Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Acara diskusi di Jakarta International Coffee Conference (Dok.JICC)

Jakarta, IDN Times - Jakarta International Coffee Conference (JICC) 2024 yang dilaksanakan 22-24 Oktober di Gedung AA Maramis II, Jakarta, sukses menghadirkan diskusi-diskusi mendalam, salah satunya dengan tema yang sangat relevan bagi masa depan industri kopi global, yaitu 'Agroforestry and Terroir : Indonesia Central Figure in Sustainable Coffee Plantation and Development'.

Diskusi yang berlangsung seru itu mempertemukan tokoh-tokoh utama dalam industri kopi Indonesia, seperti Alfadriansyah dari Solok Radjo, Rani Mayasari dari Java Halu Coffee Farm serta Yuanita Rachma dari Founder PT House of Coffee Barista ID.

Ketiga pembicara tersebut menyampaikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya praktik pertanian berkelanjutan, dampak terroir terhadap kualitas kopi, dan peran perempuan dalam menggerakkan industri kopi yang lebih berkelanjutan.

1. Pentingnya praktik pertanian berkelanjutan

Suasana Jakarta International Coffee Conference (Dok.JICC)

Dalam sesi ini, Alfadriansyah mengungkapkan bahwa praktik agroforestri yang diterapkan di Solok Radjo telah membawa dampak positif bagi lingkungan dan keberlanjutan industri kopi. Intercropping, konservasi tanah dan penggunaan pupuk organik bukan hanya meningkatkan kualitas kopi, tetapi juga menjaga keseimbangan alam. Alfadriansyah juga menekankan pentingnya sinergi antara petani kopi dan pihak-pihak terkait dalam membangun ekosistem yang lebih hijau dan produktif.

Sementara itu, Rani Mayasari dari Java Halu Coffee Farm berbagi tentang pengalaman dalam mendukung petani kecil melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas.

“Farmer Support Center Starbucks telah berperan besar dalam membantu kami mengedukasi petani tentang praktik berkelanjutan, pengelolaan hama dan cara meningkatkan hasil panen. Upaya ini memastikan masa depan yang lebih baik bagi para petani kecil di pedesaan,” jelas Rani.

2. Dampak terroir terhadap kualitas kopi

Suasana Jakarta International Coffee Conference (Dok.JICC)

Terroir, yaitu kombinasi faktor lingkungan seperti tanah vulkanik, iklim dan ketinggian, turut dibahas dalam diskusi ini. Menurut Yuanita Rachma, Indonesia memiliki keberagaman terroir yang sangat unik yang memungkinkan kita untuk menghasilkan kopi dengan profil rasa yang luar biasa.

Setiap wilayah memiliki karakteristik tanah dan cuaca yang berbeda, memberikan kekayaan cita rasa yang hanya bisa ditemukan di kopi Indonesia. Yuanita juga menekankan bahwa praktik pertanian organik di tempat seperti Lisa and Leo's Organic Coffee telah memberikan manfaat tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi masyarakat sekitar melalui penciptaan lapangan kerja dan perdagangan yang adil.

3. Peran perempuan dalam menggerakkan industri kopi yang lebih berkelanjutan

Suasana Jakarta International Coffee Conference (Dok.JICC)

Diskusi ini juga menyoroti peran penting perempuan dalam industri kopi. “Perempuan memainkan peran yang sangat signifikan dalam produksi kopi berkelanjutan, khususnya dalam posisi kepemimpinan. Keberadaan perempuan di industri ini membuka jalan bagi terciptanya dampak sosial dan ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat,” ungkap Yuanita.

Selain mendiskusikan praktik-praktik terbaik dan manfaat dari pertanian organik, para pembicara juga memaparkan tentang tren masa depan dan peluang bagi kopi Indonesia di pasar global yang semakin berfokus pada keberlanjutan. Yuanita menambahkan bahwa pasar kopi premium yang berkelanjutan memberikan peluang besar bagi Indonesia, terutama melalui program sertifikasi dan inovasi teknologi.

JICC tidak hanya menawarkan wawasan mendalam tentang keberlanjutan dalam industri kopi, tetapi juga membuka kesempatan bagi para pelaku usaha dan pnecinta kopi untuk terlibat dalam berbagai kegiatan menarik lainnya, termasuk Coffee Market dan Coffee Exhibition & Indonesian Coffee Stories.

Editorial Team