Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno di Rusun Kampung Bayam, Kamis (6/3/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Intinya sih...

  • Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menegaskan tidak memerlukan gerakan kolosal selama 100 hari kerja memimpin Jakarta bersama Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
  • Membangun pondasi dengan upgrade aplikasi JAKI, menambah kuota Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan fokus pada disparitas antara kaya dan miskin di Jakarta.
  • Pramono-Rano menguatkan pondasi untuk membangun Jakarta lima tahun ke depan dengan hanya 40 program selama 100 hari kerja.

Jakarta, IDN Times - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menegaskan selama 100 hari kerja memimpin Jakarta bersama Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung tidak memerlukan gerakan yang kolosal.

Hal ini menjawab survei Indikator Politik yang menilai kepuasan publik untuk kinerja Pramono hanya 60 persen.

"Kita tidak memerlukan gerakan yang kolosal. Kita menguatkan pondasi saja," ucap Rano di Balai Kota, Senin (2/6/2025).

1. Upgrade kebutuhan dasar KJP sampai JAKIN

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno secara resmi meluncurkan kembali atau relaunching aplikasi Jakarta Kini (JAKI), Rabu (26/5/2025)/IDN Times Dini Suciatiningrum

Rano alias Doel mencontohkan membangun pondasi tersebut semisal upgrade aplikasi JAKI yang sangat dibutuhkan warga Jakarta seperti JakAmbulans, JakCare. Selain itu menambah kuota Kartu Jakarta Pintar (KJP) dari 500 ribuan ke 700 ribuan.

"Jadi memang tidak kolosal hanya menguatkan pondasi saja. Artinya kita tidak membuat bangunan mewah, tidak," tegasnya.

 

2. Tidak lakukan perubahan besar

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menghadiri Relaunching JAKI, Rabu (28/5/2025)/IDN Times Dini Suciatiningrum

Dia menambahkan selama memimpin Jakarta, Pramono- Rano juga tidak mengubah visi besar dengan mengubah lebar jalan atau gedung di Jakarta. Namun, lebih ke soal disparitas yang mencolok, karena kesenjangan antara kaya dan miskin begitu lebar.

"Misalnya saya gak berbicara wilayah lain, gak usah lah membandingkan dengan wilayah lain, tapi Jakarta paling basic hampir 6 ribu sekian ijazah anak-anak kita tidak terambil karena ekonomi. Itu kan simpel, tapi kita lakukan itu," paparnya.

3. Kuatkan pondasi untuk lima tahun ke depan

ilustrasi lalu lintas Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Intinya, lanjut Rano, selama 100 hari kerja, Pramono-Rano menguatkan pondasi untuk membangun Jakarta lima tahun ke depan.

"Kita tidak membuat bangunan mewah, tidak. Tapi penyusunan lima tahun ini kita membangun. Untuk 100 hari, hanya 40 program, bukan yang besar-besar yang paling pondasi," tegasnya.

Editorial Team