Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Koordinator Pusat Aliansi Nasional BEM Seluruh Indonesia, Herianto ketika berbincang di program Ngobrol Seru IDN Times. (IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Koordinator Aliansi Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Herianto, mengatakan salah satu harapan mahasiswa ketika menggelar demonstrasi "Indonesia Gelap" adalah bisa menemui Presiden Prabowo Subianto.

Tetapi, kata Herianto, bukan berarti mahasiswa diajak masuk ke dalam Istana Kepresidenan, melainkan Prabowo atau Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menemui demonstran di luar Istana. 

"Harapan kami karena ini bermuara di kepemimpinan Prabowo-Gibran, Prabowo atau Gibran menemui massa aksi," ujar Herianto ketika berbincang di program 'Ngobrol Seru' yang tayang di YouTube IDN Times pada Senin malam (17/2/2025). 

"Ini bukan kami yang diajak masuk ke dalam (Istana Kepresidenan) ya. Tapi mereka yang keluar menemui kami di lapangan," katanya. 

Mahasiswa dari Universitas Mataram itu mengatakan, bila ujung-ujungnya mahasiswa diajak berdialog di dalam Istana, untuk apa mereka menggelar unjuk rasa. Aktivitas itu dinamakan audiensi. 

"Kan yang diminta oleh masyarakat adalah bagaimana keberpihakan dari pemerintah untuk hadir di tengah-tengah masyarakat. Kan yang diinginkan oleh mahasiswa sederhana. Mereka mengajukan tuntutan sambil membawa kajian," tutur Herianto. 

Kemudian, kata Herianto, harus ada kesepakatan secara tertulis (MoU), tuntutan mana saja yang bakal dipenuhi. "Selesai, tidak ada permasalahan," katanya. 

Herianto menyebut alasan demonstrasi berujung dengan konflik, sebab tuntutan mahasiswa tak pernah didengarkan pemerintah. 

1. BEM SI membantah demonstrasi ditunggangi pihak tertentu

Aksi #IndonesiaGelap yang digelar oleh kelompok mahasiswa pada Senin (17/2/2025). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Lebih lanjut, Herianto juga mendengar tuduhan aksi demo yang dilakukan mahasiswa pada pekan ini, sudah ditunggangi pihak-pihak tertentu. Bahkan, ada pula yang menuduh mahasiswa adalah massa yang dibayar untuk berunjuk rasa. Tetapi ia menepis semua tuduhan tersebut. 

"Sebagai mahasiswa, selagi kami memiliki prinsip, kesepakatan kami saat melakukan konsolidasi bersama pandangan dari pimpinan, kita harus tetap berdiri (untuk menyampaikan aspirasi). Apapun tantangan dan isu-isunya akan kami lawan," katanya. 

Aksi demonstrasi perdana sudah digelar pada Senin, 17 Februari 2025 di sejumlah daerah, termasuk Jakarta. Demonstrasi digelar di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Meski sempat diwarnai kericuhan, tetapi aksi berjalan kondusif. 

2. Isi tuntutan demonstrasi "Indonesia Gelap"

Aksi #IndonesiaGelap yang digelar oleh kelompok mahasiswa pada Senin (17/2/2025). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Herianto memaparkan isi sejumlah tuntutan mereka melalui aksi demonstrasi "Indonesia Gelap". Pertama, mahasiswa menuntut Prabowo agar mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran. Kedua, mahasiswa menuntut Prabowo mengevaluasi struktur Kabinet Merah Putih. 

Ketiga, mahasiswa menuntut Prabowo mengevaluasi program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG). Keempat, mahasiswa menolak dwifungsi TNI. 

"Karena kami melihat di beberapa pos di instansi pemerintahan dan sipil diisi oleh prajurit TNI aktif. Ini kan di luar dari fungsi TNI yang tugas utamanya untuk menjaga negara," kata Herianto. 

Kelima, mahasiswa juga menuntut agar pemerintah dan DPR segera mengesahkan RUU Perampasan Aset. Keenam, mahasiswa mendesak agar pemerintahan Prabowo-Gibran segera mengusut dugaan tindak korupsi yang pernah terjadi pada era Presiden ke-7 Joko "Jokowi" Widodo. 

"Itu sebabnya kami minta agar adili Jokowi. Kan sekarang banyak terungkap dugaan kasus-kasus korupsi yang terjadi di era Jokowi. Namun, tidak ada ketegasan dari pemerintahan saat ini," ujarnya. 

3. Mahasiswa kecewa karena Prabowo malah meneriakan "hidup Jokowi"

Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto memberikan keris kepada Presiden ke-7 Joko "Jokowi" Widodo seusai keduanya berpidato dalam momen HUT ke-17 Gerindra di SICC, Bogor, Sabtu (15/2/2025). (IDN Times/Linna Susanti)

Selain itu, Herianto juga mengungkap kekecewaan mahasiswa ketika menyaksikan pidato politik Prabowo pada puncak HUT ke-17 Partai Gerindra yang digelar di Sentul City International Convention Centre (SICC), Bogor, Sabtu, 16 Februari lalu. Sebab, pada HUT tersebut, Prabowo justru meneriakan kata-kata "hidup Jokowi".

Padahal, menurut Herianto, di ruang publik sedang bergaung 'adili Jokowi' sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap kebijakan yang dikeluarkan selama dua periode kepemimpinannya. 

"Yang digaungkan oleh Prabowo di acara itu kok malah 'hidup Jokowi'. Kan seharusnya yang disampaikan 'hidup rakyat'. Artinya, hubungan kedua pemimpin masih erat," kata dia.

Herianto tidak mempermasalahkan bila relasi antara presiden berkuasa dengan mantan presiden tetap erat. Tetapi, kata dia, hal tersebut dinilai belum saatnya. Apalagi kemarahan publik terhadap Jokowi terus meningkat. 

Editorial Team