Ada Bisnis Sabu di Kalipasir, 70 Persen Pengedar adalah Warga

16 Jul 2024, 11:54 WIB

Tersangka peredaran sabu di Kalipasir, Jakarta Pusat (Dok. Humas Polres Jakpus)

Jakarta, IDN Times - Polres Metro Jakarta Pusat menangkap 26 orang diduga terkait penyalahgunaan narkotika jenis sabu di Kalipasir, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. Penangkapan itu dilakukan dalam rangka Operasi Nila Jaya 2024.

Kasatnarkoba Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Iver Son Manossoh mengatakan, dari 26 tersangka yang ditangkap, satu orang merupakan bandar, selebihnya pengedar dan pengguna.

“Sebagian besar warga Kalipasir dominan pengedar 70 persen warga Kalipasir,” kata Iver, Selasa (16/7/2024).

1. Sabu digunakan di MCK

Ilustrasi barang bukti Narkoba jenis sabu (IDN Times/ dok polda riau)

Iver menjelaskan, Kalipasir merupakan zona merah peredaran narkoba. Dari Operasi Nila Jaya di sana, polisi berhasil mengamankan 1,9 kilogram sabu.

Para pengguna sabu mengonsumsi barang haram tersebut di tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK). Namun, beberapa waktu lalu, MCK telah dihancurkan pemerintah untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba.

“Di tempat ini dulu banyak MCK kemudian diputuskan pemerintah dibongkar karena ternyata dipakai kelompok pemuda untuk menggunakan narkoba dalam MCK,” ujar Iver.

2. Penggunaan sabu pindah ke rumah-rumah

Polisi temukan sabu dan bong sebagai barang bukti. (IDN Times/Polres Kubu Raya).

Namun usaha itu sia-sia, kini sabu dipakai di dalam rumah-rumah. Dugaan itu karena ditemukannya bong di beberapa rumah yang digeledah.

“Banyak bong kami temukan di rumah-rumah kami juga melakukan edukasi menyambangi rumah door to door melakukan tes urine untuk tadi dalam rangka kami memetakan zona rawan peredaran sesuai informasi dari masyarakat yang menyasar anak anak dan pelajar,” kata Iver.

3. Pelayanan rehab gratis khusus anak

Ilustrasi Tersangka. (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk mengantisipasi peredaran narkoba di Kalipasir, Polres Jakpus mendirikan posko edukasi dan sosialisasi. Polisi juga membuka pelayanan rehab gratis khusus anak.

“Karena penyalahgunaan menyasar anak-anak dan pelajar layanan pos kami akan berkesinambungan. Kami sebarkan flyer dan nomor kontak kami untuk rehab gratis, kami utamakan anak-anak dan pelajar juga masyarakat umum,” ujarnya.