Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengakui bahwa praktik pungli di instansi kepolisian masih terjadi. Itu pula yang menyebabkan publik masih segan melapor ke polisi seandainya menjadi korban tindak kejahatan.
Meski begitu, Mahfud menggarisbawahi praktik tersebut tidak hanya terjadi di Polri. Instansi lain seperti TNI, hakim, hingga DPR juga masih ada praktik pungli.
Pernyataan itu untuk menanggapi keraguan survei tingkat kepuasan publik terkait penegakan hukum yang dirilis oleh Litbang Kompas pada Senin (21/8/2023). Hasilnya, persepsi kepuasan publik terkait penegakan hukum mengalami kenaikan menjadi 61,9 persen. Begitu juga persepsi publik terkait sektor politik dan keamanan ikut naik menjadi 79,3 persen.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyebut, tingginya kepuasan publik terkait sektor Polhukam berkontribusi besar terhadap tingkat kepuasan terhadap pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin. Berdasarkan Litbang Kompas, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi-Ma'ruf ada di angka 74,3 persen. Ini merupakan angka kepuasan tertinggi di periode kedua kepemimpinan Jokowi.
"Ya, (pungli) memang masih ada ya di mana-mana. Itu orang nakal masih ada di institusi apa saja. Kayak di DPR, hakim, kepolisian, hingga TNI, semua ada. Tetapi, secara umum kepuasan publik terhadap kinerja polisi terus meningkat," kata Mahfud menjawab pertanyaan IDN Times di Hotel Sultan, Jakarta Pusat pada hari ini.
Ia menambahkan, angka kepuasan terhadap penegakan hukum pada survei Litbang Kompas sebelumnya hanya 49 persen. Sehingga, Mahfud mengaku lebih percaya apa yang dihadirkan melalui survei Litbang Kompas dibandingkan keluhan dan kritik di media sosial.
"Saya kira yang ada di survei itu adalah pandangan masyarakat di seluruh Indonesia. Bukan hanya pandangan masyarakat di Jakarta yang main media sosial begitu. Jadi, kita patut bersyukur bahwa sektor Polhukam tahun ini adalah yang terbaik," tutur dia lagi.