Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria mendengarkan musik
ilustrasi pria mendengarkan musik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Lagu masa remaja: suara dari masa pencarian diriMasa remaja adalah fase penuh warna dalam hidup pria, di mana musik menjadi bentuk ekspresi yang jujur dan teman setia dalam pencarian jati diri.

  • Lagu tentang cinta: jejak emosi yang gak pernah hilangSetiap pria punya lagu yang mengingatkan pada seseorang, menyimpan jejak emosi intens dari bahagia hingga kecewa yang mendalam.

  • Lagu motivasi: energi untuk bangkit dan bertahanLagu-lagu motivasi menjadi sumber kekuatan saat menghadapi tekanan hidup, mengubah keheningan menjadi dorongan untuk melangkah lagi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musik sering jadi cermin yang merefleksikan perjalanan hidup seseorang, termasuk pria. Setiap lagu yang disukai punya cerita tersembunyi di baliknya, entah tentang masa remaja yang penuh semangat, kisah cinta yang gak berjalan sesuai harapan, sampai momen-momen introspektif di usia dewasa. Lagu favorit gak cuma terdengar enak di telinga, tapi juga menempel di hati karena membawa kenangan dan emosi yang pernah dirasakan.

Buat sebagian pria, playlist pribadi adalah arsip kenangan yang tersusun rapi dalam bentuk nada dan lirik. Dari lagu rock yang dulu jadi teman perjalanan naik motor, sampai balada sendu yang pernah menemani malam-malam sepi. Coba deh perhatikan, mungkin tanpa disadari, lagu-lagu yang sering didengar sebenarnya mencerminkan siapa diri seseorang di setiap fase hidupnya. Yuk, coba lihat lebih dekat kenapa lagu favorit pria bisa menggambarkan timeline perjalanan hidupnya.

1. Lagu masa remaja: suara dari masa pencarian diri

ilustrasi membaca buku dan mendengarkan musik (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Masa remaja selalu jadi bab penuh warna dalam hidup seorang pria. Di fase ini, musik sering menjadi bentuk ekspresi yang paling jujur, tempat di mana perasaan, kegelisahan, dan keinginan untuk diakui bisa tersalurkan dengan bebas. Lagu-lagu pop punk, rock alternatif, atau indie kerap jadi teman setia di masa pencarian jati diri, seolah-olah setiap lirik menggambarkan kebebasan yang dicari.

Pria yang dulu rajin mendengarkan band seperti Blink-182, Linkin Park, atau Sheila on 7 mungkin masih mengingat jelas bagaimana musik itu memberi semangat menghadapi dunia. Lagu-lagu itu bukan sekadar hiburan, tapi juga penanda siapa dirinya di masa lalu, seorang remaja penuh mimpi yang berusaha menemukan arah hidupnya. Musik di masa ini sering jadi pintu pertama menuju refleksi diri yang lebih dalam di kemudian hari.

2. Lagu tentang cinta: jejak emosi yang gak pernah hilang

ilustrasi pasangan romantis (pexels.com/Mẫnn Quang)

Setiap pria pasti punya lagu yang langsung mengingatkan pada seseorang. Entah itu lagu yang dulu diputar saat jatuh cinta pertama, atau lagu yang menemani ketika hubungan harus berakhir. Lagu-lagu bertema cinta menyimpan jejak emosi yang intens, dari bahagia, rindu, sampai kecewa yang mendalam.

Ketika mendengar kembali lagu seperti “Perfect” dari Ed Sheeran atau “Dan” dari Sheila on 7, banyak pria akan tersenyum getir, mengenang versi dirinya yang dulu. Di titik ini, musik menjadi semacam ruang aman untuk merasakan ulang emosi yang mungkin sulit diungkapkan. Lagu cinta bukan sekadar nostalgia, tapi juga cara untuk menerima bahwa setiap rasa pernah punya tempat di hati.

3. Lagu motivasi: energi untuk bangkit dan bertahan

ilustrasi pria mendengarkan musik (pexels.com/Ron Lach)

Ada masa di mana hidup terasa berat, dan di situlah lagu motivasi mengambil peran penting. Pria sering menjadikan musik sebagai sumber kekuatan saat menghadapi tekanan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, atau perjuangan pribadi. Lagu-lagu dengan lirik penuh semangat seperti “Stronger” dari Kanye West atau “Laskar Pelangi” dari Nidji bisa menjadi pengingat bahwa mereka mampu melewati semua tantangan.

Musik seperti ini berfungsi sebagai bahan bakar emosional yang membangkitkan semangat. Saat dunia terasa terlalu sunyi, lagu-lagu motivasi mengubah keheningan menjadi dorongan untuk melangkah lagi. Gak heran kalau sebagian pria merasa lagu-lagu itu seperti soundtrack hidup mereka yang menandai titik-titik kebangkitan.

4. Lagu refleksi diri: simbol kedewasaan dan penerimaan

ilustrasi pria mendengarkan musik (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ketika usia mulai bertambah dan prioritas hidup berubah, selera musik pun ikut berevolusi. Lagu-lagu yang dulu terasa asing kini bisa terasa sangat dalam, karena maknanya menyentuh sisi reflektif dalam diri. Pria dewasa biasanya lebih memilih lagu dengan lirik yang jujur dan tenang, seperti karya-karya dari Coldplay, Tulus, atau John Mayer yang menggambarkan proses menerima diri dan hidup.

Musik di tahap ini bukan lagi tentang melarikan diri dari kenyataan, tapi justru tentang memahami dan berdamai dengan hidup. Lagu favorit di masa ini sering jadi pengingat bahwa segala hal baik maupun buruk adalah bagian dari perjalanan yang patut disyukuri. Di titik ini, musik berubah dari sekadar hiburan menjadi sarana introspeksi yang memperdalam makna kehidupan.

Lagu favorit bukan hanya daftar putar acak, tapi catatan perjalanan yang terbentuk seiring waktu. Dari masa remaja yang penuh gejolak, kisah cinta yang berkesan, momen bangkit dari keterpurukan, hingga fase kedewasaan yang lebih tenang, semuanya punya lagu yang mewakili. Setiap nada dan lirik membawa potongan cerita tentang siapa diri seseorang di masa tertentu.

Mungkin tanpa sadar, lagu yang disukai hari ini akan jadi kenangan berharga di masa depan. Jadi, teruslah dengarkan lagu yang membuat hati terasa hidup, karena di balik setiap melodi, ada kisah yang ikut tumbuh bersama perjalanan hidup. Musik bukan cuma teman, tapi juga saksi bisu dari proses menjadi seseorang yang utuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team