Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/Samson Katt)

Intinya sih...

  • Persaingan dalam karier sering muncul tanpa disadari, memicu rasa iri dan tekanan. Komunikasi terbuka dan saling mendukung sangat penting untuk mengatasi masalah ini.

  • Perbedaan kematangan emosional bisa memicu kesalahpahaman dalam hubungan. Keseimbangan emosional dan komunikasi jujur tentang harapan dan kesiapan sangat penting di sini.

  • Keuangan yang belum stabil bisa menjadi sumber stres, perbedaan gaya hidup atau cara mengelola uang juga bisa memicu konflik. Menyusun perencanaan keuangan bersama dapat menjadi solusi agar tidak ada yang merasa dirugikan.

Ketika dua orang dengan usia yang sama menjalin hubungan, tantangannya bisa datang dari banyak arah. Hubungan yang seumuran sering kali dianggap lebih mudah karena kesamaan fase hidup, tetapi kenyataannya tidak selalu demikian. Dinamika emosi, ambisi, dan ekspektasi yang sama tinggi bisa memicu konflik yang unik.

Meski banyak pasangan bisa mengatasinya dengan komunikasi yang sehat, tetap saja ada masalah khas yang kerap muncul. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh masalah umum yang biasanya dihadapi pasangan seumuran dan bagaimana cara menyikapinya. Siapa tahu kamu dan pasangan juga pernah atau sedang mengalaminya.

1. Persaingan dalam karier

ilustrasi kerja (freepik.com/marymarkevich)

Pasangan seumuran sering kali berada dalam tahap karier yang serupa, sehingga persaingan bisa muncul tanpa disadari. Ketika salah satu merasa tertinggal atau kurang dihargai dibanding pasangannya, rasa iri bisa muncul. Hal ini bisa menimbulkan ketegangan dalam hubungan jika tidak diatasi dengan komunikasi yang terbuka.

Selain itu, ambisi yang tinggi dari kedua belah pihak bisa memunculkan tekanan tersendiri. Masing-masing ingin berhasil dan diakui, tapi jika tidak saling mendukung, justru bisa jadi bumerang. Kuncinya adalah menghargai pencapaian satu sama lain dan tidak membandingkan secara langsung.

2. Perbedaan kematangan emosional

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meskipun usianya sama, tingkat kematangan emosional pasangan bisa sangat berbeda. Ada yang sudah siap berkomitmen jangka panjang, ada juga yang masih ingin mengeksplorasi hidup. Perbedaan ini sering kali memicu kesalahpahaman dalam hubungan.

Jika tidak ada kesepahaman, salah satu pihak bisa merasa terlalu menuntut atau malah merasa tertekan. Padahal, membangun hubungan yang sehat membutuhkan keseimbangan dalam hal emosional. Komunikasi jujur tentang harapan dan kesiapan sangat penting di sini.

3. Keuangan yang belum stabil

ilustrasi uang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Pasangan seumuran cenderung sama-sama baru merintis karier, sehingga keuangan belum stabil. Ini bisa menjadi sumber stres, terutama saat menghadapi pengeluaran besar seperti rencana menikah atau membeli rumah. Ketidakpastian finansial sering membuat salah satu merasa terbebani.

Selain itu, perbedaan gaya hidup atau cara mengelola uang juga bisa memicu konflik. Salah satu bisa jadi lebih hemat, sementara yang lain lebih suka menikmati hasil kerja. Menyusun perencanaan keuangan bersama dapat menjadi solusi agar tidak ada yang merasa dirugikan.

4. Ego yang sama kuat

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Karena merasa setara, pasangan seumuran sering kali sulit mengalah. Ketika terjadi perdebatan, keduanya merasa benar dan enggan mundur. Akibatnya, konflik kecil bisa membesar hanya karena tak ada yang mau mengalah.

Masalah ini bisa diatasi dengan belajar mengelola ego dan memahami bahwa tidak semua harus dimenangkan. Hubungan bukan ajang adu argumen, tapi ruang untuk saling mengerti. Sikap rendah hati justru bisa memperkuat hubungan.

5. Tekanan dari lingkungan sekitar

ilustrasi berbicara (pexels.com/Kindel Media)

Lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman sering kali punya ekspektasi tertentu terhadap pasangan seumuran. Misalnya, dianggap sudah waktunya menikah atau memiliki anak. Tekanan ini bisa membuat hubungan jadi terasa diburu-buru.

Padahal, setiap pasangan punya waktu dan kesiapan masing-masing. Jika terus-menerus membandingkan dengan pasangan lain, hubungan bisa terganggu. Yang terpenting adalah membangun kesepahaman berdua dan tidak mudah goyah oleh pendapat orang lain.

6. Bosan karena terlalu mirip

ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Kesamaan usia kadang membuat pasangan merasa terlalu mirip dalam banyak hal. Akibatnya, hubungan terasa datar dan kurang tantangan. Hal ini bisa memicu rasa bosan jika tidak diimbangi dengan aktivitas yang menyegarkan.

Untuk mengatasi hal ini, penting mencari hal-hal baru yang bisa dilakukan bersama. Mulai dari hobi baru, traveling, hingga proyek kecil bisa membuat hubungan tetap menarik. Variasi adalah kunci agar hubungan terus berkembang.

7. Kurang ruang untuk tumbuh secara individu

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Alena Darmel)

Saat dua orang seumuran menjalin hubungan yang intens, kadang tanpa sadar mereka saling mengekang. Keinginan untuk selalu bersama bisa membatasi ruang tumbuh masing-masing. Padahal, pertumbuhan pribadi penting untuk kebahagiaan jangka panjang.

Memberi waktu dan ruang bagi pasangan untuk menjalani aktivitasnya sendiri bisa memperkuat hubungan. Dengan begitu, keduanya bisa saling mendukung tanpa merasa kehilangan jati diri. Hubungan yang sehat adalah yang mendukung pertumbuhan bersama dan individu.

Menjalani hubungan dengan pasangan seumuran memang punya tantangannya sendiri. Namun, dengan komunikasi yang baik dan saling pengertian, masalah-masalah itu bisa diatasi bersama. Kunci utamanya adalah saling mendukung dan tumbuh bersama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team