Jalan Terjal Kasper Schmeichel Hingga Tiba di Pentas Piala Dunia

#WorldCup2018 Pahlawannya Krosia ini

Masih ada cerita menarik yang tersisa selepas kekalahan Denmark dari Kroasia pada Minggu (1/7/2018) malam waktu setempat. Ketika kiper Tim Dinamit, Kasper Schmeichel berhasil menggagalkan eksekusi penalti Luka Modric pada menit ke-116 babak perpanjangan waktu.

Sontak sang ayah Peter Schmeichel yang duduk di tribun VIP Stadion Nizhny Novgorod merayakannya dengan amat ekspresif.

Meski pada akhirnya gagal dalam babak adu penalti, Kasper ditahbiskan sebagai Man of the Match laga tersebut, mengalahkan kiper Vatreni Danijel Subasic yang juga tampil apik. Untuk ukuran seseorang yang baru pertama kali merasakan gegap gempita Piala Dunia, apa yang dicapainya adalah titik balik perjalanan karier yang terjal.

1. Awal-awal karier Kasper berjalan dengan sulit

Jalan Terjal Kasper Schmeichel Hingga Tiba di Pentas Piala DuniaManCity.com

Kasper lahir di Kopenhagen, ibu kota Denmark, pada 5 November 1986. Gen sepak bola tentu saja menurun dari sang ayah. Menghabiskan masa kanak-kanak di kota Manchester dan Old Trafford, Kasper kecil sudah akrab dengan bal-balan. Terlebih Peter Schmeichel waktu itu adalah penggawa andalan The Red Devils pada dekade 1990-an.

Beberapa bulan lalu, dunia maya sempat ramai dengan rekaman Kasper kecil mengenakan jersey berhias nama sang ayah bermain bola dengan Tom Ince yang masih balita. Melihat video berdurasi pendek tersebut, jelas bahwa Peter hendak mewariskan sarung tangan kepada Kasper.

Sayang, tahun-tahun awalnya merintis karier berlangsung dengan sulit. Hanya dalam kurun waktu empat musim saja, Kasper bolak-balik memperkuat tim-tim gurem divisi bawah dengan status pinjaman dari Manchester City. Pertimbangan utama adalah usianya masih amat belia untuk menembus tim utama.

Namun lama kelamaan dia gerah juga. Tak kunjung mendapat tempat, Kasper memilih pindah ke Notts County yang waktu itu masih bermain di level League Two alias divisi empat dengan durasi semusim.

Meski menjadi pilihan utama, tawaran bermain dari Leeds United tak bisa diacuhkan. Alhasil Kasper "naik kelas" ke kompetisi Championship, tepat satu level di bawah Premier League.

2. Kesuksesan baru datang setelah pindah ke Leicester City

Jalan Terjal Kasper Schmeichel Hingga Tiba di Pentas Piala DuniaDaily Mirror

Peruntungannya berubah saat pindah ke Leicester City. The Foxes berhasil diantar promosi ke pada dua musim setelah pembeliannya pada pertengahan 2011-12. Merasakan kerasnya kasta tertinggi untuk pertama kali sebagai pemain dengan status permanen jadi pengalaman tersendiri bagi Kasper.

Sempat tertahan di papan tengah, "ledakan" baru terjadi pada musim 2015-16. Bersama pemain-pemain lain seperti Jamie Vardy, Riyad Mahrez, N'Golo Kante, Shinji Okazaki dan Robert Huth, trofi Premier League perdana dalam sejarah klub berhasil dipersembahkan.

Tim yang waktu itu masih diasuh Claudio Ranieri tersebut juga sukses meruntuhkan dominasi klub-klub besar nan mapan untuk pertama kalinya, sejak Blackburn Rovers terakhir kali melakukannya pada 1993-94. Rekor lain juga tercipta.

The Schmeichels menjadi ayah dan anak kedua yang merasakan supremasi tertinggi tanah Inggris tersebut sepanjang sejarah.

Namun, ada satu hal yang belum bisa dilepas: bayang-bayang sang ayah. Itu rupanya bukan perkara mudah. Status sebagai anak seorang bintang nyatanya tak banyak membantu perkembangan karier.

"Aku agak sedikit kurang menyukainya. Masalahnya, aku sudah dewasa, menikah, punya 2 anak, tapi orang-orang tetap memanggilku sebagai anak seseorang," terang pria yang telah menginjak usia 31 tahun tersebut, saat diwawancarai The Guardian.

3. Tampil reguler di level klub, Denmark langsung memercayakan posisi kiper utama

Jalan Terjal Kasper Schmeichel Hingga Tiba di Pentas Piala DuniaFIFA.com

Di level timnas, Kasper baru belakangan menjadi pilihan utama. Pertama kali dipanggil pada 2011, dirinya hanya menjadi penghias bangku cadangan. Posisi tiga kiper dengan jam terbang lebih banyak di tingkat klub yakni Anders Lindegaard, Stephan Andersen dan Thomas Sorensen. Debut tim utama baru diperoleh pria dengan tinggi 1,89 meter itu dua tahun kemudian.

Seiring penampilan yang stabil bersama Leicester City, Åge Hareide selaku pelatih kepala langsung memberinya status sebagai kiper utama Denmark sejak masa kualifikasi zona Eropa. Tampil di Piala Dunia pun menjadi pencapaian tertinggi di ajang internasional.

Di Rusia, satu lagi rekor dipecahkannya. Rekor tak kebobolan milik sang ayah berhasil dilampaui, dan catatan baru adalah 533 menit.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa semakin menua seorang kiper, kualitasnya akan semakin menanjak. Bisa saja apa yang diraih Kasper beberapa tahun belakangan adalah awal dari berbagai trofi yang sudah menunggunya. Toh, usianya baru menginjak kepala tiga, masih relatif muda.

Timbul satu pertanyaan menarik: maukah Kasper pindah ke klub yang lebih besar demi memuluskan ambisinya? Manchester United bisa dicoba.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya