Apotek Kimia Farma Radio Dalam (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Kondisi serupa ditemukan di Apotek Kimia Farma, Jakarta Selatan. Apotek ini tidak lagi menjual Termorex sirup, Unibebi, dan Flurin. Berdasarkan penuturan apoteker di sana, Kimia Farma sudah menarik dua produk obat sirop tersebut dari peredaran bahkan sejak minggu lalu.
"Sudah tidak jual, sudah ditarik. Dari minggu kemarin kayaknya. Pokoknya begitu keluar rilisnya langsung ditarik. BPOM juga sudah kasih edaran," kata apoteker Kimia Farma.
IDN Times juga tidak lagi menemukan obat-obat tersebut di apotek milik swasta lainnya, yakni Watsons dan Century Jakarta Selatan.
Salah seorang pegawai di Apotek Watsons mengatakan, pihaknya memutuskan tidak lagi menjual lima jenis obat sirop yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Hal tersebut sesuai dengan arahan dari BPOM tertanggal 20 Oktober 2022.
"Unibebi kita gak jual sih, sudah ditarik semuanya. Flurin dan Termorex pun juga. Pokoknya lima kategori obat itu kita sudah gak jual lagi. Kita dapat edaran dari kantor pusat dan obat-obat ini sudah ditarik ke gudang Watsons Indonesia," beber pegawai Watsons Indonesia.
Senada dengan Watsons, Apotek Century dan Apotek Senopati juga saat ini tidak lagi menjual obat sirop Unibebi dan Flurin.
"Waktu berita turun, kita kembalikan semua (Unibebi dan Flurin) ke gudang. Kita lakukan dua hari yang lalu kalau gak salah. Sebelum ada berita (kasus gagal ginjal) kami masih jual," ucap apoteker Century.
Sementara itu, apoteker di Apotek Senopati mengungkapkan pihaknya belum berani menjual obat sirop buntut dari kasus gagal ginjal akut yang tengah merebak saat ini.
"Kita belum berani jual ya kalau obat sirop dan sudah ditarik juga. Untuk sementara yang bentuknya cair kita belum berani jual," katanya.