ilustrasi sedang memperhatikan instruksi perawatan pada label pakaian (pexels.com/Sarah Chai)
Salah satu penyebab utama kenapa kaus bisa melar atau rusak lebih cepat dari seharusnya. Kaus dibuat dari berbagai jenis bahan seperti katun, polyester, rayon, atau campuran. Masing-masing bahan memiliki karakteristik yang berbeda, ada yang tahan panas, ada yang mudah menyusut, dan ada yang elastis namun rentan terhadap putaran mesin. Instruksi perawatan dibuat khusus untuk menjaga karakter bahan tetap stabil agar tidak melar, menyusut, atau rusak.
Misalnya, jika label menyarankan terdapat kata-kata "cuci dengan air dingin” tapi kamu mencucinya dengan air panas, maka serat kain bisa mengembang lalu mengendur saat kering, sehingga menyebabkan kaus melar. Umunya kaus sering kali disarankan untuk dicuci dengan mode lembut seperti dicuci dengan tangan. Label perawatan bukan sekadar formalitas. Namun itu adalah panduan penting dari produsen yang memahami struktur dan batasan bahan kaus. Mengabaikannya bisa mengakibatkan kerusakan bentuk, warna, dan tekstur, termasuk membuat kaus melar sebelum waktunya.
Sekarang kamu sudah tahu kenapa kaus sering melar setelah dicuci, dan ternyata penyebabnya tidak hanya soal bahan, tapi juga kebiasaan kita sehari-hari saat mencuci, menjemur, dan menyimpannya. Dengan memahami empat alasan di atas, kamu bisa mulai merawat kaus dengan cara yang benar agar tetap awet dan nyaman dipakai. Jadi, jangan remehkan pentingnya perawatan yang tepat. Jadikan pengetahuan ini sebagai panduan agar kaus favoritmu tetap dalam kondisi baik dan awet untuk jangka waktu yang lama.