7 Merek Sepatu Jadul 80-an yang Masih Eksis Hingga Kini

Siapa yang masa kecilnya pernah punya sepatu ini? Atau justru baru punya sekarang karena saat kecil belum mampu membelinya?

Sepatu Kodachi pertama kali diproduksi di Jepang pada tahun 1980. Sayangnya, kepopulerannya saat itu menurun karena bermunculan brand-brand besar dari Eropa dan Amerika pada tahun 1990-an.

Setelah itu, produsen asal Indonesia mengambil alih proses produksi dan pemasaran sepatu Kodachi. Sejak saat itu, banyak sekali masyarakat Indonesia yang menggunakan sepatu ini.

Sepatu ini memiliki desain klasik dengan bahan kanvas ditambah aksen garis tiga menyerupai Adidas. Namun, 3-Stripes milik Kodachi berwarna merah dan biru. Ciri khas sepatu ini adalah desain yang simpel, ramping, dan harganya yang sangat terjangkau. Sepatu Kodachi dibanderol hanya sekitar Rp45 ribu sampai Rp160 ribu.

Hingga saat ini, sepatu Kodachi masih banyak dijual di pasaran. Ada sejumlah reseller resmi yang menjual sepatu Kodachi dan merek-merek sepatu jadul 80-an lainnya di Indonesia.

Merek sepatu jadul 80-an yang populer selain Kodachi adalah Kasogi. Sepatu ini sudah ada sejak tahun 1980-an yang diproduksi oleh pabrik asal Indonesia. Perusahaan yang memproduksi Kasogi adalah PT Alpha Omega Retailindo.

Sepatu Kasogi sebenarnya ditujukan untuk sepatu olahraga, tapi biasanya juga digunakan untuk sepatu sekolah, sepatu jalan-jalan, dan sebagainya. Sepatu ini memiliki desain yang simpel dan bobotnya cukup ringan. Harga sepatu Kasogi lebih mahal dibanding Kodachi, yaitu mulai dari Rp175 ribu hingga Rp400 ribu.

Sepatu Kasogi menjadi salah satu bukti nyata bahwa produk asal Indonesia bisa bertahan hingga belasan bahkan puluhan tahun dan hingga kini masih eksis keberadaannya.

Tidak asing dengan istilah sepatu capung? Merek aslinya adalah Dragonfly, sepatu yang sudah ada sejak tahun 1980. Desain sepatu ini mirip dengan sepatu Kodachi, yaitu berwarna dasar putih dengan tiga garis biru dan merah.

Sepatu ini sangat populer pada tahun 1980-an, khususnya ketika tren fashion sporty ala 80an menjamur di berbagai kalangan. Sepatu ini biasanya digunakan dengan pakaian olahraga, ikat kepala atau headband, dan aksesori olahraga jadul lainnya.

Sama seperti Kodachi, sepatu Dragonfly juga memiliki harga yang sangat miring. Beberapa toko menjualnya dengan harga Rp40 ribu hingga Rp160 ribu. Buat kamu yang mau bernostalgia dengan sepatu jadul 80-an ini, kamu bisa mencarinya di toko sepatu jadul atau di berbagai e-commerce di Indonesia.

Sepatu merek Eagle juga termasuk salah satu merek sepatu jadul 80-an yang populer di Indonesia sejak tahun 1986. Eagle menjadi merek favorit sebagai sepatu anak sekolah, sepatu lari, hingga sepatu badminton.

Hingga saat ini, Eagle terus berinovasi dengan mengeluarkan desain-desain baru yang sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, Eagle juga tetap mempertahankan desain-desain lawas yang ikonik dan menjadi favorit banyak orang.

Buat kamu yang ingin merasakan vibes jadul ala sepatu Eagle, kamu bisa mengunjungi laman resmi penjualan sepatu Eagle atau mencarinya di toko-toko olahraga di kotamu.

Satu lagi merek sepatu jadul 80-an yang eksis dipakai oleh anak sekolah dan remaja di Indonesia tahun 1980-an, yaitu Warrior. Sepatu klasik dan simpel ini sekilas memang mirip dengan merek sepatu besar asal Amerika Serikat, Converse.

Sepatu Warrior menjadi alternatif bagi para pelajar dan remaja karena harga sepatu ini tergolong jauh lebih murah dibandingkan Converse. Dulu, harga sepatu ini hanya sekitar Rp35 ribu.

Namun, 5-10 tahun ke belakang sepatu ini kembali menjadi tren karena banyak orang yang ingin bernostalgia dengan menggunakan sepatu ini. Alhasil, harganya naik mencapai Rp125 ribu - Rp185 ribu/pasang. Meski naik, harganya tetap terjangkau, kan?

Sepatu Warrior sebenarnya sudah ada sejak tahun 1930. Perusahaan Shanghai Huayi asal Tiongkoklah yang awalnya memproduksi sepatu ini.

Melihat kondisi pasar yang potensial, Warrior terus mengembangkan desain sepatu lain yang lebih modern dan beragam, sehingga bisa menyesuaikan kebutuhan zaman. Namun, tenang saja, kamu tetap bisa mendapatkan sepatu Warrior dengan desain OG-nya di pasaran.

Jika merek-merek sebelumnya merupakan sepatu olahraga hingga sepatu sekolah, merek selanjutnya adalah sepatu formal berbahan kulit dengan kualitas jempolan. Sepatu Kickers dahulu menjadi andalan bagi karyawan kantoran, guru, hingga mahasiswa dan anak SMA saat mencari sepatu kulit.

Saat itu, sepatu Kickers juga sering dianggap menjadi simbol tingkat ekonomi seseorang. Siapa pun yang menggunakannya pasti akan dianggap sebagai golongan ekonomi yang cukup. Pasalnya, pada saat itu harga sepatu ini dibanderol mulai dari Rp250 ribu - Rp400 ribu.

Sepatu Dr. Martens atau biasa disebut Docmart merupakan merek sepatu kulit yang populer di Inggris sejak tahun 1960-an. Desain yang ditawarkan memiliki ciri klasik dan jadul.

Dahulu, sepatu Docmart hanya digunakan oleh musisi-musisi punk saja. Kemudian sepatu ini sering dianggap sebagai simbol pemberontakan karena digunakan oleh sub kultur punk, seperti punk rock dan sebagainya.

Lalu, pada tahun 90-an, sepatu ini kembali populer, tapi tidak sebagai simbol pemberontakan melainkan menjadi tren fashion oleh berbagai kalangan untuk kebutuhan formal maupun kasual.

Hingga saat ini, Docmart masih menjadi tren di kalangan anak muda yang ingin bergaya klasik dan tetap menawan. Masih banyak pula toko resmi Dr. Martens yang tersebar di beberapa mal di Indonesia. Namun, harganya yang tidak murah bagi sebagian kalangan membuat tidak semua orang bisa memiliki sepatu ini.

Demikianlah tujuh merek sepatu jadul 80-an yang sudah melewati puluhan tahun dengan tren fashion yang berubah-ubah. Hebatnya, merek-merek ini tetap eksis dan bertahan hingga saat ini.