Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto kolase proses gerhana matahari cincin parsial atau sebagian yang terpantau di Medan, Sumatera Utara, Kamis (26/12/2019). Fenomena langka Gerhana matahari cincin yang berlangsung pada pukul 10.15 hingga 14.15 WIB di Kota Medan hanya terlihat parsial atau sebagian yaitu sebesar 90,6 persen (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Jakarta, IDN Times - Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Rhorom Priyatikanto mengatakan, tidak semua masyarakat di Indonesia yang bisa menyaksikan gerhana matahari cincin pada Minggu (21/6) mendatang. Meski bisa dilihat, gerhana matahari cincin yang terlihat juga hanya sebagian.

"Indonesia hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian dari wilayah utara Indonesia," kata Rhorom seperti dikutip dari Antara, Kamis (18/6).

1. Gerhana matahari cincin bisa dilihat menjelang sore hari

Foto kolase detik-detik puncak gerhana matahari cincin di Kampung Bunsur Kabupaten Siak, Riau, Kamis (26/12/2019) (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Peneliti astronomi dan astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan itu menjelaskan, gerhana matahari sebagian di Indonesia bisa diamati sekitar pukul 15.00 WIB. Di Sumatera, gerhana berlangsung pukul 14.30-15.30 WIB. Sedangkan di Sulawesi, gerhana berlangsung sekitar 30 menit setelahnya.

"Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Maluku dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian," ujarnya.

2. Arab Saudi hingga Tiongkok bisa melihat gerhana matahari cincin

Foto kombo gerhana matahari sebagian yang terlihat di Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (26/12/2019) (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Rhorom mengatakan, gerhana matahari cincin bisa disaksikan di negara Arab Saudi, Pakistan, India, Tiongkok dan Taiwan.

"Gerhana matahari cincin terjadi ketika piringan matahari tertutup piringan bulan dan tersisa bagian tepi yang tak tertutup," katanya.

Rhorom menuturkan, hal itu terjadi karena posisi pengamat, bulan, dan matahari hampir segaris. Saat itu, bulan sedikit lebih jauh dari bumi sehingga tampak lebih kecil dan tak bisa menutupi seluruh piringan matahari.

3. Gunakan kacamata las hingga kamera DSLR agar aman melihat gerhana matahari

Warga mengamati gerhana matahari cincin parsial menggunakan kacamata di daerah Bekasi, Jawa Barat, Kamis (26/12/2019). Fenomena Alam Gerhana Matahari Cincin puncak tidak terlihat sepenuhnnya akibat tertutup awan (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Untuk melihat gerhana matahari, lanjut Rhorom, harus menggunakan filter khusus yang dapat menapis 99,999 persen cahaya matahari yang membahayakan mata. Kacamata las, juga dapat dipakai untuk mengamati gerhana matahari.

"Yang paling aman adalah melihatnya dari layar HP (handphone) atau komputer dengan cara mencari pengamat yang melakukan video streaming, melalui YouTube misalnya," tuturnya.

Selain itu, dapat juga menggunakan peralatan seperti kamera pinhole atau kamera lubang jarum, kacamata matahari, binokular atau teleskop dan kamera DSLR.

Editorial Team