Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pria dan Side Hustle: Antara Passion, Kebutuhan, dan Lelah yang Nggak Kelihatan

ilustrasi pria pemikir
ilustrasi pria pemikir (pexels.com/filadendron)
Intinya sih...
  • Banyak pria mulai side hustle karena kebutuhan finansial, namun menemukan passion baru di sana.
  • Pria dengan side hustle terlihat produktif tapi jarang istirahat, hidup dalam mode "selalu nyala."
  • Side hustle memberi ruang bebas dari tekanan kantor dan memberikan kebanggaan saat hasil kerja diakui.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dulu, kerja sampingan alias side hustle sering dianggap cuma tambahan kecil. Tapi sekarang, banyak pria yang justru ngerasa itu bagian penting dari hidup mereka. Entah buat ngejar passion yang nggak kesampaian di kerja utama, atau sekadar nambah penghasilan biar bisa bertahan di ekonomi yang makin nggak pasti.

Yang menarik, di balik semangat dan produktivitas itu, sering ada lelah yang nggak kelihatan. Karena di balik “sibuknya” pria yang punya side hustle, ada perasaan yang campur aduk: bangga karena bisa ngatur waktu, tapi juga capek karena seolah nggak punya waktu buat diri sendiri.

1. Berawal dari kebutuhan, tapi lama-lama jadi panggilan hati

ilustrasi kerja keras (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi kerja keras (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak pria yang mulai side hustle karena tuntutan finansial. Entah cicilan, tabungan nikah, atau sekadar biar nggak kalah sama tuntutan hidup. Tapi setelah dijalanin, ada yang justru nemuin hal baru — sesuatu yang bikin mereka lebih “hidup” daripada kerja utamanya.

Di situ mereka sadar, kadang kebutuhan bisa jadi pintu buat nemuin passion baru. Meski awalnya berat, tapi ada rasa puas tersendiri waktu hasil kerja tambahan itu mulai diakui orang lain. Dari situ, mereka belajar bahwa kerja keras bukan cuma soal uang, tapi juga soal makna.

2. Pria yang punya side hustle sering terlihat produktif, tapi jarang benar-benar istirahat

ilustrasi bekerja shift malam (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi bekerja shift malam (pexels.com/cottonbro studio)

Di luar, mereka kelihatan keren. Pagi kerja utama, malamnya masih sempat ngurus bisnis kecil atau proyek sampingan. Tapi di balik itu, waktu istirahat sering jadi hal yang dikorbankan. Mereka seolah terbiasa hidup dalam mode “selalu nyala.”

Nggak jarang, mereka baru sadar capeknya saat udah sampai titik jenuh. Tapi karena merasa harus kuat, mereka tetap lanjut. Padahal, nggak ada yang salah dengan istirahat. Justru, di balik ambisi yang besar, tubuh dan pikiran juga butuh ruang buat bernapas.

3. Bagi sebagian pria, side hustle adalah ruang bebas dari tekanan kantor

ilustrasi orang bekerja sambil minum kopi (pexels.com/pexels)
ilustrasi orang bekerja sambil minum kopi (pexels.com/pexels)

Kerja utama sering penuh aturan, target, dan batasan. Sementara side hustle memberi ruang buat berekspresi tanpa terlalu banyak tekanan. Di sana, pria bisa jadi versi dirinya sendiri, nggak selalu formal, tapi lebih jujur dan kreatif.

Nggak heran kalau banyak yang bilang, justru di pekerjaan sampingan itu mereka ngerasa paling “jadi diri sendiri.” Walau hasilnya nggak selalu besar, tapi rasa puasnya jauh beda. Karena, kadang yang dicari bukan uang tambahan, tapi ruang buat napas dan merasa berarti.

4. Ada kebanggaan tersendiri saat hasil kerja sampingan mulai diakui

ilustrasi bekerja di rig pengeboran (pexels.com/CharlieChesvick)
ilustrasi bekerja di rig pengeboran (pexels.com/CharlieChesvick)

Nggak bisa dimungkiri, ada rasa puas luar biasa saat kerjaan sampingan mulai berbuah. Entah itu klien pertama, pesanan yang terus naik, atau sekadar pujian dari orang terdekat. Momen kecil itu bisa jadi bahan bakar buat terus jalan.

Buat pria, pengakuan atas hasil kerja sering kali lebih berharga dari sekadar nominal. Karena di situ ada pembuktian, bahwa kerja keras mereka, meski dilakukan di sela lelah, tetap punya arti. Dan rasa bangga itu kadang cukup buat ngelupain capek sementara waktu.

5. Tapi di balik semua itu, ada lelah yang jarang mereka tunjukkan

ilustrasi melakukan desain grafis (pexels.com/TIma Miroshnichenko)
ilustrasi melakukan desain grafis (pexels.com/TIma Miroshnichenko)

Side hustle memang bisa kasih kepuasan, tapi juga sering menyimpan tekanan. Pria jarang cerita kalau sebenarnya mereka capek, bukan cuma fisik, tapi juga mental. Mereka lebih memilih diam, karena takut dianggap nggak kuat atau nggak ambisius.

Padahal, di balik produktivitas dan semangat itu, ada sisi manusiawi yang butuh istirahat. Mereka cuma pengin hidupnya seimbang: bisa kerja keras, tapi juga punya waktu buat ngerasain hidup. Karena pada akhirnya, bekerja tanpa jeda juga bukan kemenangan, itu cuma cara lain buat menunda rasa lelah.

Side hustle memang bisa jadi bentuk semangat dan tanggung jawab, tapi juga bisa jadi cermin dari keresahan yang nggak terucap. Pria sering terlihat sibuk, padahal yang mereka kejar bukan cuma penghasilan, tapi juga rasa aman dan makna dari hidup yang dijalani.

Jadi, kalau kamu lihat ada pria yang terus berusaha di dua dunia, kerja utama dan side hustle, coba lihat lebih dalam. Bisa jadi, di balik lelahnya, dia cuma pengin ngerasa cukup. Bukan dalam arti harta, tapi dalam arti hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us

Latest in Men

See More

Pria yang Suka Masak Biasanya Punya Kepribadian yang Nggak Sembarangan

30 Okt 2025, 13:03 WIBMen