekuatan untuk membangun kembali kehangatan hubungan.

3. Ingat kembali alasan kamu mencintai pasangan

ilustrasi komunikasi dengan pasangan (freepik.com/freepik)

Kadang, rasa kecewa membuat kita lupa dengan hal-hal baik yang pernah ada. Coba tarik napas dalam-dalam dan ingat lagi momen-momen indah bersama pasangan. Pikirkan alasan kenapa kamu memilihnya dulu, dan hal-hal positif yang masih ada sampai sekarang.

Mengembalikan fokus pada sisi baik pasangan bisa membantu melembutkan hati. Dari situ, kamu akan lebih mudah melihat masalah dengan perspektif yang lebih luas, bukan hanya dari kacamata kecewa.

4. Bangun kembali rasa percaya diri

ilustrasi pria yang percaya diri (freepik.com/jcomp)

Perasaan tidak dihargai sering kali membuat kita meragukan diri sendiri. Untuk itu, penting untuk kembali memperkuat rasa percaya diri dari dalam. Lakukan hal-hal yang membuatmu bangga pada dirimu, entah di pekerjaan, hobi, atau kegiatan sosial.

Semakin kamu merasa berharga bagi dirimu sendiri, semakin kecil pengaruh rasa tidak dihargai dari luar. Kepercayaan diri yang kuat juga membuatmu lebih siap menghadapi masalah dengan kepala dingin.

5. Luangkan waktu untuk diri sendiri

ilustrasi pria menyendiri (freepik.com/freepik)

Menghabiskan waktu bersama pasangan memang penting, tapi menjaga ruang pribadi juga sama berharganya. Saat merasa tidak dihargai, memberi jeda sejenak untuk fokus pada dirimu bisa membantu menata pikiran. Gunakan waktu itu untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai.

Ketika pikiranmu lebih tenang, kamu bisa kembali ke hubungan dengan hati yang lebih jernih. Jeda ini bukan berarti menjauh, tapi memberi kesempatan untuk memulihkan energi.

6. Apresiasi dirimu sendiri

ilustrasi menulis sambil berpikir (freepik.com/mego-studio)

Jangan menunggu orang lain untuk menghargaimu. Mulailah dengan mengakui sendiri usaha dan pencapaianmu, sekecil apa pun itu. Kamu bisa menulisnya di jurnal atau sekadar mengucapkannya dalam hati.

Dengan begitu, kamu tidak akan terlalu bergantung pada validasi dari luar. Ketika kamu sudah terbiasa menghargai diri sendiri, penghargaan dari orang lain akan terasa sebagai bonus, bukan satu-satunya sumber bahagia.

7. Cari dukungan dari orang terpercaya

ilustrasi cowok ngobrol dengan teman (pexels.com/Anete Lusina)

Tidak semua beban harus kamu pikul sendirian. Berbagi cerita dengan sahabat, keluarga, atau bahkan konselor bisa membantu meringankan hati. Kadang, sudut pandang dari orang lain bisa membuka jalan yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Dukungan ini juga memberi rasa bahwa kamu tidak sendiri dalam perjalanan ini. Dengan hati yang lebih ringan, kamu bisa kembali membangun hubungan yang lebih sehat dan penuh apresiasi.

Merasa tidak dihargai memang tidak nyaman, tapi bukan berarti kamu harus terus terjebak dalam perasaan itu. Dengan langkah yang tepat, kamu bisa memulihkan harga dirimu sekaligus menjaga hubungan tetap berjalan baik. Ingat, perubahan tidak selalu datang dari pasangan saja, tapi juga dari sikap dan pilihan yang kamu ambil.

Hubungan yang sehat dibangun dari dua orang yang saling menghargai, tapi dimulai dari masing-masing yang tahu cara menghargai dirinya sendiri. Saat kamu kuat dari dalam, kamu akan lebih siap memberi cinta tanpa takut merasa kurang dihargai. Pada akhirnya, hubungan yang saling menguatkan akan terasa jauh lebih indah dan hangat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team