Tricot Menembus Batas dan Mencoba Hal Baru di Album Jodeki

Produktif di saat pandemik COVID-19

Sama seperti kebanyakan grup musik lainnya yang sudah merindukan konser secara live, Tricot tetap menggebu-gebu dan produktif dalam merilis karyanya di saat pandemik COVID-19.

Grup musik asal Jepang yang beranggotakan Ikkyu Nakajima (vokalis/gitaris), Motifour Kida (gitaris), Hiromi “Hirohiro” (pemain bas), dan Yusuke Yoshida (pemain drum) ini secara rutin terus mengeluarkan album barunya setiap tahun sejak merilis Makurro di awal 2020 yang jadi album pertama mereka di bawah label major Avex Entertainment sekaligus jadi album keempat dalam diskografi mereka.

“Di saat pandemi seperti ini kami nggak bisa konser, hanya bisa membuat lagu saja. Dan saat membuat lagu, itu bisa jadi motivasi tersendiri untuk memperdengarkannya ke fans kami,” ujar Ikkyu Nakajima, vokalis sekaligus gitaris dari tricot dalam sesi interview online via Zoom.

Selang satu tahun dari dirilisnya album 10 yang menjadi album kelima sekaligus perayaan 10 tahun mereka di tahun 2020, Tricot mengumumkan Jodeki, album keenam mereka yang dirilis pada 15 Desember 2021.

IDN Times berkesempatan untuk berbincang langsung dengan tricot via Zoom dan menceritakan sedikit proses pembuatannya dan juga bagaimana Jodeki adalah ekspresi Tricot seutuhnya.

1. Merefleksikan diri saat pandemi dan mencoba hal baru

Tricot Menembus Batas dan Mencoba Hal Baru di Album JodekiPersonel Tricot (Dok. Tricot)

Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Tricot dan mungkin banyak band lainnya di luar sana di masa pandemi. Hal ini kemudian mereka jadikan momen untuk merefleksikan diri sekaligus tantangan untuk mencoba hal-hal baru.

Salah satunya adalah dengan mengadakan konser yang memiliki konsep unik bertajuk 'HIMITSU'. Konser ini diadakan ketika situasi pandemi mulai mereda dan di Jepang sudah boleh mengadakan konser dengan batasan-batasan tertentu. Di konser tersebut, penonton yang hadir diminta untuk tidak boleh bersuara, tidak boleh bertepuk tangan, menjaga jarak, dan jumlah penontonnya pun sangat dibatasi.

“Konser tersebut merupakan tantangan buat kami di mana saat pandemik COVID-19 ada banyak hal yang kami coba. Dan itu merupakan hal yang unik yang mungkin kalau nggak ada situasi pandemik kayaknya nggak akan coba kayak gini deh. Kami jadi merasa seperti ada perasaan yang berbeda dari biasa karena harusnya kan kami bisa berkomunikasi dengan fans,” ujar Ikkyu.

2. Proses pembuatan album secara online dan bertemu langsung

Tricot Menembus Batas dan Mencoba Hal Baru di Album JodekiIlustrasi album Tricot (Dok. Tricot)

Selain itu, pembuatan album Jodeki sendiri dilakukan dengan metode setengah-setengah di mana sebagian terpisah secara online, sebagian lagi bersama-sama. Hambatan ini membuat personel Tricot memiliki banyak waktu untuk fokus dan eksplorasi banyak hal untuk dimasukkan ke dalam album.

“Tapi, karena di album ini pandemik udah mulai mereda, jadi proses pembuatannya sedikit campuran. Kadang online, kadang bertemu langsung. Dan ini adalah sebuah proses pembuatan album baru di mana menggabungkan bikin lagu secara langsung plus secara terpisah secara online,” ujar Yoshida saat menceritakan proses rekamannya.

Sebagai orang yang menulis sebagian besar lirik lagu-lagu Tricot, proses pembuatan liriknya juga sedikit beda dengan album-album terdahulu. Album-album sebelumnya, lirik adalah bagian terakhir yang dibuat setelah musiknya jadi.

“Untuk album ini, entah kenapa kami memasukkan liriknya berbarengan dengan musik. Jadi awalnya Kida memainkan bagian gitar, kemudian entah kenapa perlahan sambil mengulik-ngulik, perlahan masuk lirik, kemudian instrumen lainnya, lalu tiba-tiba jadi,” ujar Ikkyu yang merasa bahwa prosesnya lebih spontan dari hasil mereka jamming bersama.

3. Gempuran single sepanjang 2021 sebelum merilis album

https://www.youtube.com/embed/L6yt7_NFAuM

Spontanitas bukan lah hal yang baru bagi Tricot. Mendapatkan influence dari banyak genre dari pop, musik rap, hingga metal, mereka tidak puas dengan satu kotak genre saja. Banyak lagu mereka yang dibuat dengan suara gitar dan ketukan drum yang kompleks. Hasilnya, satu lagu bisa menciptakan berbagai nuansa unik yang begitu beragam.  Terlebih, di album baru mereka nanti, mereka memaksimalkan diri dengan banyak mencoba hal baru.

