7 Cara Ikuti Gerakan Slow Fashion, Kurangi Pencemaran Lingkungan!

Mulai gaya hidup slow fashion, Bro!

Industri mode cepat atau yang dikenal dengan fast fashion berkembang begitu pesat. Namun, ternyata, tren fast fashion punya dampak buruk bagi lingkungan karena limbah tekstil yang dihasilkan begitu besar.

Adapun limbah tekstil menjadi sampah yang tidak terurai dan akhirnya menumpuk dan mencemari lingkungan. Akhirnya, tercetuslah gerakan yang melawan fast fashion yaitu slow fashion atau fashion lambat. 

Slow fashion merupakan gerakan yang mendorong para konsumen untuk mengurangi pembelian pakaian demi mengurangi limbah tekstil tersebut. Slow fashion juga digerakkan untuk menghilangkan perilaku konsumtif yang dihasilkan dari merek fast fashion.

Berikut 7 cara untuk menerapkan gaya hidup slow fashion untuk konsumsi pakaian yang lebih bertanggung jawab. Check it below, Bro!

1. Membeli pakaian sesuai kebutuhan

7 Cara Ikuti Gerakan Slow Fashion, Kurangi Pencemaran Lingkungan!Ilustrasi membeli pakaian sesuai kebutuhan (pexels.com/RDNE Stock project)

Fast fashion telah menciptakan tren busana yang begitu cepat berganti. Hal ini memudahkan individu mendapatkan baju yang diinginkan. Namun, di sisi lain tuntutan untuk berganti-ganti pakaian membuat kebiasaan yang konsumtif.

Akhirnya, konsumen tidak lagi melihat kualitas dari pakaian tersebut dan langsung membeli semua pakaian yang sedang tren, tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya. Maka, jika ingin menghilangkan kebiasaan buruk tersebut, terapkan gerakan slow fashion dengan membeli pakaian sesuai kebutuhan. 

Hindari window shopping di mall atau install aplikasi e-commerce terlalu banyak. Aplikasi belanja yang banyak dapat memicu konsumerisme. Apalagi, ditambah ragam diskon dan promo. Harga murah tidak menjamin kualitas, lho!

2. Pilih bahan berkualitas dan sustainable

7 Cara Ikuti Gerakan Slow Fashion, Kurangi Pencemaran Lingkungan!Ilustrasi memilih pakaian yang berkualitas (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Apabila sedang membutuhkan pakaian baru, belilah pakaian yang punya kualitas material yang baik. Contohnya, seperti katun organik, linen ataupun tencel. Material tersebut menghasilkan kualitas pakaian yang masa pakai dan simpannya lebih lama. 

Karena itu, konsumen tidak harus sering membeli pakaian. Kebiasaan ini akan mengurangi limbah pakaian yang tidak terurai di tempat pembuangan akhir (TPA). Bahan-bahan tersebut juga punya daya serap keringat yang baik. 

Selain itu, pakaian yang memiliki jaminan sustainable juga bisa jadi pilihan. Brand lokal yang memproduksi pakaian sustainable, biasanya menerapkan konsep 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Sustainable juga berarti menggunakan bahan dan zat yang ramah lingkungan. 

3. Pilih desain yang timeless

7 Cara Ikuti Gerakan Slow Fashion, Kurangi Pencemaran Lingkungan!Ilustrasi desain timeless (pexels.com/Antoni Shkraba)

Menghindari sifat konsumtif merupakan salah satu tujuan dari gerakan slow fashion. Memilih dan memiliki pakaian yang berdesain timeless akan membantu konsumen mengurangi konsumsi pakaian. 

Sesuai dengan istilahnya, pakaian dengan desain timeless (tidak lekang oleh waktu) bisa dan cocok digunakan saat musim apa pun. Dijamin, tidak akan ketinggalan zaman! Pakaian timeless juga akan dengan mudah dipadukan dengan item fashion lainnya. Pilih juga warna-warna yang netral, ya.

Pakaian berdesain timeless contohnya kemeja, celana bahan panjang, celana chino, polo shirt, basic shirt, sweater, jaket jeans dan jaket bomber, serta tuxedo atau jas untuk acara formal. 

Baca Juga: Tren Brand Lokal di Indonesia, dari Fashion hingga Beauty

4. Coba capsule wardrobe

7 Cara Ikuti Gerakan Slow Fashion, Kurangi Pencemaran Lingkungan!Ilustrasi capsule wardrobe (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dari desain timeless, cobalah membuat capsule wardrobe. Capsule wardrobe merupakan koleksi pakaian yang telah terkurasi. Mulai dari atasan, bawahan, sepatu serta outerwear yang telah disusun secara rapi. 

Untuk menerapkannya pertama-tama pisahkan pakaian yang sering digunakan dan jarang. Yang jarang digunakan bisa didonasikan, ya. Lalu, susun pakaian yang sering dipakai berdasarkan warna di dalam lemari. Setelah itu, tentukan jumlah pakaian yang akan digunakan misalnya 5 atasan dan 3 bawahan. 

Selanjutnya, lakukan mix and match dari pakaian yang telah di susun tadi. Dari item tersebut bisa dijadikan banyak look untuk digunakan beberapa kali. Dengan kata lain, capsule wardrobe akan membantu penggunanya untuk memilih pakaian dalam lemari. 

5. Pilih brand lokal

7 Cara Ikuti Gerakan Slow Fashion, Kurangi Pencemaran Lingkungan!Ilustrasi brand lokal (pexels.com/Aysegul Alp)

Slow fashion bergerak di tingkat lokal. juga bertujuan untuk mendukung brand fashion dan seniman lokal. Hal ini termasuk juga mempromosikan karya seni lokal dengan membeli produk mereka. 

Biasanya, produk lokal yang sustainable mempunyai waktu produksi yang lebih lama daripada produk-produk fast fashion. Jadi, dengan membeli karya lokal akan mengurangi frekuensi konsumen dalam membeli pakaian sekaligus mendapat pakaian dengan kualitas tinggi. 

Beberapa contoh brand lokal yang menggunakan material bahan ramah lingkungan diantaranya SARE Studio, Sejauh Mata Memandang, Pijak Bumi, Sukkha Citta, Lakanua, Imaji Studio dan masih banyak lagi. 

6. Gunakan sampai rusak dan daur ulang

7 Cara Ikuti Gerakan Slow Fashion, Kurangi Pencemaran Lingkungan!Ilustrasi daur ulang (pexels.com/ready made)

Untuk mengurangi pembelian yang konsumtif, pakailah baju hingga kualitasnya berkurang atau sampai rusak. Jika sampai ada kerusakan, utamakan pergi ke tukang jahit terlebih dahulu untuk diperbaiki. 

Apabila sudah tidak bisa digunakan sama sekali, opsi daur ulang masih bisa dipilih. Biasanya, pakaian yang sudah tidak digunakan lagi bisa didaur ulang jadi barang-barang yang bermanfaat. 

Contohnya, jadikan sarung bantal, taplak meja, pakaian untuk hewan peliharaan, scarf, bandana, ikat kepala, dasi dan masih banyak lagi. Minta bantuan untuk mendaur ulang pakaian, ya, agar tidak terbuang sia-sia. 

7. Ikuti program tukar baju

7 Cara Ikuti Gerakan Slow Fashion, Kurangi Pencemaran Lingkungan!Ilustrasi tukar baju (pexels.com/cottonbro studio)

Tukar baju menjadi solusi yang paling populer untuk mengatasi masalah limbah tekstil yang menumpuk. Program ini memberikan kesempatan bagi konsumen untuk mendapatkan gaya berbusana baru tanpa harus mengeluarkan dana tambahan untuk berbelanja pakaian baru.

Namun, pakaian yang ditukarkan tidak boleh sembarangan. Kondisi baju harus bersih, layak pakai, tidak bernoda, tidak lusuh, dan tidak ketinggalan zaman atau berdesain timeless. Pakaian yang diterima pada program ini biasanya akan diperiksa dan dikurasi terlebih dahulu, baru bisa ditukarkan. 

Slow fashion dicanangkan untuk mengurangi kebiasaan konsumtif yang berakhir merugikan lingkungan. Apabila ikut gerakan slow fashion, artinya kita ikut berkontribusi bagi pelestarian lingkungan di bumi. Jadi, kapan mau mulai ikut gerakan slow fashion, Bro?

Baca Juga: Intip 6 Tren Fashion Pria Tahun 70-an yang Anti Mati Gaya

Aliya Photo Verified Writer Aliya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Wahyu Kurniawan

Berita Terkini Lainnya