Jakarta, IDN Times - Isu mengenai ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM) jadi salah satu yang dimuat dalam delapan poin Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Bahkan, isu mengenai ideologi, sistem pemerintahan, dan hak dasar manusia ini ditempatkan dalam poin pertama Asta Cita.
"Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM)," demikian bunyi poin pertama Asta Cita.
Menurut survei lembaga GoodStats yang digelar pada 20 sampai 28 September 2025, ditemukan sejumlah fakta mencengangkan terkait pandangan anak muda terhadap Pancasila. Sebanyak 55,9 persen responden sudah lama tidak mengucapkan teks Pancasila, sedangkan 23,4 persen responden bahkan mengaku lupa kapan terakhir membaca teks Pancasila.
Mirisnya, ada 1,1 persen responden yang tidak pernah mengucapkan teks Pancasila. Sementara, cuma 19,7 persen responden yang tercatat baru-baru ini membaca atau mengucapkan teks Pancasila, paling tidak dalam sebulan terakhir.
Riset ini juga memaparkan sejumlah tantangan terbesar dalam mengamalkan Pancasila. Sebanyak 52,2 persen responden menyebutkan kurangnya teladan sebagai tantangan utama dalam mengamalkan Pancasila, menunjukkan mereka yang punya kekuatan untuk memengaruhi banyak orang belum benar-benar menerapkan Pancasila.
Kemudian 17,4 persen responden mengaku sibuk dengan urusan pribadi, seperti sekolah dan pekerjaan. Ada pula 16 persen responden yang merasa Pancasila sudah 'jauh' dari kehidupan nyata, yang berarti implementasinya harus disesuaikan lagi dengan tuntutan zaman. Terakhir, 13 persen responden menilai pengaruh media sosial dan budaya luar membuat ideologi Pancasila kurang mendapat perhatian.
Lantas, bagaimana pandangan anak muda terkait implementasi memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM) jelang satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran yang jatuh pada 20 Oktober 2025? Berikut ini wawancara IDN Times bersama sejumlah Gen Z.