“Buat aku, album ini jadi sebuah hal yang challenging karena pertama kalinya aku coba bikin bagian bass menggunakan bass synthesizer. Saat membuat album ini pun kami memang istilahnya benar-benar banyak mencoba hal-hal baru. Dan untukku, hasilnya menjadi album yang benar-benar menunjukkan diri kami yang sebenarnya,” ujar Hiromi.

Energi yang baru tersebut tercurahkan di single non-album mereka 'Inai' yang juga menjadi soundtrack dari JDrama Curse of Spring. Lagu ini sukses menangkap nuansa gelap yang ingin disampaikan Tricot sehingga menjadikannya salah satu lagu Tricot yang paling agresif.

Di single non-album lainnya, “Dogs and Ducks”, Tricot juga memasukkan suara-suara gitar yang unik seperti pemakaian efek wah dan tremolo. “Dari segi gitar, aku mencoba mencampurkan suara yang nggak biasa sehingga menghasilkan hal yang baru. Aku harap sih semua fans bisa merasa senang dengan jenis suara yang kita coba kali ini,” ujar Kida.

Baca Juga: Rilis 14 Desember, 10 Fakta Album Universe Milik NCT 2021

4. Tricot juga berkolaborasi dengan idola mereka, Nakao Kentaro

https://www.youtube.com/embed/VBTIpDeBQcg

Dalam bermusik, tricot memiliki banyak influence di dalam musiknya dari waktu ke waktu. Bukan rahasia umum juga bahwa salah satu band veteran asal Jepang, Number Girl, juga menjadi salah satu sumber inspirasi mereka.

Di album terbaru mereka pula, untuk pertama kalinya mereka berkolaborasi dengan musisi lain yang juga menjadi idola mereka. Nakao Kentaro yang juga menjadi pemain bas di Number Girl menjadi produser sekaligus mengisi bagian di salah satu lagu berjudul 'Walking' yang ada di album baru mereka. Terlibatnya Kentaro sebagai produser tentunya akan membawa musik Tricot jadi lebih berwarna.

“Kami mengajaknya karena aku secara pribadi kagum sama hasil karyanya. Selama bekerja dengan dia, kami merasa seakan dia tuh member tambahan kami. Benar-benar enak banget kerja bareng sama dia, berasa natural banget karena dia banyak memberikan advice untuk membuat hasil karya yang lebih bagus,” ujar Hiromi yang sangat mengidolakan Kentaro.

5. Persiapan tur Eropa dan Inggris bertajuk ‘Walking x Walking’ di tahun 2022 dan keinginan konser di Indonesia

Tricot Menembus Batas dan Mencoba Hal Baru di Album JodekiPersonel Tricot (Dok. Tricot)

Pandemik COVID-10 sudah mulai sedikit mereda dan banyak negara sudah mulai memperbolehkan musisi untuk menggelar konser offline. Sebagai rangkaian dari promosi album baru mereka, Tricot juga akan menggelar rangkaian tur Eropa dan Inggris di tahun 2022 di 9 negara. Mereka mengaku sangat menanti tur ini dan tidak sabar untuk menyapa fans mereka di sana.

“Kami sangat menantikan ini. Walaupun perjalanannya akan panjang dan mungkin luar biasa capeknya, tapi setelah dua tahun tidak bisa ke mana-mana, akhirnya kami bisa bertemu sama fans secara langsung. Semoga tur kami kali ini bisa jadi sebuah cahaya dan menerangkan hati para fans yang menunggu kami,” harap Ikkyu.

Ketika ditanya negara mana yang mereka ingin sambangi, masing-masing personel memiliki list tersendiri. Mereka mengaku belum pernah ke Italia, Belgia, dan sangat ingin mengunjungi Spanyol. “Ingin juga ke Indonesia,” kata Ikkyu sambil mengangkat tangan.

“Ke depannya kami selalu pengin pergi ke Asia dan Indonesia terutama. Karena aku selalu perhatikan komentar-komentar di YouTube sama Instagram itu selalu ada komen kayak ‘Indonesia, please’. Jadi kita juga pengin segera ke Indonesia juga kalau bisa,” tambah Ikkyu.

Nah, itu lah tadi cerita dari personel Tricot mengenai album baru mereka dan harapannya untuk segera bisa bertemu dengan fans-fans mereka. Album terbaru mereka, Jodeki, yang dirilis pada 15 Desember 2021 berisi 12 track beserta versi instrumental dari masing-masing track kini bisa didengar di berbagai platform streaming musik.

Jodeki juga tersedia dalam format CD + DVD dan juga CD + Blu-ray set bersama merchandise resmi lainnya juga dapat dibeli melalui official Merchbar berikut dan tersedia juga pengiriman ke Indonesia: https://www.merchbar.com/hard-rock-metal/tricot. Selamat menikmati album baru Tricot!

Baca Juga: Rilis Akhir November, 10 Fakta Comeback Cignature di Mini Album Baru

Topik:

  • Jordi Farhansyah
  • Wahyu Kurniawan

Berita Terkini Lainnya