Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Agustusan, Warga Tunggul Wulung Malang Bentangkan Bendera 30 Meter  

Bendera merah putih raksasa dibentangkan di Kelurahan Tunggul Wulung, Kota Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Pandemik COVID-19 tak membuat masyarakat kehilangan semangat untuk merayakan HUT ke 76 Republik Indonesia. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Karang Taruna Kelurahan Tunggul Wulung, Kota Malang, Selasa (17/8/2021).

Mereka menggelar upacara sederhana dengan mengibarkan bendera raksasa. Dimensi bendera sendiri adalah 30 x 21 meter dan dibentangkan di lapangan SSBUB 82 Jl Simpang Akordeon, Tunggul Wulung, Lowokwaru, Kota Malang. 

1. Perwujudan rasa syukur

Lima belas anak dilibatkan untuk membawa bendera raksasa sebelum dibentangkan. IDN Times/Alfi Ramadana

Ketua Karang Taruna Kecamatan Lowokwaru, Totok Triantoro menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang sudah dicapai Indonesia. 

"Ini adalah perwujudan semangat kami para pemuda Kota Malang untuk kemerdekaan Indonesia. Meski masih dalam situasi pandemik, kami bersyukut bisa turut merayakan kemerdekaan Indonesia meski dengan keterbatasan," terangnya Selasa (17/8/2021).

2. Ingin buat sesuatu yang berbeda

Bendera merah putih raksasa yang dibuat oleh Karang Taruna Kelurahan Tunggul Wulung. IDN Times/Alfi Ramadana

Lebih jauh, mengenai bendera raksasa yang dibentangkan tersebut, Totok menyebutnya sebagai simbol semangat kemerdekaan yang harus terus membara. Untuk itu, mereka juga melibatkan beberapa anak sekolah sepak bola di lapangan tersebut untuk membawa bendera raksasa tersebut sebelum dikerek naik. 

"Ini pertama kalinya kami mengibarkan bendera sebesar itu. Semua prosesnya dikerjakan sendiri oleh teman-teman karang taruna dengan menghabiskan waktu dua hari dua malam untuk menjahit benderanya," imbuhnya. 

3. Spontanitas untuk rayakan kemerdekaan

Bendera merah putih usai dibentangkan di lapangan SSBUB 82 Kota Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Totok mengakui bahwa sebenarnya pengibaran bendera raksasa itu berjalan spontan begitu saja. Persiapan dilakukan hanya kurang lebih sepekan saja. Memanfaatkan kain yang ada, kemudian dijahit secara bergantian oleh anggota karang taruna. Untuk peserta yang ikut sendiri dibatasi maksimal 25 orang. Hal itu juga untuk menghindari agar tak terjadi kerumunan. 

"Terus terang persiapannya memang mepet. Tetapi karena semangat dan tekad dari teman-teman karang taruna semua ini bisa terlaksana," sambungnya. 

4. Jahit bendera butuh waktu lama

Bendera merah putih raksasa yang dibuat oleh Karang Taruna Kelurahan Tunggul Wulung. IDN Times/Alfi Ramadana

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kelurahan Tunggul Wulung, Samsul Utomo Sa'i menambahkan bahwa persiapan yang paling memakan waktu adalah menjahit benderanya. Belum lagi tantangan lainnya adalah jarum jahit yang kerap patah membuat mereka harus bekerja lebih ekstra lagi untuk menyelesaikan bendera itu. 

"Tetapi karena komitmen dan keinginan teman-teman agar bendera ini bisa digunakan saat peringatan detik-detik kemerdekaan, maka kami bisa menyelesaikannya tepat waktu," tandasnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alfi Ramadana
EditorAlfi Ramadana
Follow Us