Jakarta, IDN Times - Tenaga Kerja Wanita (TKW) Masamah Raswa Sanusi mengungkapkan sejumlah kegiatannya saat di penjara selama 8 tahun lebih dalam kasus dugaan pembunuhan anak majikannya.
Meski di penjara, Masamah mengaku tidak sedih. Ia bahkan merasa kerasan tinggal di penjara. Ia pun melakukan sejumlah kegiatan di sana.
Terdengar konyol, tapi begitulah kenyataannya. Masamah mengungkapkan ada satu polisi penjara yang memintanya membuat bakwan, atau di Arab Saudi lebih di kenal dengan nama bala-bala. Kata Masamah, polisi itu tahu dirinya suka sambal.
“Polisi orang Arab dan punya pembantu orang Indonesia. Pembantunya bikin sambal satu botol terus panggil aku ke dalam, ajak makan bala-bala bareng. Kalau dia yang jaga, nyuruh aku masak di situ,” kata Masamah di Desa Buntet, Kecamatan Astana, Cirebon, Selasa (3/4) lalu.
Selain mendapat gaji 150 Riyal tiap bulannya, Masamah mengaku membuat kerajinan tangan seperti topi, kalung dan gelang.
“Kerja bikin topi dari benang wol, bikin kalung. Mereka (orang Arab) seneng bikin gelang nama. Mau nama Arab, Inggris, dia pesan, aku bikin terus dia kasih duit,” katanya.
Masamah juga belajar dan menghafal Al-Quran selama di penjara. Ia sudah hafal 2 juz dan selalu dirayakan tiap kali hafal 1 juz Al-Quran.
“Cuma 2 juz sama ayat-ayat kecil lainnya. Terus yang kemarin hafalan lagi 2 juz tapi gak sempat dirayain karena udah pulang. Waktu di penjara 4 juz lebih seperti surat Al-Kahfi, Al-Baqarah,” ungkap Masamah.
Ketika dirinya masih dalam penjara, ia mengaku pernah bermimpi memegang pintu Kakbah. Dalam mimpinya ia heran kenapa ia bisa ke Kakbah padahal masih di penjara. Begitu keluar dari penjara, KJRI Jeddah menawarkannya untuk umrah secara cuma-cuma, ia pun menyambut baik tawaran itu.
"Kayak gak percaya pergi umrah. Pas di penjara aku sempat mimpi aku pegang pintu Ka'bah, aku heran padahal aku di penjara. Pas umrah sadar 'Oh berarti aku ingin lihat Kakbah," pungkasnya.