Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

155 Rumah Warga di Gorontalo Utara Terendam Banjir

Kondisi Banjir di Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada Sabtu, 4 September 2021. (dok. BPBD Kab Gorontalo Utara)
Kondisi Banjir di Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada Sabtu, 4 September 2021. (dok. BPBD Kab Gorontalo Utara)

Jakarta, IDN Times - Ratusan rumah warga di Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo terendam banjir pada Sabtu, 4 September 2021 lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo Utara mencatat, ada 155 rumah yang terdampak.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, 531 warga terdampak akibat banjir. Berdasarkan data dari BPBD Gorontalo Utara, kata Muhari, ada 200 warga yang mengungsi.

"Warga memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat yang tidak terdampak," ujar Muhari dalam keterangannya, Senin (6/9/2021).

1. Ketinggian banjir 150-200 cm

Ilustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Muhari mengatakan, ketinggian banjir pada Sabtu lalu setinggi 150-200 sentimeter. Pada Senin hari ini, banjir berangsur surut.

"Warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing namun masih waspada terhadap potensi banjir susulan," katanya.

Lebih lanjut, Muhari mengatakan, banjir juga membuat tanggul jebol di Desa Milango. BPBD Gorontalo Utara kemudian melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Sungai untuk melakukan penanganan.

"Berdasarkan analisis InaRisk Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 9 kecamatan berada pada potensi tersebut, termasuk kecamatan Tomilito," ucapnya.

2. Banjir bandang dan longsor di Ngada NTT telan korban jiwa

Ilustrasi pasca-banjir bandang (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Ilustrasi pasca-banjir bandang (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Selain itu, banjir bandang dan tanah longsor juga terjadi di Desa Malapedho, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (4/9/2021) dini hari. Bencana tersebut memakan korban jiwa.

Dilansir ANTARA, banjir bandang dan longsor diduga terjadi akibat curah hujan yang tinggi sepanjang Jumat (3/9/2021). BPBD setempat saat ini masih melakukan evakuasi dan pendataan.

Setidaknya ada lima rumah yang tertimbun longsor dan terdampak. Kasat Reskrim Polres Ngada Iptu I Ketut Rai Artika mengungkapkan, setidaknya sudah ada tiga orang korban yang ditemukan meninggal dunia.

3. Balita berusia empat tahun ditemukan meninggal

Ilustrasi dampak banjir bandang (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Ilustrasi dampak banjir bandang (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Rumah warga yang terdampak itu berada di pinggiran kali mati. Sehingga, diperkirakan saat banjir bandang datang, rumah langsung tertimbun oleh tanah dan material yang dibawa air.

Sekitar satu jam usai kejadian, seorang balita berusia empat tahun ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

"Setelah didata, balita tersebut berusia empat tahun dan berjenis kelamin perempuan," ujar Rai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafian
EditorMuhammad Ilman Nafian
Follow Us