Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BIASA x Sejauh Mata Memandang Hadirkan Koleksi Ramah Lingkungan

(kiri) Susanna Perini, pendiri BIASA dan (kanan) Chitra Subyakto, pendiri Sejauh Mata Memandang saat press conference. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)
(kiri) Susanna Perini, pendiri BIASA dan (kanan) Chitra Subyakto, pendiri Sejauh Mata Memandang saat press conference. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Jakarta, IDN Times - Kedua jenama lokal, BIASA dan Sejauh Mata Memandang (SMM), berkolaborasi untuk memamerkan ragam potongan busana yang mengedepankan konsep ramah lingkungan.

Mengusung nilai-nilai berkelanjutan, mereka mempersembahkan koleksi yang tidak hanya estetik, tetapi juga ramah lingkungan. Dengan semangat yang sama, BIASA dan SMM ingin menghadirkan fesyen yang tak lekang oleh waktu, namun tetap dapat dikenakan secara stylish

Bermain dengan bahan-bahan yang bisa digunakan secara awet dan tahan lama, kedua jenama ini pun saling berkolaborasi untuk menunjukkan bahwa fesyen bisa berjalan beriringan dengan alam. Itulah mengapa, kedua kolaborasi ini mengangkat tajuk "Mata Sawah" yang juga mengandung makna mendalam di baliknya. 

1. Angkat tema "Mata Sawah" yang bawa isu lingkungan

Ragam koleksi kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang dengan material ramah lingkungan. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)
Ragam koleksi kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang dengan material ramah lingkungan. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Dengan koleksi yang memanjakan mata, BIASA dan Sejauh Mata Memandang (SMM) mengusung tema "Mata Sawah," yang menyimpan makna mendalam di balik setiap rancangannya. BIASA, brand asal Bali, mengambil inspirasi langsung dari sawah sebagai simbol alam yang vital bagi masyarakat lokal.

"Sawah merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan Bali. Namun, sistem irigasi sawah, yang dikenal dengan subak, kini menghadapi kerusakan, membawa ancaman bagi lingkungan dan kehidupan sekitar," ujar Susanna Perini, pendiri BIASA, saat press conference BIASA x Sejauh Mata Memandang di kawasan Kemang, Senin (9/9/2024).

Terinspirasi dari alam, BIASA dan SMM memilih material dengan karakteristik airy dan flowy, selaras dengan suasana sejuk persawahan. Susanna pun menambahkan, busana ini tak hanya nyaman untuk dipakai, tetapi juga mengajak pemakainya merasa lebih dekat dengan alam, seolah berjalan di tengah sawah yang tenang.

2. Bawakan fesyen laki-laki dengan material berbahan alam

Ragam koleksi kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang dengan material ramah lingkungan. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)
Ragam koleksi kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang dengan material ramah lingkungan. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Sebagai jenama lokal yang ingin membawa angin segar dalam industri fesyen, koleksi ini menyasar ranah fesyen pria yang semakin bijak dalam memilih pakaian dan gaya.

"Laki-laki itu sekarang sudah mulai picky dalam memilih pakaian yang mereka inginkan. Untuk itu, koleksi ini juga sebenarnya juga bisa dikenakan oleh perempuan, karena kami ingin setiap busana bisa dipakai dengan setiap orang," ujar Chitra Subyakto, pendiri Sejauh Mata Memandang saat press conference

Dengan konsep genderfluid, koleksi ini menonjolkan fleksibilitas tanpa mengabaikan kenyamanan, khususnya dalam menghadapi iklim tropis. Tak hanya itu, potongannya dirancang agar mudah dipadupadankan, menginspirasi pemakainya untuk lebih berani berekspresi dan bermain dengan gaya yang personal.

3. Usung circular economy yang juga bermanfaat bagi para penduduk lokal

Aksesori kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang dengan material ramah lingkungan. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)
Aksesori kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang dengan material ramah lingkungan. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Tak hanya berfokus pada konsep ramah lingkungan, kolaborasi ini juga bercita-cita menjadi trendsetter yang membawa dampak positif bagi pekerja di industri tekstil. Dengan menerapkan konsep circular economy, jenama lokal ini memberdayakan para pekerja dan keluarga mereka, menciptakan siklus yang mendukung kesejahteraan warga lokal.

"Setiap potongan busana dalam koleksi ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Batik dari Tuban, pewarna dari Temanggung, dan jahitan diselesaikan di Bali. Ini adalah bagian dari konsep cottage industry, di mana kami berupaya untuk memberdayakan penduduk lokal," jelas Susanna.

Namun, tak hanya itu, dengan membawa konsep circular economy ini, fesyen pun dapat dengan mudah menjangkau lebih luas para pemakainya. Termasuk generasi muda, kedua jenama ini mengajak mereka untuk mengadopsi gaya hidup slow fashion yang bijak dan penuh makna dalam memilih brand fesyen yang berkelanjutan.

4. Bawakan gaya hidup sederhana dan slow fashion bagi para generasi muda

Salah satu kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang yang usung isu ramah lingkungan. 9 September 2024 (IDN Times/Hani Safanja)
Salah satu kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang yang usung isu ramah lingkungan. 9 September 2024 (IDN Times/Hani Safanja)

Sesuai dengan tajuknya, "Mata Sawah" juga sejalan dengan motto dan cita-cita sang kedua jenama. Kata "Mata" pun diambil dengan cermat, menggaungkan nama "Sejauh Mata Memandang," dan dipilih untuk menyelaraskan kolaborasi ini dengan nilai-nilai utama kedua brand.

"Tajuk 'Mata Sawah' juga berbicara tentang bagaimana kita harus melihat keindahan kesederhanaan dengan lebih jernih. Setiap potong dalam koleksi ini, meski tampak sederhana, melalui proses pengerjaan tangan yang penuh perhatian," ungkap Susanna.

Selain itu, Susanna menjelaskan bahwa konsep kesederhanaan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia yang perlu terus didukung. Melalui koleksi ini, mereka berharap bisa menonjolkan kekayaan budaya Indonesia dengan cara yang lebih bermakna dan mendalam.

5. Manfaatkan bahan-bahan alami yang bisa diubah menjadi busana

Ragam koleksi kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang dengan material ramah lingkungan. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)
Ragam koleksi kolaborasi BIASA X Sejauh Mata Memandang dengan material ramah lingkungan. 9 September 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Berbicara mengenai ramah lingkungan, material dan pewarna merupakan kedua unsur yang tentunya tak boleh dilupakan. Seperti bagaimana kedua jenama ini memaksimalkan bahan alam yang lebih ramah lingkungan, mereka kerap menggunakan indigo sebagai pewarna alami yang memberikan palet warna biru pada pakaian.

Tak berhenti di situ, terdapat juga material denim daur ulang yang disulap sedemikian rupa menjadi baju dan juga tas. Sebagai founder brand SMM, Chitra pun menjelaskan cara pemanfaatan denim dengan cara mengumpulkan fabric waste yang kemudian dicacah. Setelah itu, hasil cacahan berupa benang akan ditenun oleh para pengrajin di Pekalongan. 

Itu dia ragam cara BIASA dan Sejauh Mata Memandang membawa tren sustainable ke dunia menswear. Dengan inovasi ini, fashion enthusiast pun bisa tampil gaya sekaligus berkontribusi pada lingkungan dan komunitas, lho!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
Hani Safanja
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us