IWF 2021: Imajinasi dan Ekspresi Lewat Menulis

Menulis dan membaca itu berkaitan erat #IWF2021

Jakarta, IDN Times - Ayat-Ayat Cinta, Laskar Pelangi, Garuda di Dadaku, Bumi Manusia, dan masih banyak lagi. Itulah sederet film besar yang pernah ditulis naskahnya oleh seorang Salman Aristo.

Ya, Salman, salah satu penulis naskah terbaik di Indonesia, berbagi pengalaman dan ilmunya dalam menyusun skrip untuk sebuah film. Semua tak diraih oleh Salman dengan instan.

Proses sudah dijalaninya sejak kecil. Semuanya dituangkan oleh Salman dalam acara Indonesia Indonesia Writers Festival 2021, yang diselenggarakan oleh IDN Times. Bertemakan #7agaSemangat. Salman buka-bukaan terkait kariernya sebagai seorang penulis dalam materi pertama IWF edisi kali ini yang bertajuk "Merintis Karier sebagai Penulis Skenario Film".

1. Obsesi masa kecil

IWF 2021: Imajinasi dan Ekspresi Lewat MenulisIWF 2021 - Merintis Karier sebagai Penulis Skenario Film bersama Salman Aristo dan Gina S. Noer, pada Senin (25/10/2021). (IDN Times/Herka Yanis)

Kecintaan Salman terhadap dunia film sebenarnya dimulai sejak kecil. Dia bercerita, sejak usia lima tahun, sudah terobsesi dengan dunia film. Ketika itu, dia kerap diajak oleh orang tuanya pergi ke bioskop.

Salman mengaku masih begitu polos dan tak tahu apa itu bioskop. Namun, ketika dia sudah memasuki teater, ada perasaan yang menggugahnya.

"Kan peluangnya 50-50 kala itu, entah gue takut atau lainnya. Ternyata, gue makin tertarik dan ingin dekat dengan film. Karena saat itu hanya ada bioskop dan televisi. Akhirnya, gue lebih dekat dengan televisi. Lalu setidaknya, setiap sebulan sekali gue minta ke bioskop," ujar Salman.

2. Bahan bacaan itu mainan

IWF 2021: Imajinasi dan Ekspresi Lewat MenulisIWF 2021 - Merintis Karier sebagai Penulis Skenario Film bersama Salman Aristo dan Gina S. Noer, pada Senin (25/10/2021). (IDN Times/Herka Yanis)

Ketika kecil, Salman tak cuma berminat dengan film. Dia juga gemar membaca. Hal itu juga disebabkan oleh lingkungannya di masa kecil.

Karena sang ayah memiliki usaha sampingan sebagai agen surat kabar, kala itu tergugah hati Salman untuk bisa membaca sejak dini. Kala itu, dia ingat usianya masih empat atau lima tahun.

"Gue terobsesi dengan membaca, karena memang menganggap semua orang bisa. Banyak bahan bacaan juga. Buku, koran, dan majalah, itu seperti mainan buat gue," ujar Salman.

Berangkat dari sini, Salman mulai terasah imajinasinya. Referensi cerita yang masuk sejak kecil, menggugah kreativitasnya secara otomatis.

"Tapi, kalau ditanya mau jadi penulis kapan, ya dari SMA kelas satu. Gue selalu ngulik tentang film tanpa pernah tahu kalau akan jadi seorang film maker. Makanya, saat gue bisa memilih sekolah film, tidak mengambil itu," ungkap Salman.

Ya, Salman malah memilih jurnalistik untuk mengawali kariernya. Namun, dari situlah, Salman mengembangkan kemampuannya menulis hingga akhirnya menjadi penulis skenario terkenal seperti sekarang.

"Setelah lulus dan jadi wartawan pun saya tetap bergelut di bidang hiburan atau industri kreatif. Baru setelahnya saya sering ngobrol dengan teman-teman yang ada di industri perfilman," ujar Salman.

3. Mainan itu kini jadi ungkapan ekspresi

IWF 2021: Imajinasi dan Ekspresi Lewat MenulisIWF 2021 - Merintis Karier sebagai Penulis Skenario Film bersama Salman Aristo dan Gina S. Noer, pada Senin (25/10/2021). (IDN Times/Herka Yanis)

Gemar membaca dan menulis sejak dini, memang yang menjadikan Salman seperti sekarang. Dia kini memiliki segudang ide untuk dituangkan ke dalam rangkaian tulisan, skenario film.

Tulisannya bukan sebuah ekspresi rasa, melainkan visualisasi. Ini yang ditekankan oleh Salman. Ada perbedaan mendasar antara kebutuhan menulis skenario film.

"Medium, karena kan kalau film harus dituangkan secara visual. Kita tidak bisa menuangkan rasa di dalam skenario film. Kalau novel dan lainnya, cocok. Tapi, bicara film, semua tentang visual. Jadi bagaimana tulisan kita ini dituangkan untuk kebutuhan visual," ujar Salman.

Menarik ya, pengalaman Salman? Kamu bisa lihat rekaman lengkapnya di YouTube IDN Times. Jangan lewatkan pula sesi menariknya dari IWF 2021.

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2021. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2021 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 25 hingga 30 Oktober 2021 melalui zoom dan Youtube channel IDN Times.

IWF 2021 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Gina S. Noer, AULION, Zarry Hendrik, Kevindra Soemantri, Sri Izzati, dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: IWF 2021 IDN Times Dimulai, 5 Hal Ini Wajib Kamu Siapkan  

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya