Cara Agar Kita Lebih Peduli Masalah Sampah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Asisten Deputi Pendayagunaan Iptek Maritime, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI (Kemenkomaritim) Nani Hendiarti mengatakan mengubah perilaku masyarakat untuk lebih peduli dengan sampah bukanlah perkara yang mudah.
Banyak dari mereka yang sudah terbiasa untuk acuh dengan sampah, sehingga membuat mereka kurang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.
“Kita kurang peduli dengan memberikan ajaran kepada anak-anak kita sejak dini. Karena kalau diminta untuk berubah perilaku itu tidak lah mudah,” ujar dia di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (5/6).
Nani mengatakan salah satu cara untuk mengubah perilaku masyarakat adalah dengan memberikan edukasi sejak dini, yakni kepada anak-anak. “Itulah pentingnya memberikan edukasi sejak dini,” kata dia.
1. Banyak masyarakat harus melakukan sesuatu dengan paksaan
Guru Besar Pengelolaan Udara dan Limbah, Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Enri Damanhuri mengatakan, masyarakat sudah terbiasa melakukan sesuatu dengan perintah terlebih dahulu. Edukasi kepada masyarakat juga sudah dilakukan sejak lama, namun dampak tersebut belum dapat dirasakan.
“Persoalan ini sebenarnya sudah lama, kita selalu bergerak tentang edukasi. Tapi sampai kapan edukasi ini terus dilakukan? Karena sampai sekarang belum terlihat perubahannya. Kalau kita tidak dipaksa maka tidak akan bergerak. Jadi ada hal dimana kita dipaksa terlebih dahulu,” ujar dia.
2. Masyarakat tidak diajarkan mentalitas untuk peduli sampah
Editor’s picks
Bahkan, Enri mengatakan, masyarakat Indonesia tidak memiliki mental peduli terhadap sampah.
“Contoh sederhananya seperti orang-orang yang datang ke sebuah acara, mereka selesai makan, piringnya tidak ditaruh di tempat yang disediakan, tapi ditaruh di bawah kursi. Padahal, seharusnya kita bisa mengedukasi pengunjung yang hadir untuk meletakkan piringnya di ujung,” ujar dia.
3. Edukasi membutuhkan waktu dan usaha besar
Sementara, Kasubdit Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik mengatakan, mengedukasi masyarakat memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Usaha yang harus ditempuh juga harus lebih besar.
“Edukasi itu penting sekali walau pun butuh waktu dan usaha, tapi tetap harus dilakukan. Selain itu juga, semua orang di Indonesia harus bisa mengurangi sampah mulai dari dirinya sendiri. Misalnya dengan melakukan kompos di rumah,” dia mencontohkan.
4. Banyak daerah yang tidak memiliki fasilitas pengelolaan sampah
Nani menjelaskan salah satu faktor lainnya yang membuat pengelolaan sampah tidak terkontrol dengan baik, kata Ujang, adalah keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah di sejumlah wilayah di Indonesia.
Masyarakat di kota-kota besar, lanjut dia, mungkin sudah banyak diberikan edukasi. Namun beberapa wilayah yang terpinggirkan dengan keterbatasan edukasi, akan memilih membuang sampah tidak di tempatnya.
“Ibu-ibu dan anak-anak yang ada di wilayah pinggiran tersebut, mereka kalau ditanya buang sampah di mana, mereka akan membuangnya di laut. Karena itu perlu untuk menyampaikan edukasi tentang kampanye perubaha perilaku dan dijaga bersama-sama,” kata Ujang.