Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Jam Tangan Microbrand? Begini Fakta dan Penjelasannya!

Jam tangan microbrand Redwood. (instagram.com/redwoodwatches)

Meski jam tangan adalah aksesori yang hampir semua orang pakai, namun dunia jam tangan sebenarnya luas banget untuk diikuti. Terdapat istilah-istilah yang terkadang masih asing didengar, salah satunya adalah jam tangan microbrand. Apa kamu pernah mendengar istilah ini, Bro? Bukan sekadar merek jam tangan yang belum besar, namun microbrand menjadi salah satu perbincangan hangat para pencinta jam tangan belakangan ini lho, Bro.

Kalau kamu mau tahu lebih lanjut tentang jam tangan microbrand, kali ini IDN Times bakal bahas di artikel ini, Bro. Sehingga kamu jadi lebih paham dan siapa tahu jadi tertarik dengan jam tangan microbrand. Jadi, langsung simak fakta dan penjelasannya di bawah ini ya, Bro!

1. Microbrand adalah merek jam tangan independen yang gak terikat perusahaan lain

Jam tangan microbrand Dryden. (instagram.com/drydenwatchco)

Definisi microbrand dalam konteks jam tangan adalah merek independen yang umumnya masih sangat kecil sehingga mereka gak terikat dengan grup perusahaan apa pun. Menariknya, biasanya merek ini hanya terdiri dari tiga hingga lima orang saja yang mengerjakan. Bahkan bagi merek microbrand yang baru merintis biasanya hanya dijalankan oleh satu orang saja lho, Bro.

Karena merupakan merek yang sangat kecil, kapasitas produksi jam tangan microbrand pun sangat kecil. Biasanya mereka hanya bisa memroduksi 300 hingga 2.000 jam tangan tiap tahun. Sehingga bagi penggemar jam tangan, keterbatasan produk menjadikan jam tangan microbrand terkesan eksklusif.

2. Biasanya berawal dari penghobi jam tangan yang mencari produk ideal

Jam tangan microbrand Dan Henry. (instagram.com/danhenrywatches)

Merek microbrand biasanya berawal dari passion orang-orang yang menggemari jam tangan. Mereka sudah memelajari berbagai merek dan desain jam tangan yang ada di pasaran karena hobi. Sehingga mereka memiliki selera tentang desain jam tangan ideal untuk dipakai. 

Dengan pemahaman tentang perakitan jam tangan, akhirnya mereka membuat jam tangan yang ideal menurut mereka sendiri. Sulit mencari jejak siapa orang yang mencetuskan microbrand pertama kali dalam dunia jam tangan. Kehadiran microbrand diketahui mulai ada sejak tahun 2000an. Platform perdagangan daring dan internet mendorong industri microband semakin menjamur karena pelaku merek ini gak membutuhkan toko luring untuk menjual hasil karya mereka langsung ke konsumen.

3. Microbrand hadir karena ada celah antara jam tangan murah dan jam tangan mewah

Jam tangan microbrand Lorier. (instagram.com/lorierwatches)

Microbrand dalam dunia jam tangan sebenarnya hadir untuk mengatasi masalah yang ada. Yakni adanya jarak yang terlampai jauh antara jam tangan murah dan jam tangan mewah. Penghobi jam merasa bahwa jam tangan mewah dengan kualitasnya yang luar biasa terlalu sulit dijangkau, sedangkan jam tangan murah kurang mampu menawarkan kualitas dan desain yang baik. Sehingga celah antara jam tangan mewah dan jam tangan murah bisa diisi oleh jam tangan microbrand yang menawarkan kualitas baik degan harga masuk akal karena tak perlu mendirikan pabrik besar untuk memroduksinya.

Belum lagi maraknya jam tangan KW yang jadi incaran sebagian orang yang gak mampu membeli jam tangan mewah. Di mana jam tangan KW pun harganya sudah mulai mahal untuk mengejar kualitas jam tangan mewah. Peluang menyediakan jam tangan berkualitas dengan desain menarik menjadi celah untuk jam tangan microbrand masuk. Menyediakan desain-desain jam tangan baru yang fresh dibanding jam tangan yang sudah beredar di pasaran membuat jam tangan microbrand memiliki penggemarnya sendiri.

4. Jam tangan microbrand juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan

Jam tangan microbrand Gavox. (instagram.com/gavoxwatches)

Meski memiliki desain eksklusif, dan umumnya memiliki kualitas lebih baik di kelas harganya dibanding merek-merek massal, jam tangan microbrand ternyata juga punya kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum membelinya. Karena biasanya dijual secara daring dan memanfaatkan sosial media untuk pemasarannya, orang yang ingin membeli microbrand gak bisa untuk mencoba dan melihat langsung produk-produknya. Calon konsumen hanya bisa melihat produk dari ulasan di internet atau menunggu ada pameran langsung dari jam tangan microbrand yang kemungkinannya kecil.

Selain itu, dukungan purnajual jam tangan microbrand juga tak sebaik merek-merek ternama. Hal ini karena jam tangan microbrand dijalankan oleh sedikit orang, sehingga untuk mengatasi keluhan setelah pembelian akan cukup merepotkan, apalagi jika kamu membeli jam tangan microbrand dari luar negeri. Ditambah lagi, gak sedikit jam tangtan microbrand yang gak berhasil survive dalam industri jam tangan. Sehingga saat ada masalah dengan produknya, kamu sudah kesulitan mengontak mereka.

5. Jam tangan microbrand terkenal yang bisa kamu lirik

Jam tangan microbrand Baltic. (instagram.com/balticwatches)

Bagi kamu yang tertarik mencoba jam tangan microbrand, kamu bisa melirik beberapa microbrand yang dihormati pecinta jam tangan. Seperti Redwood, Dryden, Dan Henry, Lorier, Gavox, Baltic, Traska, Halios, Nodus, Christopher Ward, hingga Farer. Membeli jam tangan microbrand memang membutuhkan usaha lebih karena jaringan distribusi yang terbatas, apalagi jika harus membelinya langsung ke negara produsen.

Meski begitu, ada juga toko jam tangan daring di Indonesia yang menyediakan jam tangan microbrand. Sehingga pencinta jam tangan di Indonesia bisa mencicipi beberapa jam tangan microbrand tanpa perlu repot mengimpornya dari luar negeri. Bahkan ada yang menjamin layanan purnajualnya melalui garansi toko. 

Jam tangan microbrand memang menarik untuk diketahui maupun dikoleksi. Bagi kamu yang ingin jam tangan dengan karakter unik dari merek yang gak banyak orang tahu, maka jam tangan microbrand bisa menjadi pilihan. Jadi, apakah kamu tertarik dengan jam tangan microbrand, Bro?

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us