Hari Musik Nasional, 10 Lagu Pilihan Jurnalis Musik yang Wajib Dengar!

Sulit membayangkan sebuah kenyataan bahwa ada grup band yang menyerap irama rock dari Deep Purple, Jimi Hendrix, dan Santana bisa menggubah alunan musik ‘pop sepoi-sepoi’ yang adem seperti yang ada dalam lagu dari band asal Medan ini. Inilah esensi akar pop Indonesia tujuh puluhan sejati.

Menurut saya ini adalah gambaran sebuah karya lagu yang sempurna, yang lahir dari seniman musik terbaik pada masanya. Guruh sebagai penulis lagu menggambarkan sosok terkasih dengan sangat anggun menggunakan metafor klasik dengan gaya bahasa lama. Sentuhan synthesizer dari Yockie Suryo Prayogo dalam aransemen juga tepat.

Tak berlebihan, jauh dari kekurangan. Sempurna. Semua itu dibalut dengan vokal Chrisye yang berkarakter, yang terdengar seperti tanpa effort namun tetap mampu menyampaikan pesan dalam lagu dengan sekhidmat-khidmatnya. ‘Puspa Indah’ adalah lagu pop yang sempurna.

Salah satu lagu Indonesia paling indah tentang sosok sang ibu. Dihadirkan dalam balutan musik slow jam, yang meskipun progresi kordnya begitu sederhana, namun teramat soulful. Dihiasi dengan isian permainan gitar nan cantik dari Mus Mudjiono dan bait lirik yang indah pula.

“Senyum manismu jelita/senyumlah pada dunia/Kau lahirkan manusia/dengan ketulusan cintamu”.

Lagu apik untuk memulai hari. Membakar semangat dan menjunjung tinggi pertemanan. Lagu yang anthemic, pas untuk di segala momen. Bikin mood jadi enak, beraktivitas juga makin terasa menyenangkan. Terabas lah, rintangan!

Sepertinya ini pencapaian terbaik Dewa 19 secara artistik, sebagai sebuah band. Auranya gelap, kelam, dan cara bernyanyi Ari Lasso klop dengan aura itu.

Lagu ini, kalau merujuk ke albumnya, bercerita soal eksil politik. Tapi kalau menarik ke ruang yang lebih individu, lagu ini bakal relate sama mereka yang meninggalkan kampung halaman dan rumah. Meninggalkan rumah, atau dalam artian merantau, ternyata tidak sesederhana itu. Ada kengiluan dan kerinduan yang terus membuntuti.

Jelas karena liriknya yang getir banget, bisa nyentuh perasaan banyak orang. Salut juga sama Mas Kun yang bisa kontrol diri nggak nangis bawain lagu ini saat live.

Sepertinya jarang banget lagu Indonesia yang ngebahas soal pekerja seks komersil. Yang gue tahu paling hanya ‘Kupu-kupu Malam’,  dan lainnya ya 'Komoditi Fantasi' dari The Brandals ini.

Komiditi Fantasi memiliki lirik komplit dari memaparkan realita hingga kritik, dibalut musik ‘ugal-ugalan’ ala The Brandals. Salah satu lagu The Brandals yang underrated dan harusnya lebih sering dibawain di panggung.

Alasan menyukai lagu "M.A.T.E.L" ("Mungkin Aku Tiba Esok Lusa") karena video musiknya yang sempat diputar di MTV yang mengambil konsep tidak biasa, di mana setiap lirik dari lagu ini digambarkan dalam iklan produk. Selain itu vokal Lusi yang tampil bernyanyi sambal bermain bass juga menjadi salah satu ikon rock alternative 90-an.

Mark membawakan lirik lagu ini begitu intens. Nggak ada jeda sampai akhir. Suara dan aransemen musik lagu ini jalan beriringan. Gue jadi bisa ngerasain ceritanya.