ilustrasi sablon baju (unsplash.com/Antonius Roberts)
Untuk memahami karakter masing-masing metode, penting untuk melihat perbedaan sablon DTF dan plastisol dari berbagai aspek. Mulai dari teknologi, jenis bahan kain, hasil cetakan, hingga efisiensi produksi, keduanya menawarkan keunggulan dan tantangan tersendiri. Pengetahuan ini akan membantumu menentukan metode yang paling sesuai dengan kebutuhan produksi atau jenis desain yang ingin dicetak.
Berikut ini adalah perbedaan utama antara sablon DTF dan plastisol yang wajib kamu pahami:
a. Teknologi
Sablon DTF menggunakan teknologi berbasis digital yang memungkinkan desain dicetak terlebih dahulu di atas film. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan pemindahan desain ke kain melalui pemanasan. Sebaliknya, sablon plastisol menggunakan teknik manual dengan layar sablon, di mana tinta dicetak langsung ke kain lalu dipanaskan hingga mengering.
b. Jenis kain
DTF sangat fleksibel karena bisa diaplikasikan ke hampir semua jenis kain, termasuk kain sintetis atau campuran. Ini membuat DTF cocok untuk kebutuhan produksi fashion modern yang menggunakan berbagai bahan. Di sisi lain, plastisol lebih optimal pada kain berbahan dasar katun dan poliester, dan bisa jadi kurang menempel sempurna pada bahan elastis atau tahan panas.
c. Hasil dan tekstur
Hasil sablon DTF umumnya lebih tipis dan lembut, sehingga terasa menyatu dengan kain. Teksturnya cenderung tidak menonjol dan nyaman saat dipakai. Sebaliknya, plastisol menghasilkan lapisan tinta yang tebal dan menonjol, memberikan efek timbul yang khas pada permukaan kain.
d. Detail desain
DTF mampu mencetak desain yang sangat kompleks, termasuk gradasi warna, ilustrasi fotografis, dan elemen visual kecil. Ini karena teknologi cetak digital memberikan resolusi tinggi dan presisi. Plastisol lebih cocok untuk desain dengan warna blok yang sederhana, seperti logo atau teks satu warna.
e. Kecepatan dan skala produksi
Untuk desain rumit dan pesanan kecil, DTF lebih cepat karena tidak membutuhkan proses pembuatan screen. Proses cetaknya juga lebih simpel dan bisa dilakukan sesuai permintaan. Namun, untuk skala besar, plastisol jauh lebih efisien karena proses pencetakan massalnya telah terbukti cepat dan hemat biaya.
f. Ketahanan dan perawatan
Sablon plastisol unggul dari segi ketahanan, terutama terhadap pencucian berulang dan paparan panas. Warna tidak mudah pudar dan daya rekatnya kuat di permukaan kain. Sementara itu, DTF membutuhkan perawatan ekstra seperti mencuci dengan air dingin dan menghindari pemutih agar desain tetap awet.
g. Biaya produksi
Produksi dengan DTF memerlukan investasi awal yang lebih tinggi karena butuh printer khusus, bubuk hotmelt, dan film transfer. Ini membuatnya kurang cocok untuk pelaku usaha yang baru memulai dengan anggaran terbatas. Plastisol lebih ekonomis dalam skala besar karena menggunakan bahan dan peralatan yang lebih sederhana dan sudah umum digunakan.