Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Langkah Atasi Perasaan Tidak Diinginkan dalam Hubungan

ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Sadari dan terima perasaanmu sendiriLangkah pertama untuk mengatasi perasaan tidak diinginkan adalah dengan menyadari dan menerima emosi yang kamu rasakan. Jangan memaksa dirimu untuk selalu merasa baik-baik saja jika memang sedang terluka.
  • Komunikasikan apa yang kamu rasakanPerasaan tidak diinginkan sering kali muncul karena kurangnya komunikasi. Cobalah bicara secara jujur dan tenang kepada pasangan tentang apa yang kamu rasakan.
  • Jangan bergantung sepenuhnya pada validasi pasanganMengandalkan pasangan untuk merasa dicintai memang wajar, tapi jangan jadikan itu satu-satunya sumber validasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Merasa tidak diinginkan dalam hubungan adalah pengalaman yang menyakitkan dan membingungkan. Kadang, meski sudah mencoba berbagai cara, perasaan itu tetap menghantui dan memengaruhi kualitas hubunganmu. Bisa jadi kamu merasa pasanganmu menjauh, tidak memberi perhatian, atau kehilangan koneksi emosional yang dulu pernah kuat.

Jika dibiarkan, hal ini bisa berdampak pada kepercayaan diri dan stabilitas emosionalmu. Namun, kabar baiknya, kamu tidak sendirian dan kondisi ini masih bisa diperbaiki. Dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa mulai menyembuhkan luka batin dan memperbaiki relasi yang sedang dijalani.

1. Sadari dan terima perasaanmu sendiri

ilustrasi murung (pexels.com/Mary Taylor)
ilustrasi murung (pexels.com/Mary Taylor)

Langkah pertama untuk mengatasi perasaan tidak diinginkan adalah dengan menyadari dan menerima emosi yang kamu rasakan. Jangan memaksa dirimu untuk selalu merasa baik-baik saja jika memang sedang terluka. Mengakui perasaan sedih atau kecewa adalah bentuk kejujuran terhadap diri sendiri.

Setelah menyadari, beri waktu untuk memahami sumber dari perasaan itu. Apakah muncul karena tindakan pasangan atau karena luka lama yang belum sembuh? Pemahaman ini penting agar kamu bisa menentukan langkah selanjutnya secara rasional.

2. Komunikasikan apa yang kamu rasakan

ilustrasi berbicara (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi berbicara (pexels.com/SHVETS production)

Perasaan tidak diinginkan sering kali muncul karena kurangnya komunikasi. Cobalah bicara secara jujur dan tenang kepada pasangan tentang apa yang kamu rasakan. Hindari menyalahkan, tapi fokuslah pada perasaan dan kebutuhanmu.

Komunikasi yang terbuka bisa membantu pasangan lebih mengerti kondisi emosionalmu. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa sikap mereka membuatmu merasa terabaikan. Dengan saling mendengarkan, kamu dan pasangan bisa mencari solusi bersama.

3. Jangan bergantung sepenuhnya pada validasi pasangan

ilustrasi merenung (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi merenung (pexels.com/MART PRODUCTION)

Mengandalkan pasangan untuk merasa dicintai memang wajar, tapi jangan jadikan itu satu-satunya sumber validasi. Ketika kamu terus-menerus mencari pengakuan dari pasangan, kamu bisa kehilangan kendali atas kebahagiaanmu sendiri. Ini bisa membuat hubungan menjadi tidak sehat.

Bangun rasa percaya diri dari dalam diri sendiri. Temukan kegiatan atau komunitas yang membuatmu merasa dihargai dan berguna. Semakin kamu mandiri secara emosional, semakin kuat kamu menghadapi tantangan hubungan.

4. Evaluasi kembali ekspektasimu

ilustrasi merenung (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi merenung (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kadang perasaan tidak diinginkan muncul dari ekspektasi yang tidak realistis. Kamu berharap pasangan selalu perhatian, romantis, dan peka terhadap semua kebutuhanmu. Padahal, manusia punya keterbatasan dan cara mengekspresikan kasih sayang yang berbeda.

Cobalah untuk melihat hubungan dengan lebih objektif. Apakah ekspektasimu adil bagi pasanganmu? Evaluasi ini akan membantu kamu menyesuaikan harapan dengan kenyataan, sehingga perasaan kecewa bisa dikurangi.

5. Luangkan waktu untuk diri sendiri

ilustrasi merenung (pexels.com/Maria Geller)
ilustrasi merenung (pexels.com/Maria Geller)

Meluangkan waktu sendiri penting agar kamu bisa menenangkan pikiran dan mengevaluasi hubungan dengan jernih. Saat kamu terus menerus berada dalam dinamika hubungan, kamu bisa kehilangan perspektif. Waktu sendiri memberi kesempatan untuk mengisi ulang energi emosional.

Gunakan waktu ini untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai. Entah itu membaca, berjalan-jalan, atau sekadar menikmati kopi di sore hari. Aktivitas ini membantu membangun kembali koneksi dengan dirimu sendiri.

6. Perhatikan tindakan, bukan hanya kata-kata

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Polina Zimmerman)
ilustrasi bertengkar (pexels.com/Polina Zimmerman)

Sering kali pasangan mengatakan mereka peduli, tapi tidak disertai dengan tindakan nyata. Hal ini bisa menimbulkan konflik antara harapan dan realita. Jika kamu merasa terus diabaikan meski sudah mengutarakan perasaanmu, saatnya mengevaluasi tindakan mereka.

Tindakan yang konsisten lebih bermakna daripada janji manis semata. Apakah pasangan menunjukkan usaha untuk memahami dan memperbaiki hubungan? Mengamati hal ini bisa membantumu menentukan arah relasi ke depan.

7. Pertimbangkan bantuan profesional

ilustrasi konsultasi (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi konsultasi (pexels.com/cottonbro studio)

Jika perasaan tidak diinginkan berlangsung lama dan mengganggu keseharian, jangan ragu mencari bantuan profesional. Psikolog atau konselor hubungan bisa membantu kamu mengurai perasaan dengan objektif. Mereka juga bisa memberi strategi yang sesuai dengan kondisimu.

Terkadang, pihak ketiga yang netral bisa membantu melihat masalah dengan sudut pandang baru. Ini bisa jadi kunci untuk memperbaiki komunikasi dan memperkuat hubungan. Mencari bantuan bukan tanda lemah, tapi bentuk keberanian untuk menyelamatkan dirimu dan hubunganmu.

Menjadi bagian dari hubungan yang sehat dimulai dari mengenali dan menghargai dirimu sendiri. Jangan biarkan perasaan tidak diinginkan merusak harga dirimu. Dengan langkah-langkah ini, kamu bisa kembali menemukan keseimbangan dan kehangatan dalam hubungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us