Pane mengungkapkan, kasus polisi tembak polisi yang terjadi di Depok adalah kasus yang memprihatinkan. Menurut Pane, kasus ini selalu berulang dan terus berulang. Ia mencontohkan, kasus penembakan polisi dengan polisi, terakhir kali terjadi pada Oktober 2017 lalu. Di mana, anggota Brimob menembak sesama anggota Brimob di lokasi tambang minyak rakyat di Blora, Jawa Tengah.
"Jika anggota polisi saja ringan tangan menembak mati rekan sekerjanya sesama polisi, bagaimana pula jika menghadapi angota masyarakat yang tidak dikenalnya?" ungkap Pane.
Belajar dari kasus ini, menurutnya, jajaran kepolisian perlu kembali mendata dan mengevaluasi kondisi psikologis semua anggotanya yang memegang senjata api. "Hal itu juga harus dilakukan terus menerus," sambungnya.
Pane menilai, dari berbagai kasus polisi tembak polisi selama ini, cukup banyak hal yang melatarbelakanginya. Sikap arogansi yang masih kental dalam budaya kepolisian Indonesia, dinilai menjadi penyebabnya.
"Lalu beban kerja yang cukup berat, terutama dalam menjaga keamanan sepanjang Pilpres di berbagai daerah yang kerap menjadi tekanan psikis," jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Pane, ada persoalan akut yang melilit anggota Polri khususnya di jajaran bawah yaitu persoalan rumah tangga akibat terbatasnya penghasilan sebagai polisi yang hidup di kota besar.
Kondisi itu dinilai kerap menjadi tekanan tersendiri bagi anggota Polri dalam menjalankan tugas profesionalnya. Hal itu juga kerap menjadi penyebab utama mudahnya emosi polisi jajaran bawah gampang meledak, menjadi bringas, dan sadis.
"Tak heran jika dari tahun ke tahun terus terjadi polisi tembak polisi. Polisi berulah menjadi koboi kepada masyarakat atau polisi bunuh diri dengan pistolnya sendiri. Persoalan lain adalah gaya hidup hedonis yang kerap menimbulkan konflik antar teman," jelasnya.
Selain itu, tekanan atasan yang kerap memberikan target untuk pencapaian prestasi atasan, menjadi salah satu hal yang membuat kasus itu terjadi. Bagaimana pun juga, masalah akut seperti ini harus diatasi Polri.
"Para atasan perlu lebih peduli lagi untuk mencermati sikap perilaku bawahannya agar tidak menjadi bringas secara tiba-tiba seperti di Depok, yang memberondong tubuh temannya dengan tujuh tembakan hingga tewas akibat persoalan sepele," ujarnya.