Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sablon baju (unsplash.com/Valentin Lacoste)

Saat kamu ingin membuat pakaian dengan desain khusus, kamu akan dihadapkan pada pilihan antara sablon atau bordir. Meski sama-sama digunakan untuk mencetak gambar atau tulisan di atas kain, keduanya memiliki teknik pengerjaan, hasil akhir, dan karakteristik yang sangat berbeda. Sayangnya, banyak orang masih keliru membedakan keduanya dan asal memilih tanpa tahu kelebihan dan kekurangannya.

Akibatnya, hasil akhir pakaian bisa tidak sesuai ekspektasi dan malah mengecewakan. Untuk menghindari hal tersebut, kamu perlu tahu perbedaan sablon dan bordir secara mendalam. Artikel ini akan membantu kamu memahami perbedaan keduanya, supaya kamu bisa memilih teknik yang paling sesuai dengan kebutuhan dan budget-mu.

1. Teknik pengerjaan bordir dan sablon sangat berbeda

ilustrasi sablon baju (unsplash.com/Antonius Roberts)

Bordir adalah teknik menghias kain dengan cara menyulam benang membentuk gambar atau tulisan. Metode ini bisa dilakukan secara manual dengan tangan atau memakai mesin bordir otomatis yang dikendalikan komputer. Karena prosesnya melibatkan benang sungguhan, hasil akhir bordir memiliki tekstur yang nyata dan tampak eksklusif.

Sementara itu, sablon merupakan teknik cetak desain di atas kain menggunakan tinta. Proses sablon bisa dilakukan secara manual, seperti sablon screen printing, atau secara digital dengan printer khusus. Hasil sablon lebih menyatu dengan permukaan kain dan cocok untuk desain penuh warna dan beragam bentuk.

2. Bordir menghasilkan tekstur timbul, sablon terlihat lebih rata

ilustrasi bordir baju (unsplash.com/Nathana Rebouças)

Hasil bordir cenderung lebih menonjol karena menggunakan benang yang disulam langsung ke kain. Pola yang terbentuk akan terasa kasar saat disentuh, dan ini memberikan kesan eksklusif dan profesional. Teknik ini banyak digunakan untuk seragam kantor, jas almamater, atau baju formal lainnya.

Di sisi lain, sablon menghasilkan gambar yang menyatu dan rata dengan permukaan kain. Karena itu, sablon cocok untuk desain grafis yang kompleks, seperti ilustrasi berwarna-warni atau tulisan besar. Teknik ini lebih umum digunakan pada kaus santai, hoodie, atau merchandise komunitas.

3. Bordir lebih tahan lama, sablon butuh perawatan khusus

ilustrasi bordir baju (unsplash.com/James Inigo)

Bordir memiliki daya tahan tinggi karena desainnya disulam dengan benang langsung ke kain. Jika dirawat dengan baik, bordiran bisa bertahan bertahun-tahun tanpa pudar, meskipun sering dicuci atau disetrika. Inilah mengapa teknik bordir cocok untuk pakaian yang sering dipakai dalam jangka panjang.

Sebaliknya, sablon cenderung lebih rentan terhadap kerusakan, apalagi jika sering terpapar panas atau dicuci dengan deterjen kuat. Tinta sablon bisa retak atau mengelupas jika tidak dirawat dengan benar. Maka dari itu, kaus sablon sebaiknya disetrika dari bagian dalam dan dicuci dengan air dingin agar tetap awet.

4. Harga bordir lebih tinggi karena prosesnya lebih kompleks

ilustrasi mesin bordir baju (unsplash.com/Agto Nugroho)

Teknik bordir membutuhkan waktu dan ketelitian lebih tinggi, terutama jika dikerjakan secara manual. Proses ini juga melibatkan benang khusus dan mesin bordir yang cukup mahal, sehingga wajar jika harganya lebih tinggi. Harga juga akan naik jika desainnya rumit dan berukuran besar.

Sementara itu, sablon umumnya lebih terjangkau dan efisien untuk produksi dalam jumlah banyak. Teknik sablon memungkinkan vendor mencetak ratusan kaus dalam waktu singkat dengan biaya rendah. Karena itu, banyak pelaku usaha distro atau event organizer memilih sablon sebagai metode cetak utama mereka.

5. Jenis kain yang digunakan untuk sablon dan bordir juga berbeda

ilustrasi sablon baju (unsplash.com/Đồng Phục Hải Triều)

Tidak semua jenis kain cocok untuk kedua teknik ini. Bordir paling optimal diterapkan pada kain tebal dan kuat seperti katun, drill, atau polyester. Kain tersebut mampu menahan tarikan benang dan tidak mudah sobek saat disulam.

Sebaliknya, sablon lebih cocok digunakan pada kain yang permukaannya halus, seperti cotton combed atau spandex. Kain jenis ini membuat tinta sablon menempel lebih rata dan hasil cetak lebih tajam. Jadi, sebelum memilih tekniknya, pastikan dulu jenis kain yang kamu gunakan sesuai, ya!

Setelah memahami berbagai perbedaan sablon dan bordir, kamu jadi bisa menentukan pilihan dengan lebih bijak. Sesuaikan saja dengan kebutuhan, jenis pakaian, serta budget yang kamu miliki. Dengan begitu, hasil akhirnya gak cuma sesuai keinginan, tapi juga tahan lama dan nyaman dipakai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team