Jakarta, IDN Times - KH Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Sholah dikenal sebagai salah satu tokoh HAM di Indonesia. Adik kandung dari mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang telah lama dikenal sebagai sosok yang idealis dan memiliki komitmen tinggi untuk memajukan NU ke depan.
Berikut 5 fakta tentang Gus Sholah.
Gus Sholah lahir di Jombang, 11 September 1942. Ia merupakan putra dari pasangan K.H. Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu), dan adik kandung dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Ayahnya adalah putra dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asy'ari.
Gus Sholah adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Gus Sholah bersama Wiranto juga pernah mencalonkan diri sebagai kandidat wakil presiden pada pemilu presiden 2004. Langkahnya terhenti pada babak pertama, karena hanya menempati urutan ketiga.
Nama Gus Sholah juga tidak bisa lepas dari pondok pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur yang didirikan oleh sang kakek K.H. Hasyim Asy'ari.
Ia dipercaya menjadi pengurus pesantren sejak tahun 2006 hingga saat ini. Hampir seluruh tokoh politik yang memiliki hajat di gelaran Pemilu, baik presiden sampai kepala daerah selalu meminta doa hingga dukungan kepada pesantren tersebut agar bisa menang dalam kontestasi.
Selain aktif di politik dan keagamaan, Gus Sholah juga merupakan seorang rektor di
Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Jombang.
Unhasy merupakan perguruan tinggi keagamaan islam swasta binaan Nahdlatul Ulama yang resmi menyandang status Universitas sejak Juli 2013. Unhasy secara resmi menyelenggarakan pendidikan bagi para calon sarjana sejak 22 Juni 1967. Kampus tersebut berada satu kompleks dengan Pesantren Tebuireng.
Nama Gus Sholah pernah dicatut sebagai salah satu pengisi acara Reuni Akbar 212 yang terpusat di Monas, Jakarta.
Informasi yang tersebar menyebutkan, ia akan tampil di panggung selama 20 menit, pukul 09.05-09.25 WIB, untuk menyampaikan tausiah Bela Tahuhid ke-II dengan tema "Tauhid Politik dan Perubahan".
Setelah dikonfirmasi, pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang itu pun dengan tegas membantahnya.