Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cufflink (freepik.com/teksomolik)

Cufflink merupakan aksesori mungil yang berfungsi sebagai pengikat manset pada kemeja dengan lengan panjang. Berbeda dengan kancing biasa yang dijahit permanen, cufflink dapat dilepas-pasang sehingga lebih fleksibel dalam penggunaannya. Biasanya dibuat dari logam, kaca, batu permata, atau kombinasi berbagai material, cufflink tidak hanya memiliki fungsi praktis tetapi juga estetis.

Penggunaan cufflink dapat menambah kesan elegan dan personal pada penampilan, terutama dalam acara formal atau semi-formal. Selain menjadi aksesori mode, cufflink juga mencerminkan perhatian seseorang terhadap detail dalam berbusana. Dengan memahami pengertian, sejarah, jenis, dan tips memilih cufflink, kamu dapat meningkatkan gaya dan kepercayaan diri dalam berbagai kesempatan.

1. Pengertian cufflink

ilustrasi cufflink (freepik.com/freepic.diller)

Cufflink adalah aksesori yang digunakan untuk mengencangkan manset pada kemeja yang memiliki lubang kancing di kedua sisi manset tanpa kancing yang dijahit permanen. Fungsinya mirip dengan kancing, namun cufflink menawarkan fleksibilitas dan estetika yang lebih tinggi. Dengan berbagai desain dan bahan, cufflink memungkinkan pemakainya mengekspresikan gaya dan kepribadian mereka. Selain itu, cufflink juga menambah sentuhan elegan pada pakaian formal, menjadikannya pilihan populer untuk acara-acara khusus.

Penggunaan cufflink memerlukan kemeja khusus dengan manset yang dirancang untuk cufflink, seperti kemeja dengan French cuff. Meskipun awalnya hanya digunakan oleh kalangan bangsawan, kini cufflink telah menjadi aksesori umum yang dapat digunakan oleh siapa saja. Dengan berbagai pilihan desain, mulai dari yang sederhana hingga yang mewah, cufflink dapat disesuaikan dengan berbagai selera dan kebutuhan fashion. Penggunaan cufflink juga menunjukkan perhatian terhadap detail dan apresiasi terhadap gaya klasik dalam berbusana.

2. Sejarah cufflink

ilustrasi cufflink (freepik.com/krakenimages.com)

Penggunaan cufflink dimulai pada abad ke-17 di Eropa, ketika kemeja dengan manset yang lebih kaku mulai populer di kalangan bangsawan. Awalnya, manset diikat dengan pita atau tali, namun seiring waktu, dua kancing kecil yang dihubungkan oleh rantai digunakan untuk mengencangkan manset. Pada abad ke-19, dengan adanya Revolusi Industri, produksi massal cufflink membuatnya lebih terjangkau dan tersedia bagi lebih banyak orang. Desain dan bahan yang digunakan pun semakin beragam, mencerminkan perubahan dalam mode dan budaya.

Pada abad ke-20, cufflink mencapai puncak popularitasnya, terutama pada era 1920-an hingga 1960-an. Namun, dengan munculnya kemeja berkancing pada tahun 1970-an, penggunaan cufflink mulai menurun. Meskipun demikian, cufflink tetap menjadi elemen penting dalam mode pria, terutama dalam acara-acara formal seperti pernikahan dan acara bisnis. Memasuki abad ke-21, cufflink kembali populer dengan beragam desain unik dan inovatif yang merefleksikan karakter penggunanya.

3. Jenis-jenis cufflink

ilustrasi cufflink (freepik.com/halayalex)

Cufflink hadir dalam berbagai jenis dengan mekanisme penutupan yang berbeda. Beberapa jenis yang umum meliputi:

  • Bullet back: Memiliki bagian belakang berbentuk silinder kecil yang dapat diputar 90 derajat untuk memasuki lubang manset, kemudian diputar kembali untuk mengunci. Desain ini membuatnya cepat dan praktis untuk dikenakan.
  • Chain link: Terdiri dari dua panel yang dihubungkan oleh rantai kecil, memberikan tampilan klasik dan fleksibel.
  • Stud/button: Memiliki desain sederhana tanpa bagian yang bergerak, biasanya lebih kecil dan memberikan tampilan minimalis.
  • Silk knot: Terbuat dari tali sutra yang diikat membentuk simpul, memberikan sentuhan warna dan sering digunakan untuk acara yang kurang formal.
  • Whale back: Memiliki penutup berbentuk seperti ekor paus yang dapat diputar untuk mengunci, mirip dengan mekanisme bullet back namun dengan bentuk yang berbeda.

Setiap jenis cufflink menawarkan keunikan dan kepraktisan tersendiri. Pemilihan jenis yang tepat dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pemakai. Misalnya, untuk acara formal, cufflink dengan desain klasik dan bahan mewah mungkin lebih sesuai, sementara untuk acara kasual, cufflink dengan desain unik dan bahan yang lebih santai bisa menjadi pilihan. Memahami berbagai jenis cufflink membantu kamu membuat pilihan yang tepat sesuai dengan kesempatan dan gaya pribadi.

4. Tips memilih cufflink yang tepat

ilustrasi cufflink (freepik.com/wirestock)

Memilih cufflink yang tepat memerlukan pertimbangan beberapa faktor penting. Pertama, sesuaikan desain cufflink dengan formalitas acara. Untuk acara formal, pilih desain klasik dengan bahan logam mulia atau batu permata. Untuk acara kasual, desain yang lebih berwarna atau unik bisa menjadi pilihan. Kedua, pilih bahan yang sesuai dengan aksesori lain yang kamu kenakan, seperti jam tangan atau cincin. Cufflink tersedia dalam berbagai bahan seperti emas, perak, stainless steel, atau bahkan kayu.

Selanjutnya, perhatikan mekanisme penutupan cufflink. Pastikan mekanisme penutupan mudah digunakan dan aman agar tidak mudah terlepas saat digunakan. Terakhir, pilih desain yang mencerminkan gaya dan kepribadian kamu. Cufflink adalah cara yang baik untuk mengekspresikan diri melalui detail kecil pada pakaian kamu. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, kamu dapat memilih cufflink yang tidak hanya fungsional tetapi juga menambah nilai estetika pada penampilan kamu.

Dengan memahami pengertian, sejarah, jenis, dan tips memilih cufflink, kamu dapat menambahkan sentuhan elegan dan personal pada penampilan kamu. Cufflink tidak hanya berfungsi sebagai pengencang manset, tetapi juga sebagai pernyataan gaya yang mencerminkan karakter dan selera kamu dalam berbusana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team