Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kampus UGM (Dok: Humas UGM)
Kampus UGM (Dok: Humas UGM)

Jakarta, IDN Times - Wakil Rektor bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Djagal Wiseso Marseno, menyebutkan sekitar 74 persen mahasiswa UGM saat ini berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kelas menengah ke bawah.

"Bahkan sekitar 30 persen berasal dari keluarga miskin. Karena itu UGM selalu mengajak para pihak dan mitra untuk berkontribusi menjadi pemberi beasiswa,” kata dia dalam siaran tertulis dilansir laman UGM, Jumat (8/7/2022).

1. Jumlah mahasiswa penerima beasiswa terus meningkat

UGM selenggarakan wisuda daring dan luring. Dok: Humas UGM

Djagal menerangkan, hingga 2021, jumlah mahasiswa penerima beasiswa dan besaran nominal beasiswa terus mengalami peningkatan. Beasiswa diwujudkan dalam bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT), biaya hidup, dan relaksasi UKT.

“Pada 2021 UGM mengelola 190 jenis beasiswa yang bersumber dari 117 mitra dengan nominal mencapai Rp295 miliar yang disalurkan pada 19.766 mahasiswa, baik mahasiswa diploma, sarjana dan pascasarjana,” ungkapnya.

2. Penentuan UKT pertimbangkan perekonomian mahasiswa

Pengukuhan Dekan Fisipol UGM sebagai Guru besar. Foto: Humas UGM

Djagal menerangkan persentase jumlah mahasiswa miskin mengejawantahkan jati diri UGM menjadi universitas nasional dan universitas kerakyatan, serta memperhatikan besar biaya kuliah.

Menurut Djagal rata-rata biaya kuliah selama empat tahun untuk saintek Rp68,5 juta. Sedangkan biaya kuliah untuk Soshum Rp56 juta. Sementara untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, besar uang UKT bisa nol rupiah hingga Rp500 ribu per semester.

"Penentuan nominal UKT dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi mahasiswa berdasarkan pendapatan, jumlah tanggungan, dan pihak yang membiayai,” jelasnya.

3. Proporsi mahasiswa luar Jawa telah mencapai 20 persen dari total mahasiswa UGM

Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan secara daring oleh UGM. Dok: Humas UGM

Selain itu, UGM tetap terus meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi putra daerah dari wilayah luar Jawa, wilayah timur Indonesia dan wilayah-wilayah yang termasuk dalam kategori 3T yakni Tertinggal, Terdepan dan Terluar.

Hal ini, kata Djagal, ditunjukkan dengan peningkatan secara signifikan proporsi mahasiswa luar Jawa telah mencapai 20 persen dari total mahasiswa.

Editorial Team